Minggu, April 05, 2009

Kesenian Lubangsa Kembali Unjuk Aksi


Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa

GULUK-GULUK—Dua malam berturut-turut santri PPA Lubangsa disuguhi berbagai panggung hiburan. Setelah sukses menggelar Malam Puncak Festival Kitabiyah yang diadakan oleh pengurus Madrasah Diniyah Baramij al-Tarbiyah wa al-Ta’lim pada Kamis malam (2/4) lalu, Jum’at malam (3/4) kemarin giliran pengurus kesenian Lubangsa yang unjuk gigi di atas panggung hiburan.
Acara “Pentas Seni dan Pameran Kaligrafi” tersebut mengusung tema “Dengan Seni Kita Wujudkan Cinta dan Perdamaian”.
Ahmadi, ketua panitia dalam acara tersebut, mengatakan bahwa pentas seni kali ini adalah sebagai bahan evaluasi setiap tahun dan sebagai tali pengikat bagi seluruh organisasi kesenian yang ada di Lubangsa. “Kami disini bukan datang untuk bersaing menjadi yang terbaik. Kami datang untuk saling melengkapi,” ungkapnya.
Massuha, ketua koordinasi pengurus seksi kesenian, mengungkapkan bahwa kesenian adalah sebuah jalan untuk menciptakan cinta dan perdamaian. “Kesenian harus disejajarkan dengan spiritualitas agar kesenian itu bisa menghidupkan dimensi spiritual yang mengarah pada perdamaian,” ungkap pengurus PPA Lubangsa asal Beluk Kenek, Ambunten itu.
Sebagaimana Festival Kitabiyah, acara Pentas Seni dan Pameran Kaligrafi itu juga ditempatkan di depan Masjid Jamik Annuqayah. Semua santri begitu antusias mengikuti jalannya acara tersebut hingga akhir. Pengurus keamanan tak harus repot bermain kucing-kucingan untuk menggiring santri mengikuti acara tersebut.
Semua organisasi kesenian di Lubangsa pada malam itu menunjukkan penampilan terbaiknya. Di antaranya, Jam’iyyah Tahsin al-Khat al-Araby, Jam’iyyatul Qurra’, Jam’iyyah Nurul Fata, Sanggar Andalas, dan Club Teater Lubangsa (CTL) Pamor.
Pada kesempatan itu, turut hadir seniman muda Annuqayah, Kiai M Faizi. Beliau menyumbangkan penampilan apiknya dengan membacakan salah satu puisi yang berjudul “Penyair dan Buruh Tani”.
Khusus untuk penampilan teater, kedua teater andalan Lubangsa, yakni Sanggar Andalas dan CTL-Pamor, semuanya mengusung tema tentang potret buram negara Indonesia. CTL-Pamor memberi judul penampilan mereka Potret Hukum Indonesia, sedangkan Sanggar Andalas memberi judul Negeri yang Terbakar.

1 komentar:

M Mushthafa mengatakan...

ini foto penampilan kesenian apa ya? nasyid?