Minggu, Januari 27, 2013

Festival Bahasa Arab, Pancing Santri Berkompetisi


Musyfiqur Rahman, PPA Latee

Guluk-GulukSebagai paripurna ta’lim semester pertama, Pengurus Darul Lughah Departemen Penerbitan dan Pengembangan Bakat PP Annuqayah Latee mengadakan lomba yang dikemas dengan Festival Bahasa Arab. Festival ini sudah berlangsung sejak hari Senin (14/01) pekan yang lalu bertempat di serambi depan Darul Lughah.

Acara ini merupakan salah satu rangkaian program kerja Departemen Penerbitan dan Pengembangan Bakat yang telah dirumuskan sejak awal tahun. Tujuannya untuk meningkatkan semangat santri dalam mengembangkan potensi mereka di bidang bahasa Arab dan baca kitab dengan semangat kompetisi antarindividu ataupun antarkamar.

Dalam kegiatan kali ini, ada 13 macam lomba yang diadakan. Ada  yang bersifat individu seperti Baca Kitab, Baca Cerita, Pidato, Iklan, Baca Berita, Mengarang Cerpen, Mengarang Artikel, Terjemah dan Cari Kata dalam Kamus. Sedangkan yang bersifat kelompok (antarkamar) adalah Drama, Millionaire, Debat dan Keindahan Kamar.

Sejak awal pembukaan lomba, sudah tampak semangat untuk bersaing di antara wajah santri Darul Lughah, baik dalam lomba yang bersifat individu maupun kelompok. Dan ini memang sasaran utama yang harus dibidik dengan tepat oleh Pengurus Tanfidzi Darul Lughah, mengingat semakin meningkatnya angka santri Darul Lughah yang menjadi delegasi lembaga formal di luar Darul Lughah, seperti Markaz Al-Lughah Al-Arabiyah, MA Tahfidh Annuqayah, MA 1 Annuqayah, MTs 1 Annuqayah. Dan alhamdulilah rata-rata mereka tidak pulang kecuali dengan rasa syukur penuh kemenangan.

Ada banyak kesan menarik dari santri dalam pelaksanaan lomba ini. Moh. Amirullah, penghuni kamar nomor 06 mengatakan bahwa lomba saat ini sangat meriah, lebih-lebih lomba Millionaire, sebab lomba ini tidak hanya membutuhkan kemampuan berbahasa Arab, namun harus juga didukung dengan wawasan dan kemampuan berpikir tangkas masing-masing peserta. Yang membuatnya lebih berkesan adalah digunakannya instrumen seperti lazimnya Who Wants To Be A Millionaire di televisi.


Namun hal lain yang menjadi tantangan besar bagi panitia adalah adanya banyak acara di luar Darul Lughah yang bersamaan, seperti Malam Penutupan Competition of Class (17/01) di MTs 1 Annuqayah yang juga berbenturan dengan salah satu lomba Darul Lughah. Akibatnya, jadwal harus direvisi karena banyak santri Darul Lughah tingkat MTs yang menghadiri acara Malam Penutupan itu.

Kami harus sabar dengan kondisi semacam ini, karena harus dengan teliti dan cermat merevisi jadwal berkali-kali. Tapi kami tidak mudah menyerah walaupun banyak tantangan bertubi-tubi tanpa dapat diprediksi,kata salah satu panitia Tim Lomba, Mu’allim Ach. Fauzi.

Festival Bahasa Arab ini berakhir dengan acara penutupan pada pukul 20.30-22.00 Senin  malam (21/1) kemarin. Acara penutupan bertempat di mushalla Latee dan dihadiri oleh Pengurus Harian PPA Latee, para guru dan semua santri serta Pengurus Darul Lughah.

Rabu, Januari 02, 2013

Ujian Semester Gasal Darul Lughah Baru Selesai



Musyfiqur Rahman, PPA Latee

Guluk-Guluk—Darul Lughah Al-Arabiyah Wal Fiqh As-Salafy, kompleks khusus santri Bahasa Arab PP Annuqayah Latee, baru selesai mengadakan ujian semester gasal. Ujian ini berlangsung sejak hari Ahad-Senin (30-31/12) di penghujung tahun 2012 kemarin.

Tidak kalah pada lembaga formal lainnya, Darul Lughah juga berkomitmen untuk senantiasa mengadakan evaluasi besar-besaran atas pencapaian program kerja para pengurus sejak awal tahun dan untuk mengukur semangat santri dalam mendalami ilmu agama dan bahasa Arab selama semester pertama. Tentu evaluasi ini diharapkan bisa menjadi acuan dalam menghadapi semester kedua nanti, setelah hasil semua rekapitulasi nilai dari masing-masing pelajaran rampung.

Sedangkan materi yang diujikan adalah materi Muhadatsah, Qawa’id, Baca Kitab dan Istima’, karena memang materi-materi inilah yang diajarkan selama semester pertama dan merupakan pelajaran yang sudah masuk pada kurikulum pendidikan di Darul Lughah.

Adapun hal lain yang sangat menunjang pada perkembangan kebahasaaraban dan tidak masuk pada kurikulum sangatlah banyak, seperti latihan-latihan yang biasa dilakukan setiap malam, semisal latihan debat, pidato, khat imla’, ataupun latihan yang dikemas dalam acara Iksada (Ikatan Santri Darul Lughah), yang dilaksanakan secara rutin setiap hari Jum’at pagi di serambi depan asrama.

Walaupun ujian kali ini hanya butuh waktu dua hari, namun para santri tetap semangat untuk mempersiapkannya. Sebab, untuk santri Darul Lughah, tidak ada kata “santai” meskipun ujian madrasah formal dan Madrasah Diniyah selesai.

Berkaitan dengan ini, Darul Lughah selalu tegas pada komitmennya (baca: undang-undang). Dalam undang-undang Darul Lughath sudah jelas bahwa santri yang tidak sampai pada batas minimal dalam suatu mata pelajaran maka ia akan mendapatkan perjanjian khusus dari Pengurus Departemen Pendidikan & Pengajaran Darul Lughah yang dalam hal ini Mu’allim Fathor Rozi dan Mu’allim A. Munawwir sebagai penanggung jawab dan harus disertai tanda tangan Ketua Tanfidzi dan Mudir ‘Am Darul Lughah. Karena itu, tidak ada alasan lagi bagi semua santri untuk tidak belajar dengan maksimal agar tetap bisa bertahan di kompleks bahasa Arab itu.

Hanya saja masih ada sebagian santri yang tidak ikut ujian disebabkan beberapa hal, seperti Ach. Ainul Yaqin Amrullah, santri mustawa Mutaqaddim sekaligus penghuni kamar nomor 08. Ia tidak bisa ikut ujian karena baru selesai menjalani operasi yang disebabkan penyakit hernia. Bahkan tidak hanya di Darul Lughah, di Madrasah Diniyah dan madrasah formal pun dia juga tidak ikut ujian karena memang tidak memungkinkan.

Lain lagi dengan Zainul Hasan, santri mustawa Mubtadi’ yang juga penghuni kamar nomor 08. Dia tidak ikut ujian di Darul Lughah pada materi Muhadatsah dikarenakan kelalaiannya sendiri. Menurut laporan Moh. Iqbal Anshari, salah satu temannya yang juga setingkat dengannya dalam mustawa Mubtadi’, dia tidak hadir karena ngantuk dan lelah.

Namun Darul Lughah tetap pada prinsipnya sebagaimana tahun-tahun yang lalu bahwa santri yang tidak ikut ujian sebab lalai, maka ganjarannya harus keluar dari Darul Lughah.

“Ya, kami tidak bisa memberi toleransi lagi. Tahun kemarin saja ada santri yang dikeluarkan karena tidak ikut ujian sebab tertidur. Tapi sekarang malah beda, tidak ikut ujian hanya karena alasan ngantuk dan lelah, dan ini sangat tidak masuk akal,tegas Kordinator Pengurus Departemen Pendidikan & Pengajaran Darul Lughah, Mu’allim Fathor Rozi, saat ditemui di kantor Darul Lughah.