Selasa, April 21, 2009

Nirmala Intensifkan Bangun Malam dengan SMS

Sumarwi, PPA Nirmala

GULUK-GULUK—PPA Nirmala adalah sebuah pondok kecil yang jumlah santrinya berkisar 195 orang, mulai dari tingkat MI sampai mahasiswa. Meski demikian, di antara pesantren yang ada di komplek Pondok Pesantren Annuqayah, Nirmala adalah pesantren daerah yang pengurusnya mempunyai telepon seluler terbanyak. Bayangkan saja! Di antara 29 jumlah pengurus yang ada, hanya 3 orang pengurus saja yang tidak mempunyai telepon seluler.
Kepemilikan handphone tersebut tidak ilegal, tetapi sudah mendapat izin dari pengasuh harian PPA Nirmala, K.H. A. Hamidi Hasan, yaitu dengan mengisi surat pernyataan yang disedikan oleh pengurus. Di dalam surat pernyataan tersebut terdapat tanda tangan pengasuh, orang tua/wali pemilik handphone, ketua pengurus, dan pemilik handphone.
Di dalam surat pernyataan tersebut juga tertuang beberapa aturan. Misalnya, handphone hanya digunakan untuk komunikasi atau interaksi sosial positif dan menghindari distorsi ke arah interest sexual. Kemudian juga pemiliknya harus siap diperiksa oleh dewan pengurus atau pengasuh jika sewaktu-waktu diminta, dan masih banyak aturan lainnya.
Dalam rapat yang digelar Ahad malam (19/4) kemarin bersama pengasuh K.H. A. Hanif Hasan, Kiai Hanif meminta kepada Subaidi, salah seorang pengurus Nirmala yang juga staf Sekretariat PP Annuqayah Pusat, untuk bercerita mengenai kunjungan dan magang sejumlah guru Annuqayah di YPI Al-Hikmah Surabaya. Ada satu hal penting dalam cerita Subaidi malam itu, yaitu mengenai guru dan siswa Al-Hikmah rajin shalat tahajjud.
Namun sebenarnya yang paling penting adalah metode yang mereka gunakan untuk membangunkan para siswanya, yaitu dengan menggunakan pesan pendek (SMS) yang dikirim oleh wali kelas kepada siswanya. Penerima pesan pertama harus meneruskan SMS tersebut ke temannya yang sudah diatur urutannya, hingga SMS itu sampai pada siswa yang ada di daftar urutan terakhir. Kemudian siswa yang menerima SMS terakhir mengirimkan SMS kembali kepada wali kelas tadi sebagai pertanda bahwa mereka telah bangun. “Jadi kalau misalnya penerima SMS terakhir tidak mengirimkan SMS kepada wali kelas, dapat dipastikan ada siswa yang tidak bangun,” tutur Subaidi.
Dari itu, kemudian para pengurus yang hadir dalam rapat yang hanya dihadiri oleh pengurus yang memiliki telepon seluler diperintahkan oleh Kiai Hanif agar mempraktikkan metode tersebut. Beliau meminta daftar urutan yang akan menerima SMS itu diurut sesuai tingkat keseniorannya. “Agar kepercayaan pengasuh kita (Kiai Hamidi) ini menjadi barokah bagi kita,” tuturnya.
Setelah rapat selesai, ketua pengurus PPA Nirmala, A. Fadali, meminta sekretaris pengurus Nirmala untuk segera membuat daftar urutan pengurus yang akan menerima SMS.

Tidak ada komentar: