Djamaluddin M Haz, PPA Lubangsa
GULUK-GULUK—Festival Kitabiyah yang dimulai sejak tanggal 27 Maret dan diakhiri pada tanggal 2 April itu kini menyisakan banyak kesan, terutama bagi para panitia pelaksana festival tersebut. Suka dan duka mereka rasakan saat melaksanakan tugas mereka menjadi panitia pelaksana lomba tersebut.
Dari awal hari pelaksanaan lomba, mereka sudah mengalami rintangan, yaitu para peserta lomba kurang semangat untuk mengikuti berbagai jenis lomba yang digelar panitia, sehingga di awal hari pelaksanaan mereka mengadakan evaluasi untuk mencari solusi agar para santri bisa mengikuti lomba yang diadakan oleh Jama‘ah (Jam‘iyyah al-Thalabah li Madrasah al-Diniyah) yang berada di bawah naungan Madrasah Diniyah tersebut. Dari hasil musyarawarh tersebut, Kemudian disepakti bahwa untuk menekan para siswa diniyah agar bisa mengikuti lomba, akan diinstruksikan pada wali kelas agar mereka (para siswa) dianjurkan untuk mengikuti lomba dengan semaksimal mungkin. Seperti yang dikatakan Aufal Marom, Mudir Madrasah Diniyah Lubangsa. “Saya sudah menginstruksikan pada seluruh wali kelas agar memberikan peringatan pada seluruh siswa agar mengikuti lomba dengan penuh semangat,” tuturnya.
Setelah instruksi itu dilakukan, lomba-lomba di Festival berjalan dengan lancar seperti apa yang diharapkan oleh seluruh panitia.
Yang paling menghebohkan lagi adalah ketika pelaksanaan lomba drama. Para penonton membanjiri halaman Masjid Jamik Annuqayah. Mereka bersorak dan senang melihat penampilan drama yang ditampilkan oleh utusan tiap kelas. Melihat kondisi yang semarak ini, para panitia merasa sangat gembira.
Pada hari Kami 2 April 2009, para panitia izin untuk tidak bersekolah. Ini dilakukan karena mereka bekerja keras untuk persiapan malam puncak Festival Kitabiyah. Meraka membagi tugas untuk melaksanakan pekerjaan yang dibutuhkan untuk malam puncak itu. Ada yang pergi memarani sound system, ada juga yang pergi untuk meminjam karpet. Pembagian tugas ini dilakukan agar seluruh kebutuhan yang diperlukan pada malam puncak itu semuanya bisa terpenuhi dengan baik. ”Panitia ingin memastikan bahwa malam puncak ini akan berjalan dengan sempurna,” tutur Muhammad Ali Fikri selaku ketua panitia.
Yang paling membuat para panitia dan seluruh siswa diniyah khawatir adalah ketika pada siang hari, sekitar pukul 11.00 WIB, langit mendung dan hujan pun turun, sehingga itu mengganggu jalannya persiapan malam puncak. “Saya khawatir jika hujan ini berlangsung sampai malam hari, halaman masjid akan menjadi becek dan itu akan membuat kami (siswa diniyah) akan kesulitan mengikuti acara ini,” ungkap Hafid, salah seorang siswa diniyah ketika itu. Tapi untungnya sekitar pukul 14.00 WIB hujan reda. Para panitia sangat bersyukur sekali.
Pada malam puncak itu, semuanya siswa diniyah merasa senang dan bahagia melihat penampilan sebelum acara dimulai yang diisi dengan penampilan-penampilan yang memukau. Salah satu penampilan yang paling membuat para santri joged-joged kepala adalah penampilan hadrah Nurul Fata dengan lantunan shalawatnya.
Setelah pra-acara selesai, dalam acara malam puncak yang menjadi perhatian santri adalah pengajian yang disampaikan oleh K.H. Qusyairi, pengasuh Pondok Pesantren Raudhatun Najiyah, Lengkong, Bragung. Pada pengajian ini K.H. Qusyairi berpesan agar para santri bisa bersabar hidup di pesantren. ”Orang itu harus susah terlebih dahulu, baru senang kemudian. Untuk itu kalian para santri yang sabar ya di pesantren ini,” tuturnya.
Setelah acara selesai, seluruh panitia bekerja membereskan barang-barang. Kemudian para panitia berkumpul di kantor madrasah diniyah dan kemudian tidur bersama di sana.
Pagi harinya, sekitar pukul 07.00 WIB, para panitia berkumpul kembali untuk membersihkan halaman masjid dan mengantarkan sound system.
Pada tanggal 7 April 2009 tepatnya pada malam selasa, para panitia mengadakan rapat untuk mengevaluasi jalannya acara yang telah dilaksanakan selama satu minggu itu. Dalam rapat itu dibahas berbagai masalah yang dinilai kurang baik selama pelaksanaan acara tersebut, seperti tentang konsumsi, keuangan, dan sebagainya.
Keluhan dan rasa bangga dari para panitia semuanya dicurahkan pada rapat evaluasi itu. “Saya merasa sangat lelah dengan adanya acara ini, karena banyak menyita waktu saya,” ungkap Salamun, salah satu panitia.
Mereka sangat bersyukur karena acara Festival Kitabiyah bisa dikatakan sukses. Ini semua berkat kerja sama para guru diniyah dan para pengurus Jama’ah. “Saya sangat bersyukur acara ini bisa terlaksana dengan sukses, meskipun banyak rintangan yang menghadang kami,” kata Ali Fikri selaku ketua panitia acara ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar