Jumat, April 17, 2009

Pengurus PP Annuqayah Adakan Pemutaran Laskar Pelangi


Ahmad Al Matin, PPA Latee

GULUK-GULUK—Setelah pada Kamis malam (9/4) lalu mengadakan Pemutaran film Laskar Pelangi untuk santri putri, pengurus Pondok Pesantren Pesantren Annuqayah kembali mengadakan pemutaran film yang sama untuk santri putra pada Kamis malam (16/4) kemarin. Pemutaran Film yang dihadiri oleh hampir semua santri putra Annuqayah yang berjumlah sekitar 2000 santri itu diletakkan di halaman MTs 1 Annuqayah Putra, sehingga halaman MTs 1 Annuqayah Putra dipenuhi santri yang ingin menyaksikan pertualang Ikal dkk.
Pemutaran film yang diproduseri oleh Mira Lesmana ini diawali pembacaan fragmen novel Laskar Pelangi oleh Fandrik Hs Putra, santri PPA Lubangsa asal Jember. Ketika film diputar, sontak suara teriakan tanda kegembiraan dari para santri yang hadir pada malam itu terdengar.
“Saya bersyukur sekali dengan hadirnya teman-teman santri ke tempat ini, dan terima kasih atas tanggapan seriusnya,” ungkap K. Mushthafa, sekretaris pengurus Pondok Pesantren Annuqayah yang memberikan sambutan pada acara tersebut.
Berbagai tanggapan dilontarkan para santri dengan adanya pemutaran film ini. Faza Binal Alim misalnya mengungkapkan bahwa dia senang sekali dengan adanya pemutaran film Laskar Pelangi ini. “Akhirnya setelah menunggu cukup lama untuk bisa nonton Laskar Pelangi malam ini keinginan saya itu tercapai,” kata Faza. Dia juga mengatakan bahwa versi filmnya tidak jauh berbeda dengan novelnya. “Sama-sama seru. Apalagi pas Ikal dan kawan-kawan ikut karnaval, lebih lucu,” lanjutnya sambil tersenyum.
Hal senada juga diungkapkan oleh Harirurrahman. Dia merasa senang sekali dengan adanya pemutaran film ini karena acara seperti menurutnya sangat jarang ada di Annuqayah. “Ini kesempatan yang jarang ada di Annuqayah jadi senanglah,” kata Harir. “Kalau masalah cerita, seru banget meski pun saya tidak tahu novelnya kayak apa. Dan film membuat saya berpikir dua kali untuk tidak sekolah,” lanjutnya ketika ditanyakan pendapatnya tentang film yang disutradarai oleh Riri Reza ini.
Film yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata dengan judul yang sama ini bercerita tentang sepuluh orang siswa dan dua orang guru luar biasa, Pak Harfan dan Bu Muslimah, dari pedalaman Pulau Belitong, Sumatera Selatan, yang mempertahankan sekolah mereka yang hampir ‘punah’ disebabkan ketidakpedulian masyarakat dan pemerintah pada satu-satunya sekolah yang berbasis agama di sana.

Tidak ada komentar: