Rabu, Desember 30, 2009

10 Muharram, Santri Lubangsa Berbondong-Bondong Puasa Sunnah

Jamaluddin M Haz, PPA Lubangsa

Datangnya 10 Muharram 1431 H pada hari Ahad kemarin (27/12) disambut baik oleh santri Lubangsa, yaitu dengan melakukan puasa sunnah bersama. Puasa sunnah ini dilakukan oleh 90 % santri Lubangsa.

Pengurus menghimbau agar seluruh santri melaksanakan puasa sunnah pada tanggal 10 Muharram. Himbauan itu disampaikan oleh pengurus PK (peribadatan dan kepesantrenan). Pengurus juga memampangkan pengumuman dan hadits-hadits tentang keutamaan berpuasa pada tanggal 10 Muharram tersebut.

Pada saat waktu sahur sekitar pukul 02.30 WIB, Lubangsa sudah ramai dengan santri yang memasak untuk melaksanakan sahur bersama. Suasana sahur pada malam itu tidak ada bedanya dengan suasana sahur pada bulan puasa.

“Saya senang bisa melakukan puasa sunnah 10 Muharram ini, karena, sebagai santri saya harus bisa melakukan ajaran-ajaran Islam dengan baik,” ungkap Abd. Basith salah satu santri yang berkamar di blok D/1 itu.

Puasa sunnah 10 Muharram oleh sabagian santri dianggap sebagai bentuk apresiasi terhadap terciptanya kalender Islam, yang dalam pembentukannya penuh dengan perdebatan. Tak lupa juga ada sebagain santri yang menjadikan 10 Muharram sebagai media untuk mengenang hijrahnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah.

Menjelang waktu buka puasa, banyak santri yang sibuk mempersiapkan buka puasa mereka masing-masing. Ada yang sibuk memasak dan ada juga yang membeli persiapan buka puasa di kantin. Di kantin Lubangsa putri, sekitar pukul 17.35 WIB santri masih memadati kantin tersebut.

Ketika adzan Maghrib dikumandangkan, santri dengan nikmat melaksanakan buka puasa. Masjid yang biasa sudah ramai dengan suara santri yang mengaji Al-Qur’an, pada malam itu sepi, karena santri masih ada di pondoknya masing-masing.

Setelah santri berbuka puasa, mereka kemudian berbondong-bondong berangkat ke masjid untuk melakukan shalat jamaah Maghrib bersama K.H. A. Warits Ilyas selaku pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa.

Selasa, Desember 29, 2009

Nufa Membuat Master Untuk Album Ketiga

Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa

Perjalanan Jam’iyyatul Hadrah Nurul Fata (Nufa) PPA Lubangsa hingga saat ini masih tetap eksis dengan tembang-tembang islaminya. Hal itu dibuktikan dari dua album yang telah dirilis pada tahun sebelumnya. Album yang pertama dengan judul Ya Abal Hasan dan yang kedua berjudul Fi Hubbi.

Untuk menambah koleksi albumnya, Nurul Fata saat ini sedang merilis album terbaru. Jum’at kemarin (25/12), kelompok yang dipimpin oleh Maswari itu melakukan pengambilan gambar klip video volume 3 di depan Masjid Jamik Annuqayah. Pengambilan gambar itu berlangsung seru. Banyak kesalahan yang dilakukan oleh para personelnya, utamanya dari segi gerakan. Hal itu dikarenakan mereka grogi, sebab di samping para santri yang melihat penampilan tersebut, juga banyaknya wali santri yang pada saat itu sedang mengunjungi anaknya sempat melihat penampilan mereka.

Hal itu diungkapkan oleh Maswari, salah satu pengurus seksi kesenian yang menaungi kelompok seni tersebut. Ia mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan dalam pola gerak tersebut dikarenakan banyaknya personel yang baru, sehingga mereka masih agak kaku dengan hal tersebut.

“Kami akui memang. Tapi, saya tetap optimis mereka juga akan bisa beradaptasi. Maklum, mungkin ini pengalaman pertama bagi mereka,” ungkapnya.

Seluruh lagu dari album ketiga tersebut diciptakan oleh Ahmad Yani dan bekerja sama dengan Jaya Baya Record Surabaya. Selain mengambil gambar di depan Masjid Jamik, tempat yang akan diambil gambarnya pula adalah disekitar bukit Lancaran STIK Annuqayah.

“Itu (pengambilan gambar) masih akan kami tawarkan pada pihak studio, apa cocok atau tidak. Kami hanya sebatas berusaha,” tambahnya.

Senin, Desember 28, 2009

Sanggar Pelangi MI 3 Annuqayah Reboisasi di Bukit Lancaran


Muhammad-Affan, PPA Al-Furqaan Sabajarin

Untuk pertama kali, Komunitas Sanggar Pelangi MI 3 Annuqayah melakukan reboisasi (reforestation) di Bukit Lancaran. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis 24 Desember 2009, bertempat di sebelah timur Kampus STIK Annuqayah.

Acara yang diikuti oleh 43 siswi, 2 orang guru, dan 2 orang fasilitator ini dimulai dengan pembukaan, kemudian dilanjutkan dengan diskusi pengantar bertema ‘Mengapa Kita Melakukan Penghijauan’, dipandu oleh Mega Eka Suciyanti, fasilitator Sanggar Pelangi MI 3 Annuqayah. Meski hanya berlangsung sekitar 15 menit, diskusi berjalan cukup aktif.

Beberapa diantara mereka langsung mengemukakan pendapat dan alasannya. Acara seremonial ditutup dengan pembacaan ‘Doa Ekologi’, doa untuk keselamatan alam, dipimpin oleh Ibu Roziqoh, salah satu guru MI 3 Annuqayah yang turut hadir bersama Ibu Homaidah, S.Pd.I.

Selanjutnya, Roziqoh menentukan lokasi tempat penanaman bibit. “Bibit-bibit ini kita tanam di lahan-lahan yang kosong,” katanya, memberi pengantar. Dalam hitungan menit, 25 bibit sudah tertanam. Proses penanaman cukup singkat karena anak-anak sudah menyiapkan peralatan (arit dan pisau besar) untuk menggali lubang.

Jumlah bibit paling banyak dari jenis bibit asam. Sisanya, bibit mangga dan salak. Siti Mailah, salah satu Fasilitator Sanggar Pelangi yang juga hadir pada acara tersebut menjelaskan, “Pada proses pembibitan di awal kami memang tidak menentukan jenis bibitnya. Biarkan anak-anak sendiri yang memilih dan membenih. Ternyata mereka banyak memilih biji asam. Selain bijinya mudah didapat, tanaman ini juga cukup efektif untuk menjaga keseimbangan alam,” katanya, menjelaskan.

Beberapa saat kemudian, gerimis turun. Hal ini tentu menguntungkan, utamanya untuk bibit yang baru saja mereka tanam. Sebelum pulang, anak-anak berteduh di serambi kampus STIK Annuqayah. Sembari menikmati snack yang mereka bawa dari rumah masing-masing, mereka menyanyi dan bercerita. Menjelang pukul 17.00 WIB anak-anak pulang ke rumah masing-masing.

Berita ini dikutip dari Blog Madaris 3 Annuqayah.

Minggu, Desember 27, 2009

Pengurus Nirmala Direshuffle

Sumarwi, PPA Nirmala

GULUK-GULUK—Tim Formatur Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Nirmala mereshuffle struktur kepengurusan tahun pendidikan 2009-2010. Surat Keputusan No:02/SK/PPA.DN/XII/1431 dibacakan Jum’at kemarin (25/12) malam oleh Ahmad Fadali, salah satu anggota Tim Formatur sebelum acara rutin Kultum (kuliah tujuh menit) dimulai.

Penambahan, pengurangan, dan pergantian jabatan ini tidak terjadi di semua seksi, akan tetapi hanya di beberapa seksi saja seperti di P2O (pramuka, PMR, dan olahraga), di seksi Penerbitan dan Perpustakaan dan BINKADIS, dan lain-lain.

Tim Formatur yang beranggotakan 6 orang yaitu Mahmudi Abdul Halim, S. Pd.I, Ahmad Fadali, S. Pd.I, Subaidi, S. Pd.I, M. Kamil Ustadzi, S. Th.I, Ali Makki Khairi, S. Pd.I dan Abd Wasik Dasuki telah berhasil mereshuffle beberapa stuktur kepengurusan. Yang paling diutamakan dalam perubahan susunan struktur ini adalah di seksi BINKADIS (seksi pembinaan keamanan dan kedisiplinan) karena di seksi ini minim kader.

Mulanya pengurus BINKADIS hanya ada 2 orang saja, setelah direshuffle bertambah 2 orang lagi yaitu Lutfi Imam dan Mahsun. Mahmudi yang awalnya menjadi koordinator sekarang hanya menjabat sebagai anggota saja digantikan oleh Lutfi Imam.

A. Fadali, anggota Tim Formatur, mengatakan bahwa perubahan susunan struktur ini karena ada sebagian pengurus salah jabatan, mengingat potensi yang dimilikinya tidak sesuai dengan jabatan yang ia emban.

"Ini hanya reshuffle tahap awal saja. Ada kemungkinan akan ada reshuffle lagi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi," ujar Fadali.

Berbeda halnya dengan yang diungkapkan oleh Ketua Pengurus dan anggota Tim Formatur, Ali Makki bahwa perubahan struktur ini hanya dalam rangka mensinergikan kinerja pengurus agar lebih bertanggung jawab.

Lutfi Imam, koordinator baru pengurus seksi bidang BINKADIS, setelah shalat jama'ah isya' memberikan sambutan di hadapan para santri dengan penuh semangat. Bagi Lutfi jabatan ini adalah tanggung jawab besar yang harus ia emban.

"Sekarang saya adalah panglima para santri sekalian, meskipun secara fisik saya kurang pas untuk menjabat di seksi ini," tuturnya.

Dalam jabatan barunya ini Lutfi sudah merancang beberapa model cara menindak santri. Ia menyebutnya dengan 5K, yaitu Kasih Sayang, Kekeluargaan, Kekompakan, Keharmonisan, dan Kekerasan. Jika keempat "K", lanjut Lutfi, tidak mempan dalam menindak santri yang bermasalah, maka terpaksa "K" yang terakhir akan diberlakukan, yaitu kekerasan.

"Oleh sebab itu, dukunglah saya untuk merealisasikan program saya ini," ujarnya.

Kebetulan malam sebelumnya memang ada kasus. Sebelum mengakhiri sambutannya, ia memanggil beberapa daftar nama santri yang bermasalah.

Sabtu, Desember 26, 2009

Pramuka, Ekstra Kurikuler Baru di MI 3 Annuqayah


Muhammad-Affan, PPA Al-Furqaan Sabajarin

Tahun ini kegiatan ekstra kurikuler MI 3 Annuqayah bertambah satu lagi: Pramuka. Tidak tanggung-tanggung, Kepala Sekolah MI 3 Annuqayah, H.M.Mahfud Manaf, A.Md, meminta khusus kepada Kak Mundarin, S.Pdi, Ketua Gudep Pramuka Annuqayah, untuk membimbing langsung siswi-siswi MI 3 Annuqayah secara intens.

“Saya berharap dengan bimbingan Kakak senior Pramuka Annuqayah, Pramuka MI 3 Annuqayah bisa menjadi yang terbaik,” ucapnya, mantap. Dalam kegiatan ini Kak Mundarin mengajak Kak Mamat, salah satu kader fasilitator Pramuka Annuqayah. Meski tergolong baru berjalan dan merupakan kegiatan ekstra yang tidak diwajibkan, peserta Pramuka MI 3 Annuqayah terus bertambah. Kalaupun ada diantara mereka yang tidak ikut, kendalanya karena tempat tinggal yang jauh atau karena berbenturan dengan sekolah sore (diniyah) dan kegiatan pondok. “Saya ingin ikut pramuka tapi rumah saya jauh, takut kalau pulang sendirian,” kata salah satu siswi kalong kelas 3 MI.

Untuk mendukung kegiatan yang pertama kali dilaksanakan pada 11 Oktober 2009 yang lalu tersebut, pihak sekolah menganggarkan dana secara khusus pembelian seragam pramuka dan dibagikan secara gratis kepada seluruh siswi MI 3.

Selain kapabilitas fasilitator yang sudah tidak diragukan lagi, kegiatan ini juga didukung oleh lokasi Madaris III yang memiliki halaman sangat luas, sehingga anak-anak betah berlama-lama mengikuti materi. Seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya, sesi materi dilaksanakan di ruangan kelas kemudian dilanjutkan sesi belajar sambil bermain (game) di halaman Laboratorium Madaris III Annuqayah.

“Saya senang, siswi MI 3 sangat semangat dalam kegiatan ini,” kata Kak Mundarin ketika diminta pendapatnya tentang keaktifan anak-anak dalam kegiatan tersebut.

Hingga saat ini kegiatan Pramuka sudah berlangsung 9 kali tatap muka. Adapun materi yang dipelajari meliputi; Arah Angin dan LKBB, Arti Pramuka, Dasa Dharma Pramuka, dan Tri Satya Pramuka. Pada pertemuan terakhir, 20 Desember 2009 kemarin, Kak Mamat membagi anak-anak menjadi 3 regu. “Nah.. sekarang sudah ada tiga regu; Regu Mawar, Melati, dan Bougenville. Regu ini sebagai regu resmi kalian dan tidak perlu pindah-pindah lagi. Pada pertemuan mendatang kita akan lebih banyak belajar sambil bermain. Masing-masing regu harus berlomba menjadi yang terbaik,” ujarnya, disambut sorak sorai peserta. Pertemuan tersebut dihadiri sebanyak 43 siswi dan kemungkinan akan terus bertambah.

Go Scouts MI3A.


Berita ini dikutip dari Blog Madaris 3 Annuqayah.

Minggu, Desember 20, 2009

ISI Rayakan 1 Muharram dengan Kajian Sejarah

Jamaluddin M Haz, PPA Lubangsa

Menyambut datangnya tahun baru Hijriyah 1 Muharram 1431 H, Ikhwanussubban Al-Islamiyyin (ISI) mengadakan kajian sejarah terbentuknya perayaan tahun baru Islam tersebut. Acara ini diselenggarakan pada malam Jum’at (18/12) yang lalu, bertempat di kelas XII IPS 1 MA 1 Annuqayah.

Perayaan yang diadakan oleh ISI ini diikuti oleh seluruh anggota dan pengurus ISI yang berjumlah tujuh puluh orang. Rasa bangga dalam merayakan 1 Muharram ini terpancar jelas dalam semangat seluruh peserta dalam mengikuti kajian ini.

“Saya sangat merasa senang bisa merayakan tahun baru Islam, karena dengan perayaan ini kita bisa menunjukkan pada dunia bahwa kita punya kelender sendiri,” uangkap Halfi salah satu anggota ISI.

Perayaan ini mengambil tema Eksistensi 1 Muharram di Era Digital. Dengan tema ini organisasi ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana kondisi 1 Muharram di mata dunia pada saat ini.

“Tujuan diadakannya acara ini karena kami merasa iri pada orang-orang yang merayakan 1 Januari dengan begitu meriahnya, baik itu orang muslim sendiri atau non muslim,” papar Yusron Hidayatullah selaku ketua panitia. Dia juga menambahkan agar seluruh peserta yang hadir bisa menyimak dengan seksama apa yang akan disampaikan oleh fasilitator pada malam itu.

Acara ini dimulai pada pukul 20.30 WIB dan berakhir pada 23.15 WIB. Pada acara ini hadir Ustad Abdul Basith sebagai fasilitator yang akan mengkaji tentang 1 Muharram. “Saya sangat merasa senang sekali bisa hadir pada hari ini dan bisa mengisi acara kajian ini bersama seluruh anggota ISI,” uangkap salah satu santri Latee tersebut.

Pada penyajian ini fasilitator mengupas habis tentang prihal 1 Muharram, terutama ada sejarah terciptanya kalender Islam tersebut. Beliau menyebutkan bahwa lahirnya kalender Islam ini dicetuskan pertama kali oleh Sayyidina Umar Bin Khattab, yang pada waktu itu mengumpulkan para sahabat untuk mendiskusikan rencananya untuk membuat kalender Islam.

Pada sesi diskusi, para audiens sangat antusias untuk bertanya tentang apa yang tidak dimengerti oleh mereka. Syauqi, salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Keislaman Annuqayah (STIKA), bertanya tentang orang-orang yang merayakan 1 Muharram dengan pergi ke tempat-tempat keramat.

Setelah acara selesai seluruh panitia membersihkan ruangan bersama-sama. Setelah ruangan dibersihkan mereka pulang ke pondok masing-masing.

Sabtu, Desember 19, 2009

TK-TPA Al-Wildan Meriahkan 1 Muharram 1431 H dengan Pawai

Sumarwi, PPA Nirmala

GULUK-GULUK—Jum’at (18/12) kemarin, TK-TPA Al-Wildan Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Nirmala Putri merayakan Tahun Baru Hijriyah, 1 Muharram 1431 dengan pawai. Sekitar lebih kurang 120 siswa-siswi TK ikut turun ke jalan meramaikan pawai ini. Para siswa dan siswi pawai dengan ditemani oleh para walinya.

Peserta diberangkatkan sekitar pukul 08.30 WIB, dimulai dari Mushalla PPA Nirmala dan berakhir di lapangan Kemisan, Guluk-Guluk. Peserta pawai dibagi ke dalam 7 kelompok, yaitu Siti Aisyah, Siti Maryam, Siti Fatimah, Siti Khodijah, Masyitoh, Aisyiyah, dan Robiah al-Adawiyah.

Tidak cuma TK Al-Wildan saja yang meramaikan pawai kemarin. Sejumlah lembaga juga ikut diundang seperti TK al-Qalam, Penanggungan, dan TK al-Azhar dari Lengkong Bragung.

Setelah para peserta sampai di lapangan, sebagian mereka ada yang membaca puisi, bermuhadatsah, bernyanyi bersama, dan menabuh hadrah.

Thoyyibatul Hasanah, Ketua Panitia kegiatan sekaligus Ketua Pengurus Nirmala Putri mengatakan bahwa tujuan diadakannya kegiatan ini ialah dalam rangka menanamkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW dan menyiarkan kepada khalayak umum bahwa tahun Hijriyah 1430 sudah berakhir.

“Saya berharap dengan bermuhasabah mengenai segala perbuatan dan amal yang telah kita lakukan selama ini, kita akan benar-benar hijrah,” tutur Toy.

“Walaupun cuma sedikit yang merayakan, kami tetap termotivasi untuk mengadakan kembali tahun depan,” tambahnya.

Acara pawai kemarin dimeriahkan dengan kelompok musik drum band Duta Band yang diundang dari Desa Penanggungan Guluk-Guluk.

Minggu, Desember 13, 2009

Pondok Khadim Pengasuh Nirmala Dibobol Maling

Sumarwi, PPA Nirmala

GULUK-GULUK—Pondok khadim (pembantu) pengasuh K.H. A. Hamidi Hasan dibobol maling, Jum’at (12/12) siang kemarin. Pada saat kejadian, penghuni sedang tidak ada di pondok karena pergi ke masjid untuk menunaikan Shalat Jum’at.

Pondok yang terletak di sebelah utara Perpustakaan Nirmala ini memang agak rawan, karena selain jauh dari keramaian juga dekat dengan jalan yang dilalui oleh khalayak umum. Keadaan sepi dan waktu yang sempit ini dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pencuri untuk melancarkan aksinya.

Edi Susianto (24), salah seorang penghuni pondok, baru menyadari bahwa kamarnya dimasuki maling setelah dia pulang dari masjid melihat isi lemarinya acak-acakan. Dia juga sempat memeriksa kamar sebelahnya. Ternyata lemari milik Sudiono, teman yang tinggal di sebelah timur pondoknya, terbuka lebar. Tanpa pikir panjang dia langsung memberi tahu Sudiono.

Setelah Sudiono mengecek seluruh isi lemarinya, celana jeans dan casing handphone miliknya raib dibawa kabur maling. “Beruntung tadi saya tidak meninggalkan HP dan dompet saya di sini. Tapi anehnya sabuk yang melekat pada celana saya itu tidak dibawa,” tuturnya terheran-heran.

“Tadi sebelum berangkat ke masjid, perasaan saya memang tidak enak. Rencananya HP saya mau dicas, tetapi saya khawatir banget untuk meninggalkan HP saya di kamar ini. Akhirnya saya bawa meskipun sak baju penuh dengan barang-barang,” tambahnya.

Menurut seorang saksi mata, Khairul Mubarik (25), salah seorang penjaga toko ABC (Annuqayah Bussines Center), dia melihat seoarang laki-laki duduk dengan santai di sebelah barat pondok khadim, padahal di masjid sudah dikumandangkan iqamah.

“Raut wajahnya kusam dan kumuh. Dia memakai jaket biru, kopiah nasional dan bersarung,” aku Mubarik yang kebetuan lewat di situ dengan terburu-buru menuju Pondok Nirmala.

“Saya ingat betul orangnya, tetapi kayaknya dia bukan santri dan tetangga dekat daerah sekitar di sini,” tambahnya.

Sementara ini yang bisa dilakukan oleh Sudiono hanya berusaha mencari informasi lebih lanjut tentang kemungkinan pelaku pencurian barang-barangnya.

Sabtu, Desember 12, 2009

OSIS SMA 3 Annuqayah Adakan Seminar Sanitasi Lingkungan

Siti Nujaimatur Ruqayyah, PPA Karang Jati Putri (Assaudah)

OSIS SMA 3 Annuqayah memang tidak pernah jemu mengadakan seminar bertema tentang lingkungan. Apalagi saat ini merupakan detik-detik musim pancaroba. Kamis kemarin, 10 Desember 2009, mereka melaksanakan seminar sanitasi lingkungan yang merupakan salah satu program divisi kebersihan dan kesehatan.

Seminar yang diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat terutama generasi muda tentang pentingnya pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari ini sengaja menghadirkan nara sumber dari UPTD Puskesmas Guluk-Guluk yang diwakili Bapak Syafruddin Syaf, A.Md. Kes. Kurang lebih ada 50 peserta yang hadir dalam acara tersebut. Selain siswa, acara ini juga dihadiri oleh masyarakat sekitar lingkungan Madaris III Annuqayah, di antaranya alumni SMA 3 Annuqayah sendiri.

Awalnya Mus’idah, S.Pd.I, pembina OSIS, mengaku cemas kalau-kalau acara akan tak terlaksana, karena hingga sampai pukul 09.00 WIB nara sumber tidak kunjung tiba. “Namun akhirnya saya bisa bernafas lega, dari kejauhan saya melihat ambulans. Itu pasti dari UPTD Puskesmas,” katanya. Meskipun Bapak Syafruddin hanya sebagai perwakilan dari Kepala UPTD Puskesmas yang saat itu berhalangan, tapi seluruh panitia tetap bersyukur karena acara masih dapat berjalan dengan lancar dan sukses.

Acara tersebut juga dimeriahkan oleh Paduan Suara Madaris III Annuqayah (PARAMARTA), yang selain membawakan Himne dan Mars Madaris juga menyanyikan lagu lingkungan.

Bapak Nasir pun, Waka Kurikulum SMA 3 Annuqayah dalam sambutannya memberikan nilai plus pada OSIS yang telah berinisiatif mengadakan acara tersebut.

Pembahasan tema fokus terhadap lingkungan sekolah dan pesantren, namun tidak begitu luas, sebab nara sumber lebih suka pada dialog. Namun beliau sempat mengupas mengenai penyakit-penyakit yang biasa diderita oleh santri, seperti bisul dan diare, mulai dari gejalanya hingga cara mengatasinya. “Namun sayang, Bapak nara sumber malah memberikan jalan akhir dengan memakai obat yang berbahan kimia. Padahal saya tidak suka obat-obatan,” kata Ummul Karimah, siswa yang saat itu bertugas sebagai perekam proses.

Materi segera ditutup dan waktu untuk dialog lebih panjang. Saat dialog dimulai seluruh siswa dan masyarakat yang hadir pro aktif serta berebut bertanya. Moderator sudah membuka dua termin penanya. Termin pertama dengan tiga penanya dan termin kedua dengan enam penanya. 10 orang penanya tersebut bertanya dengan pertanyaan yang beraneka ragam. Bahkan dari masing-masing penanya tak hanya satu pertanyaan, namun berisi tiga atau lebih.

Tapi sayangnya masih saja banyak peserta yang tidak kebagian untuk bertanya, karena nara sumber punya kesibukan dan harus segera berangkat ke kantor. Peserta diminta untuk mengontak langsung menggunakan nomor telepon yang beliau berikan.

Berita ini dikutip dari Blog Madaris 3 Annuqayah.

Jumat, Desember 11, 2009

Nonton Bareng Film 2012, Bayar 500 Rupiah

Sumarwi, PPA Nirmala

GULUK-GULUK—Puluhan santri Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Nirmala Kamis (10/12) kemarin malam nonton bareng film 2012, bertempat di Mushalla lantai II Nirmala. Kegiatan ini dimonitoring oleh para Pengurus Perpustakaan Nirmala. Para santri yang ingin nonton film dikenakan biaya sebesar Rp.500. Hasil dari penjualan tiket ini dipergunakan untuk membayar sewa LCD Proyektor ke sebuah lembaga di PP Annuqayah dan sisanya akan dimasukkan sebagai pendapatan perpustakaan.

Sejumlah pengurus perpus mulai sibuk sejak setelah pembacaan Shalawat Barzanji untuk menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari laptop, sound system dan semacamnya. Tampak Affan Ready, penanggung jawab kegiatan ini, paling sibuk mengkoordinasi teman-temannya. Sebelum acara pemutaran film dimulai santri, yang masih berdiam di Mushalla Lt II disuruh turun terlebih dahulu agar diketahui antara santri yang membeli tiket dan yang tidak.

Pemutaran film yang dimulai sekitar pukul 19.30 WIB dan berakhir kira-kira pukul 22.30 WIB ini disambut meriah oleh para santri. Terbukti para santri saling berebut untuk masuk ke ruangan lantai II. Tidak hanya kalangan santri saja yang menonton, sebagian pengurus juga ikut meramaikan nonton bareng ini, dan juga ada beberapa santri dari luar Nirmala yang hadir.

Affan mengatakan bahwa pemutaran film 2012 ini dalam rangka menjawab kegelisahan para santri yang selama ini bertanya-tanya tentang film yang begitu menghebohkan ini. Bahkan sempat beredar info bahwa akan benar-benar terjadi kiamat sungguhan. Selain itu film ini adalah film terbaru yang layak ditonton.

“Semoga kegelisahan mereka terjawab dalam pemutaran film ini,” ungkapnya di sela-sela pemutaran film kemarin malam.

”Pemutaran film semacam ini tidak akan hanya ada pada malam ini saja. Besar kemungkinan akan diadakan setiap setengah bulan sekali. Kami masih ingin bermusyawarah dengan teman-teman,” tambahnya.

”Sejak kemarin saya cuma mendengar cerita dari seorang teman di sekolah, kayaknya ceritanya seram banget, namun ternyata tak seseram yang saya bayangkan kemarin. Saya lihat ada yang lucu dari film ini yaitu ketika semua mati dan alam ini hancur ada beberapa orang yang masih hidup,” kata Ali Buldan, salah seorang santri yang masih duduk di bangku Aliyah.

Hikmah yang dapat diambil dari film ini, lanjut Buldan, adalah kehancuran bumi ini yang membuat kita teringat pada mati—juga kiamat.

”Saya yakin kehancuran dunia pada kiamat yang sesungguhnya nanti lebih dari yang digambarkan dalam film itu,” tuturnya

Santri menilai ending film ini mirip dengan cerita Nabi Nuh As yang membuat sebuah kapal untuk ummatnya.

Kamis, Desember 10, 2009

PSG Gelar Acara Bertajuk “Meraih Mimpi Bersama Bapak Sirojul Muntaha”

Ummul Karimah, PPA Karang Jati Putri (Assaudah)

GULUK-GULUK—Pemulung Sampah Gaul (PSG) Madaris 3 Annuqayah adakan acara santai bertajuk “Meraih Mimpi Bersama Bapak Sirajul Muntaha”, Senin (07/12) kemarin.

Acara tersebut sebenarnya acara rapat evaluasi kerja dan tasyakkuran. Namun karena Mus’idah Amin mengundang Sirojul Muntaha, sesepuh IPPNU, maka jadilah acara tersebut memiliki 3 agenda. Mus’idah juga mengatakan bahwa acara tersebut tak lain untuk memupuk semangat para peserta. “Dengan ini anak-anak diharapkan bisa sebih memantapkan diri menjadi pahlawan lingkungan,” katanya.

Acara yang dimulai pada pukul 12.00 WIB dan bertempat di Laboratorium IPA Madaris 3 Annuqayah itu, berjalan lancar, meskipun Sirojul Muntaha selaku pembicara hadir terlambat. Ia datang pas saat acara dialog akan dimulai. Hal ini sempat membuat risau para anggota PSG yang berjumlah 72 dan 3 guru pembimbing yang hadir, yaitu Mus’idah, Syaiful Bahri dan Bekti Utami. Namun begitu, rasa risau tersebut tertepis oleh semangat Sirojul Muntaha yang berkobar dan tertular kepada seluruh anggota saat dialog dimulai.

Begitu panjang dialog siang itu, hingga acara berlangsung cukup lama namun santai. Ini dirasakan oleh Istifadatul Qamariyah salah satu anggota Tim Pupuk Organik yang mengatakan bahwa ia menyukai acara tersebut. “Kami bisa mengeluhkan kesulitan tim kami. Mungkin beliau bisa membantu membuka jalan keluar bagi kami. Juga Tim Sampah Plastik yang kini seluruh mesin jahitnya sekarat,” katanya dengan nada khas Katawang Lao’nya.

Adapun hasil dari rapat panjang tersebut cukup banyak dan menarik. Di antaranya Syaiful Bahri yang mengusulkan agar pengukuran volume samapah segera ditindak lanjuti. Dengan mantap ia mengatakan bahwa ia sanggup mendampingi dan membuatkan alat pengukuran sampah yang dibutuhkan untuk Madaris 3 khususnya dan Annuqayah pada umumnya. “Kalau masalah alat gampang. Saya akan buatkan dan kita cukup sepakati saja kapan waktu pengukurannya. Pagi sebelum siswa datang, atau siang setelah siswa pulang,” imbuhnya panjang lebar, yang langsung disambut dengan tepuk tangan.

Berita ini dikutip dari Blog Madaris 3 Annuqayah.

Selasa, Desember 08, 2009

Study Comparative FKAPP Makassar ke PP Annuqayah

Sumarwi dan Fandrik HS Putra

GULUK-GULUK—Sejumlah anggota Forum Komunikasi Antar Pondok Pesantren (FKAPP) Makassar mengadakan study comparative ke berbagai pondok pesantren di Pulau Jawa, salah satunya ke Pondok Pesantren Annuqayah. Senin (07/12) kemarin rombongan itu tiba di PP Annuqayah sekitar pukul 15.15 WIB dengan menggunakan 2 mobil Xenia hitam. Ketika memasuki lingkungan PP Annuqayah mereka terlebih dahulu berkeliling ke berbagai komplek daerah pesantren sebelum memasuki area MA 1 Annuqayah Putri.

Rombongan yang berjumlah 14 orang tersebut disambut langsung oleh Ketua Pengurus PP Annuqayah, Drs. K.H. A. Hanif Hasan di ruang pertemuan MA 1 Annuqayah. Turut menyambut pula sejumlah Masyayikh di antaranya, Drs. K.H. A. Warits Ilyas dan K.H. Ahmad Basyir AS. Acara yang berlangsung selama kurang lebih satu jam itu diisi dengan silaturrahmi dan sharing bersama mengenai prospek pondok pesantren ke depan.

Drs. Muhlis Chalik selaku pembicara dari FKAPP menyebutkan bahwa tujuan meraka berkunjung ke Annuqayah adalah bersilaturrahmi, sharing bersama dan meminta tausiyah mengenai pengembangan pondok pesantren yang baik. Beliau juga menguraikan beberapa permasalahan yang dialami pesantren-pesantren di Makassar. Salah satunya adalah santri ketika berada di lingkungan pondok pesantren menjadi liar padahal menurutnya seharusnya santri itu jinak.

"Kami sudah mengajarkan kitab klasik seperti kitab Ta'limul Muta'allim, agar santri bisa berakhlakul karimah dengan baik, akan tetapi mereka tetap saja liar," ungkapnya.

Sebagai pengenalan kepada para rombongan FKAPP mengenai PP Annuqayah, Kiai Warits memulai dengan menguraikan sejarah berdirinya Pondok Pesantren Annuqayah dan perkembangannya sampai saat ini. Beliau juga menyinggung mengenai lembaga-lembaga pendidikan dan daerah-daerah di Annuqayah beserta para pengasuhnya.

"Pertama kali pondok pesantren ini bukan bernama Annuqayah, tetapi bernama Pesantren Guluk-Guluk. Sejak didirikan pada tahun 1887, alhamdulillah kami telah melahirkan santri yang bisa berperan penting di masyarakat," tutur beliau.

Beliau juga mengatakan, meski PP Annuqayah terdiri dari berbagai daerah, bukan lantas berjalan sendiri-sendiri. Ada bentuk penyatuan yang dilakukan oleh pengasuh antar daerah, semisal penyatuan lembaga pendidikan formal. Para kiai dan asatidz saling mengisi pengajian kitab antardaerah. Santri juga boleh mengikuti pengajian kitab ke daerah mana saja. Beliau juga sedikit mengupas mengenai SPP di PP Annuqayah yang relatif murah.

"Dari tingkat TK sampai tingkat MA para siswa tidak dipungut SPP, hanya ada sumbangan sebesar 30 ribu untuk pesantren selama satu tahun. Madrasah Diniyah, gurunya tidak digaji. Mereka mengajar sebagai bentuk pengabdian terhadap pesantren untuk mendapat barokah," ungkap pengasuh PPA Lubangsa tersebut.

Setelah itu, dilanjutkan dengan sesi pertanyaan dari pihak FKAPP. Namun yang ditanyakan hanya satu pertanyaan. Menurut Drs. Muhlis Chalik, pertanyaan-pertanyaan itu sudah bisa dijawab ketika berkeliling Annuqayah.

Sebagai penutup pada acara itu, Kiai Basyir menutup dengan doa. Setelah itu, para peserta pulang. Sebelum pulang, beberapa peserta masih mengabadikan kunjungan ke Annuqayah, yaitu melakukan foto bersama dengan beberapa santriwati yang kebetulan pada waktu itu berada di sana.

Senin, Desember 07, 2009

Pelantikan Ketua STIK Annuqayah dan Kepala MA 1 Annuqayah Putri Masa Bakti 1430-1434H./2009-2013M.


Suasana prosesi pelantikan Ketua STIKA dan Kepala MA 1 Putri



Pembaiatan (pembacaan ikrar) Kedua Pimpinan
dipimpin Ketua Dewan Masyayikh K. H. Ahmad Basyir AS


Sambutan Ketua STIK Annuqayah 2009-2013, Drs. K.H. M. Abbadi Ishom, M.A.

Sambutan Kepala MA 1 Annuqayah Putri 2009-2013, Drs. K.H. Muhammad Muhsin Amir

Tausiyah Dewan Masyayikh oleh K. H. A. Warits Ilyas
Para undangan berbondong-bondong memberikan ucapan selamat usai acara

Selasa, November 24, 2009

Peserta Principal Mentoring Keliling Annuqayah


Jamaluddin M Haz, PPA Lubangsa

Setelah selama satu hari (18/11) mengikuti penyajian seputar Annuqayah, para peserta Principal Mentoring pada hari kedua (19/11) selanjutnya diajak berkeliling pesantren dan madrasah yang ada di Annuqayah. Tepat pada pukul 08.15 WIB para peserta bersiap-siap di halaman Madrasah Aliyah 1 Annuqayah Putri untuk keliling.

Para peserta Principal Mentoring yang berjumlah dua puluh satu orang itu berangkat dengan membawa tujuh mobil yang akan mengantar mereka menuju tempat yang sudah disepakati oleh panitia. Lokasi pertama yang dikunjungi adalah Sekolah Tinggi Keislaman Annuqayah (STIKA). Di tempat ini para peserta Principal Mentoring melihat STIKA dari dalam mobil saja dan tidak turun langsung ke halaman.

Dari STIKA, rombongan langsung menuju lokasi kedua yaitu SMA 3 Annuqayah. Di SMA 3 Annuqayah peserta disambut oleh Direktur Madaris 3 Annuqayah yaitu K. Faizi, M. Hum. Di tempat ini para peserta disuguhi dengan berbagai penampilan yang menarik. Salah satunya adalah musik tradisional yang dimainkan oleh siswi SMA 3 Annuqayah. Penampilan musik tradisional ini banyak menarik perhatian para peserta Principal Mentoring. Peralatan yang digunakan cukup sederhana, dan lagu yang dibawakan adalah lagu bernuansa islami.

Di SMA 3 para peserta turun langsung ke halaman madrasah. Tempat yang pertama kali dikunjungi adalah perpustakaan. Di sana mereka dilayani oleh dua pustakawan SMA 3 Annuqayah dan para peserta Principal Mentoring dipersilakan untuk melihat-lihat dan menikmati buku yang disediakan di perpustakaan ini.

Selain musik tradisional, para peserta juga melihat bengkel kerja kelompok Pemulung Sampah Gaul (PSG). Di tempat itu para peserta melihat sampah yang sudah dikelola menjadi tas oleh kelompok siswa Madaris 3 Annuqayah. “Saya sangat kagum sekali melihat karya anak-anak SMA 3 Annuqayah ini, karena mereka bisa mengelola sampah menjadi barang yang berharga,” ungkap Drs. Abbas Pandi dari SMAN 12 Makasar.

Setelah berkunjung ke SMA 3, Bapak Damanhuri, M. Ag selaku protokoler mempersilakan para peserta Principal Mentoring untuk kembali ke rombongan masing-masing dan rombongan kemudian menuju ke Herba Annuqayah, tempat penjualan jamu di Annuqayah. Setelah melihat-lihat di Herba, para peserta kemudian menuju ke MA 2 Annuqayah. Di sekolah ini para peserta tidak turun langsung ke lokasi, tetapi hanya melihat dari dalam mobil saja.

Sasaran selanjutnya adalah Madrasah Aliyah 1 Annuqayah Putra. Di tempat ini para peserta disambut oleh Group Drumband MAIA-Kustik yang dimainkan oleh siswa MA 1 Annuqayah dan rombongan langsung dipersilakan untuk memasuki kantor MA 1 Annuqayah Putra.

Setelah berbincang-bincang dengan guru-guru MA 1 Annuqayah, rombongan langsung menuju ke Lubangsa Putri. Di tempat ini mereka langsung menuju dapur yang biasa dipergunakan untuk memasak oleh santri dan mereka sempat berbincang-bincang dengan salah satu santri yang kebetulan memasak. Para peserta juga melihat dan mengunjungi asrama santri.

“Saya kurang percaya bahwa satu kamar itu sampai diisi oleh tiga puluh orang,” tutur Bapak Ahmad Yamani, dari SMAN 1 Syamtalira Aron.

Jelang siang, kunjungan selesai. Selanjutnya, para peserta Principal Mentoring kembali ke lokasi acara dan mereka menikmati hidangan makanan ringan yang disediakan oleh panitia.

Senin, November 23, 2009

Catatan Ringan Bersama Peserta Principal Mentoring

Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa

Matahari masih belum menampakkan diri. Suasana masih dibalut dingin karena di beberapa hari ini hujan turun. Di Sekretariat Annuqayah (19-11), para peserta Principal Mentoring baru saja bangun dari tidur lelapnya. Ada satu peserta yang sudah bengun dan berdiri di depan kantor Sekretariat Annuqayah.

Bapak Masykuri, Kepala MAN Rembang, sedang memesan jajanan kecil dari orang yang biasa menjajakan makanannya setiap pagi ke kantin-kantin yang ada di Annuqayah. Ia juga memesan kopi. Beliau adalah salah satu peserta yang menginap di Sekretariat Annuqayah. Sedangkan yang lainnya adalah Bapak Wardoyo (SMAN 1 Bandung), Ibrahim Abdurrahman (SMAN 1 Tanah Luas), Hasbi (SMAN 1 Matangkula), Ahmad Yamani (SMAN 1 Syamtalira Aron), dan HMBC Laqof (MD Raudatut Talibin Rembang).

Saya bertegur sapa dengannya dan ia menyuruh saya untuk membantu membawa pesanannya ke dalam kamarnya. Bermula dari segelas kopi, pembicaraan pun mengalir. Ia bertanya apakah itu kopi asli (ditubruk sendiri) atau kopi instan. Saya menjawab itu murni buatan sendiri. “Masih natural, Pak,” kata saya. Lalu diikuti gelegar tawa semua peserta di kamar itu.

Peserta yang lainnya menyambungkan pembicaraan. “Kalau di Bandung, kopinya tidak seperti ini, rasanya agak asam,” ucapnya.

Lalu, pembicaraan kami semakim meluas kepada perbandingan budaya di daerah mereka masing-masing. Dari kerapan sapi sampai penyebaran penduduk Madura. Kalau saya ceritakan semuanya di sini, tulisan saya akan menjadi sangat panjang.

”Masyarakat Madura di mana saja pasti ada. Di Bandung ada yang dari Madura. Pertama ia menjual sate Madura dengan gerobak, tapi sekarang ia tidak menggunakan gerobak lagi. Ngapain dengan gerobak, wong gerobak itu sekarang sudah menjadi restoran,” ungkap Bapak Wardoyo yang tampak paling lucu dari sekian peserta Principal Mentoring.

Entah mengapa percakapan yang dimulai dari segelas kopi itu akhirnya mengarah pada perbincangan terorisme di Indonesia yang akhir-akhir ini melanda negara tercinta kita ini. Dalam hal ini yang paling banyak bercerita adalah HMBC Laqof. Ia masih keluarga dalem dari Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang. Ia banyak bercerita tentang Imam Samudra.

“Kalau Gus Mus—sapaan akrab KH Mustofa Bisri, pengasuh PP Raudlatut Thalibin, Rembang—untuk meredam doktrinnya (Imam Samudra) mudah sekali. Hanya dengan berkata ’Masak pantas mengucapkan takbir dengan melempar orang dengan batu’. Kalau kita amati makna itu kan, kita bisa sadar,” ucapnya.

Ia juga sedikit bercerita tentang diri Gus Mus terutama kelihaiannya dalam membaca potensi santrinya. Masih banyak pembicaraan yang masih belum terurai dalam tulisan ini. Namun inilah cerita yang paling berkesan pada diri saya.

Minggu, November 22, 2009

Berbagai Hiburan dan Kreativitas Santri Mengiringi Acara Principal Mentoring


Ach. Fannani Fudlaly R, PPA Lubangsa

Dalam rangka ikut memeriahkan acara Principal Mentoring yang diselenggarakan oleh PP Annuqayah bekerja sama dengan Sampoerna Foundation 18-19 November, bermacam kreativitas santri di lingkungan Annuqayah pun disajikan.

Pada hari pertama, hari Rabu (18/11), peserta Principal Mentoring dihibur dengan penampilan Hadrah Nurusshabirin oleh siswa Madrasah Aliyah 1 Annuqayah Putra. Tak kalah dengan santri putra, siswi Madrasah Aliyah 1 Annuqayah Putri (MA 1 A Pi) menampilkan tarian tradisional atau lebih dikenal dengan samman yang membuat para peserta, panitia, dan sebagian siswi yang menyaksikan bersorak ria.

Fahmi (20), misalnya, yang merasa bahwa penampilan yang ditampilkan sangat mengesankan, berkomentar, “Saya merasa kagum dengan penampilan-penampilan yang disuguhkan kepada peserta Principal Mentoring. Meskipun persiapannya belum begitu matang tapi mereka dapat menampilkan yang terbaik bagi para peserta,” ungkap bendahara panitia pelaksana Principal Mentoring tersebut.

Selain itu, peserta Principal Mentoring yang terdiri dari kepala-kepala sekolah dari berbagai kota di Indonesia itu juga diajak mengunjungi stand-stand yang memamerkan hasil kerajinan tangan berupa hasil daur ulang sampah plastik dan keterampilan siswi MA 1 A Pi serta beberapa media cetak berupa majalah atau buletin yang diterbitkan santri Annuqayah.

Hari berikutnya, Kamis (19/11), para peserta juga dihibur dengan beberapa penampilan, di antaranya adalah aksi siswa MA 1 A Pa berupa pertunjukan drama oleh Sanggar Kotemang dan Jam’iyah Nurusshabirin untuk kedua kalinya.
Pada sesi terakhir acara Principal Mentoring (penutupan) peserta diajak untuk bersenandung dengan alunan paduan suara oleh siswi MA 1 A Pi sekaligus pemberian kenang-kenangan kepada seluruh peserta Principal Mentoring dan Program Officer (PO) Sampoerna Foundation.

Sabtu, November 21, 2009

Annuqayah Jadi Tuan Rumah Principal Mentoring Sampoerna Foundation


Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa


Dalam kerangka Program Peningkatan Mutu Madrasah kerja sama dengan Sampoerna Foundation, Pondok Pesantren Annuqayah mengadakan acara Principal Mentoring yang dihelat selama dua hari (18-19/11) di aula MA 1 Annuqayah Putri.


Pembukaan acara ini dimulai pada pukul 08.00 WIB, Rabu 18 November dengan diformat dalam bentuk diskusi bertema “Pendidikan Pesantren di Tengah Sistem Pendidikan Nasional” dengan narasumber Darmaningtyas, pengamat pendidikan yang telah menerbitkan beberapa buku tentang dunia pendidikan.


Acara ini diikuti oleh 21 kepala sekolah yang bekerja sama dengan Sampoerna Foundation, termasuk Kepala MA 1 Annuqayah Putra dan Kepala MA 1 Annuqayah Putri. Kepala-kepala sekolah itu berasal dari berbagai kota di Indonesia, seperti Padang, Bukit Tinggi, Menado, Makasar, Bandung, Depok, Surabaya, dan sebagainya. Termasuk juga dari Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang.


Dalam sambutannya, Drs H Amir Ma’ruf selaku program officer MQIP Sampoerna Foundation sedikit menguraikan tentang bentuk pendidikan di pesantren dan membandingkan dengan pendidikan non-pesantren.


Setelah itu, acara dibuka oleh Dewan Pengasuh PP Annuqayah, Drs KH A Warits Ilyas. “Pertama kali yang akan saya sampaikan, selamat datang kepada seluruh peserta di PP Annuqayah ini,” ungkapnya sebelum membuka acara tersebut.


Ia juga menuturkan sedikit banyak tentang sejarah berdirinya Annuqayah. Hal itu menurut beliau agar para peserta tahu tentang perjalanan pendidikan di PP Annuqayah.


Setelah acara itu dibuka, Darmaningtyas, selaku narasumber pada saat itu membahas tentang perbandingan pendidikan non-pesantren dengan pendidikan pesantren, baik sekolah formal maupun non-formal. Ia menuturkan beberapa kelebihan pendidikan pesantren, seperti biayanya yang relatif murah, dan sebagainya.


“Pendidikan pesantren menjadi solusi alternatif dari mahalnya pendidikan nasional. Meski relatif murah, tetapi tidak murahan, karena mereka (guru) lebih mementingkan atau percaya kepada barokah kiai atau pesantren,” ungkap penulis alumnus Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta itu.

Sabtu, November 07, 2009

Asap Sampah Baddhungan Ganggu Warga Sekitar

Sumarwi, PPA Nirmala

Atas instruksi Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Nirmala, K.H. Moh. Afif Hasan, Rabu pagi (04/11) sekitar pukul 05.23 WIB puluhan santri Nirmala berbondong-bondong menuju tempat pembuangan sampah di Baddhungan, arah timur laut komplek Nirmala, untuk memadamkan api yang membakar sampah sejak 3 hari sebelumnya. Ketua pengurus Nirmala, Ali Makki, dan pengurus seksi keamanan, Mahmudi, tampak juga ikut menemani para santri. Para santri Nirmala membawa peralatan seadanya, seperti ember, timba, gayung, dan bahkan gelas untuk minum.

Untuk memadamkan api, santri mengambil air di kamar mandi pondok putri. Lokasi baddhungan agak jauh dari pondok Nirmala putra, sehingga kalau mengambil air ke putra terlalu lama untuk bisa sampai lagi ke lokasi. Selain itu, sebagian santri juga mencoba meminta ke Pondok Al-Qayyumi.

Setelah beberapa kali disirami, asap yang mengepul sedikit demi sedikit berkurang walaupun api tidak dapat dipadamkan seluruhnya karena api sudah mengakar ke dalam sehingga agak sulit dipadamkan.

Asap yang ditimbulkan dari pembakaran sampah ini sangat mengganggu warga sekitar dan sejumlah pengendara yang lewat di sekitar tempat pembuangan sampah di Baddhungan, seperti diakui oleh Habib, salah seorang mahasiswa STIK Annuqayah asal Bragung.

”Kalau lewat di situ harus hati-hati karena asapnya bau sekali dan menghambat jarak pandang pengendara,” ungkapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Khalilah, 30, salah seorang warga dekat baddhungan. Dia merasa sangat terganggu dengan asap sampah tersebut karena asapnya sangat bau sekali. Tidak diketahui secara pasti siapa yang membakar sampah tersebut. Menurut dia ada salah seorang santri yang membakar sampah tersebut sekitar 3 hari yang lalu.

”Kalau sampean para santri merasa terganggu dengan bau asap ini, kami lebih terganggu lagi,” kata Khalilah dengan nada kesal.

”Sejak lama saya sudah bilang kepada para santri ketika membuang sampah agar tidak membakarnya,” ujarnya dengan nada sewot.

Kamis, Oktober 29, 2009

BPBA Bahasa Arab Adakan Rapat Konsolidasi

Ach. Fannani Fudlaly R, PPA Lubangsa

Biro Pengembangan Bahasa Asing (BPBA) Bidang Bahasa Arab yang beberapa hari lalu resmi dilantik bersamaan dengan pelantikan pengurus unit di lingkungan PP Annuqayah daerah Lubangsa lainnya pada hari Ahad malam (25/10) mengadakan rapat konsolidasi yang membahas tentang perjalanan BPBA ke depan.

Rapat konsolidasi ini dipimpin langsung oleh ketua baru BPBA Bidang Bahasa Arab yaitu Moh. Naedy, bertempat di kantor BPBA Bidang Bahasa Arab. “Saya mohon kepada semua pengurus BPBA bidang bahasa Arab baik pengurus lama ataupun yang baru agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, karena bagaimanapun kita di sini dalam keadaan mengemban amanat,” papar santri asal Batu Putih itu.

BPBA adalah salah satu organisasi unit di bawah naungan pengurus seksi Pendidikan, Pengajaran dan Pengembangan Keilmuan (P2PK). Pada rapat konsolidasi tersebut turut hadir langsung koordinator pengurus seksi P2PK, Imam Abdurrahman, yang pada saat itu sempat memberikan sedikit pencerahan kepada pengurus BPBA Bidang Bahasa Arab dengan menunjukkan sebuah dalil akan betapa pentingnya bahasa Arab. “Imam asy-Syafi’ie mengatakan bahwa manusia menjadi buta agama, bodoh dan selalu berselisih paham lantaran mereka meninggalkan bahasa Arab,” tegas mahasiswa STIKA itu.

Dia juga menambahkan agar nantinya semua program kerja dapat terlaksana dengan baik. Karena itu, dibutuhkan kekompakan, dan tidak perlu memperbanyak dalam membuat program kerja. “Saya berharap kepada semua pengurus BPBA Bidang Bahasa Arab agar satu sama lain ada kekompakan, dan supaya nantinya program kerja terealisasikan semuanya maka otomatis program kerjanya jangan terlalu banyak. Itu semua demi kebaikan BPBA Bidang Bahasa Arab dan Lubangsa ke depan”.

Hal senada juga disampaikan oleh salah satu pengurus BPBA Bidang Bahasa Arab yaitu Itsbatul Haq, yang mengatakan bahwa suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar apabila setiap elemen yang ada dapat saling membantu antara satu dengan yang lain. “Kita di sini tak ubahnya sebuah sapu lidi. Apabila kita bersatu, saya yakin dapat membawa BPBA ke arah yang lebih baik. Dan jika tidak, maka yang terjadi adalah sebaliknya,” katanya.

Rapat konsolidasi tersebut berakhir dengan pembagian blangko program kerja yang nantinya akan dimusyawarahkan pada rapat pleno yang akan membahas dan mencanangkan program kerja yang disetujui selama satu periode.

Rabu, Oktober 28, 2009

Pramuka Nirmala Berpartisipasi di PARISABA

Sumarwi, PPA Nirmala

Rabu (28/10) kemarin, Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Nirmala mendelegasikan 10 santrinya untuk ikut berpartisipasi di ajang PARISABA (Perkemahan Ajang Silaturrahmi dan Perkenalan) di Lembaga Pendidikan Islam, Nurul Ulum, Pondok Pesantren Al-Mubarok Mandala Rubaru Sumenep. Perkemahan ini akan berlangsung selama lebih kurang empat hari yaitu sejak tanggal 28 s.d. 31 Oktober mendatang.

Sesuai jadwal keberangkatan yang telah ditentukan oleh pengurus P2O (Pramuka, PMR dan Olahraga) sekaligus pembina perkemahan ini, M. Nuruzzaman, mereka akan berangkat ke Rubaru tepat pada jam 06.00 WIB, namun sebelum berangkat mereka diharuskan untuk pamit kepada Pengasuh Harian PP Annuqayah Nirmala, K.H. A. Hamidi Hasan, sekaligus memohon doa restu agar mereka sukses dan agar tidak menemukan banyak halangan yang bisa membuat pasukan Pramuka Nirmala gagal.

Menurut Nuruz, Pramuka Nirmala tidak terlalu termotivasi untuk menang karena ini adalah yang pertama kalinya berkemah ke LPI (Lembaga Pendidikan Islam) Nurul Ulum.

”Memang kami tidak terlalu bernafsu untuk menang pada perkemahan kali ini, tapi paling tidak Pramuka Nirmala nantinya bisa memberi contoh dan memberikan kesan yang baik. Akan tetapi secara persiapan kami sudah sangat siap,” katanya, tepat sebelum mobil rombongan meninggalkan Nirmala.

”Syukur kalau kita bisa menang, itu akan menambah kebahagiaan kami karena bisa pulang dengan membawa tropi,” tambahnya.

Bagi Hafidz, anggota termuda Regu Predator ini, perkemahan kali ini diharapkan bisa memberikan makna dan hikmah sebab banyak kegiatan yang ditinggalkan untuk mengikuti perkemahan ini, misalnya sekolah formal dan sekolah di Madrasah Diniyah Nirmala (MADINA).

”Doakan kami, semoga menang,” ucap siswa yang masih duduk di bangku MTs ini.

Selasa, Oktober 27, 2009

STIKA Mewisuda 364 Mahasiswa

Sumarwi, PPA Nirmala

Sekolah Tinggi Ilmu Keislaman Annuqayah (STIKA) hari Sabtu (24/10) kemarin menyelenggarakan Rapat Senat Terbuka Dalam Rangka Wisuda Sarjana Program Strata Satu (S-1) yang bertempat di Auditorium as-Syarqawi Guluk-Guluk Sumenep. Wisudawan dan wisudawati berjumlah 364 orang, dengan perincian 237 putra dan 127 putri.

Acara wisudah ini dihadiri para pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah, Wakil Bupati Sumenep, pimpinan perguruan tinggi di Madura, dan tamu undangan lainnya. Kegiatan ini juga diliput oleh media elektronik seperti Madura Channel dan JTV.

Tiga peserta wisudawan dinobatkan menjadi wisudawan terbaik. Pertama, Widayanti, dari Pragaan, untuk jurusan PAI dengan IPK kumulatif 3,70. Kedua, Hana al-Ithriyah untuk jurusan Muamalat dengan nilai IPK kumulatif 3,60. Dan yang ketiga ialah Abdul Basith untuk jurusan Tafsir Hadits dengan nilai kumulatif 3,58.

Selain itu Stika juga menobatkan wisudawan berprestasi yaitu Ahmad Khatib. Dia berhak mendapatkan uang pembinaan sebesar satu juta rupiah dari STIKA. Mahasiswa kelahiran 2 Maret 1985 ini sudah beberapa kali menjuarai lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional yang diadakan di luar Madura.

Abdul Basith dalam sambutannya mewakili seluruh wisudawan mengaku sangat bangga dengan STIKA walaupun lokasinya sangat jauh dari keramaian. "STIKA telah terbukti mampu melahirkan insan-insan dan sarjana-sarjana yang beriman dan bertakwa kepada Allah,” kata Dangker, panggilan akrab Abdul Basith.

Dalam sambutannya, K.H. Ach. Mutam Mochtar, Ketua STIKA, memberi selamat atas prestasi yang diraih oleh para wisudawan dan wisudawati, dan mendoakan agar apa yang diperoleh bisa bernilai barokah. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada para orang tua mahasiswa yang telah memberikan kepercayaan kepada STIKA untuk mendidik putra-putrinya. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Pemprov Jatim yang telah memberikan bantuan untuk program Madrasah Diniyah dan Ekstensi, serta juga kepada tokoh masyarakat dan perwakilan Yayasan Annuqayah yang telah memberikan dukungan moral.

Sejak berdiri pada tahun 1984, STIKA sudah mempunyai 3 jurusan, yaitu Pendidikan Agama Islam (PAI), Muamalat, dan Tafsir Hadits(TH). Rencananya, STIKA akan membuka kuliah pasca sarjana (S-2), membuka jurusan B. Inggris, Matematika, dan Ekonomi Islam serta membangun sarana dan prasarana fisik.

”Tahun ini kami telah mampu menyelesaikan pembangunan gedung dan sudah digunakan terutama oleh para mahasiswa baru,” ungkap Kiai Mutam.

Beliau berharap kepada para wisudawan dan wisudawati agar bisa mengembangkan ilmunya dan dapat memberikan yang terbaik kepada masyarakat dan bisa benar-benar menjadi sarjana, berbudi luhur.

Sabtu, Oktober 24, 2009

Pelantikan Pengurus OSIS SMA 3 Annuqayah Dimeriahkan dengan Seminar


Ummul Karimah dan Siti Nujaimatur Ruqayyah, PPA Karang Jati Putri (Assaudah)

Pengurus OSIS SMA 3 Annuqayah periode 2009-2010 resmi dilantik Rabu (21/10) kemarin. Acara ini dimeriahkan dengan acara dialog bertema: Teroris dalam Perspektif Hukum dan Agama. Mus’idah, pembina OSIS SMA 3 Annuqayah, menuturkan bahwa pengurus OSIS meminta agar acara pelantikan tidak hanya sekadar melantik saja, tetapi ada semacam acara diolog yang bisa membuat siswa semakin tertarik untuk menghadiri acara ini. “Apalagi acara yang diangkat tentang terorisme, masih sangat hangat. Siswa dapat memperluas wawasan dan memberi penilaian secara tepat terhadap terorisme,” katanya.

Sebenarnya dialog tersebut akan dilaksanakan setelah acara pelantikan selesai. Berhubung Kiai Zainur Rahman, nara sumber dialog ini hadir lebih awal, maka dialog pun segera dimulai. Seharusnya acara tersebut juga dihadiri oleh nara sumber lainnya, yaitu Kapolsek Guluk-Guluk untuk mengupas tentang terorisme dalam perspektif hukum—sedangkan Kiai Zainur Rahman dari sudut pandang fiqih dan etika.

Namun sehari sebelum acara berlangsung pihak kepolisian mengonfirmasi panitia bahwa mereka tidak bisa hadir dikarenakan tidak diperbolehkan untuk mengisi seminar tentang terorisme. Pihak kepolisian tersebut mengaku bahwa untuk mengisi seminar ini harus meminta izin kepada Kapolwil, dan Kapolwil pun tak berani karena yang berhak mengisi hanya Densus 88. Akhirnya acara tersebut hanya dihadiri oleh Kiai Zainur Rahman saja.

Kiai Zainur, pengasuh muda PP Al-Muqri Prenduan ini, mengaku lebih berani dari Kapolwil. “Buktinya saya berani mengisi acara seminar ini dibanding Kapolwil,” tuturnya. Pernyataan ini membuat seluruh siswa SMA 3 Annuqayah dan para undangan tak dapat menahan tawa, hingga Habibah, salah satu peserta angkat komentar. “Kocak banget,” ujarnya sambil tertawa.

Mus’idah menilai ketidakhadiran Kapolsek Guluk-Guluk dengan alasan tersebut tidak masuk akal dan membuatnya kecewa. “Dari awal mereka sudah mengatakan bisa dengan mantap, tapi secara mendadak perubahan terjadi. Kalau cuma mengisi tentang perspektif hukum, seharusnya mereka bisa. Setidaknya secara mendasar saja dari pada tidak sama sekali,” ungkapnya.

Syukurlah, kehadiran Kiai Zainur dapat mengobati rasa kecewa panitia dan peserta. Hal ini juga dirasakan oleh Yuliatin, ketua panitia. Ia mengatakan bahwa acara ini cukup berjalan lancar dan pemaparan dari nara sumber sangat luas serta menarik. “Apalagi beliau memberikan izin kepada kami untuk memfotokopi buku hasil bahtsul masail NU tentang terorisme. Itu bukan sekadar menjadi obat tapi lebih,” katanya dengan nada tegas.

Selanjutnya setelah kegiatan ini berakhir, Dina Hava Novita Bramy selaku pembawa acara mengumumkan bahwa acara pelantikan akan dimulai. Seluruh pengurus OSIS baru yang memakai pakaian serba putih itu kembali diliput rasa tegang. Karena setelah mereka dilantik, mereka akan berhadapan dengan tanggung jawab yang besar.

Namun Ummul Karimah sebagai ketua OSIS lama sedikit memberikan obat penenang bagi mereka. Dalam sambutannya ia mengatakan bahwa meskipun namanya tidak tertera dalam struktur ia akan tetap membantu mereka. “Begitu pula dengan pihak sekolah, karena jika hanya pihak sekolah yang bekerja tanpa bantuan dari pihak OSIS maka sekolah akan kering. Demikian juga jika hanya OSIS yang semangat tanpa ada dukungan dari pihak sekolah maka sekolah akan banjir dari air mata,” tambahnya.

Moh. Nasiruddin, S.E., Waka Kurikulum SMA 3 Annuqayah, ternyata juga semakin memperkuat sambutan Ummul Karimah. Beliau menegaskan bahwa beliau akan siap membantu pihak OSIS baik moril ataupun materil. Selain itu beliau juga menambahkan dengan nasihat-nasihat yang kemudian dilanjutkan dengan memimpin pelantikan dan pembacaan ikrar. Saat pelantikan dan pembacaan ikrar ini berlangsung seluruh peserta diam dengan khidmat. Kebetulan acara ini dihadiri oleh undangan dari MA 1 Annuqayah Putri dan SMK Annuqayah Putri.

Kemudian tak lupa Mus’idah juga mengingatkan agar bukan hanya pengurus OSIS saja yang semangat tapi seluruh sisiwa juga harus ikut berpartisipasi. Qurratul Aini, ketua OSIS periode 2009-2010, dalam sambutannya juga mengharap demikian.

Berita ini dikutip dari Blog Madaris 3 Annuqayah.

Jumat, Oktober 23, 2009

Lubangsa Kekurangan Air

Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa

Kemarau yang berkepanjangan membuat seluruh santri PPA Lubangsa kesulitan mencari air baik untuk mandi, memasak bahkan untuk minun. Memang tidak seperti biasanya hal itu terjadi. Meski kemarau panjang, biasanya PPA Lubangsa tetap tidak kekurangan air seperti sekarang ini.

Waduk (tempat penampungan air) benar-benar kering. Kantin Sufi, kantin milik PPA Lubangsa yang bersebelahan dengan waduk yang berada di kawasan blok F, juga kekurangan air untuk minum. Bahkan penjaga kantin itu, Ilung, memasang tulisan “air habis” di depan jendela kantin itu.

“Air yang untuk diminum dan dimasak di sini mengambil jalur pipa yang sama dengan jalur yang ke jeding blok F dan dan waduk. Jika habis, di sini juga habis. Bahkan pagi sekali saya mengambil air minum di kawasan blok A yang di sana alirannya juga kecil,” ungkap ilung, penjaga kantin asal Lenteng, Sumenep.

Menurut pengakuan Ainurrasyidi, salah satu pengurus PSP (Pembangunan Sarana dan Prasarana), selain karena kemarau panjang, kekurangan air ini juga disebabkan adanya kerusakan pada alat pompa air yang ditempatkan di belakang asrama blok F/5 itu.

“Kami terlambat untuk mengontrol alat pompa air (diesel), sehingga waterpoom-nya rusak dan harus diganti dengan yang baru. Insya Allah besok sudah kembali normal,” ungkap mahasiswa semester III PAI STIKA itu Kamis kemarin.

Kekurangan air itu cukup mengganggu aktivitas kepesantrenan. Hal itu dirasakan oleh pengurus PK (Peribadatan dan Kepesantrenan). Santri telat datang ke masjid untuk salat berjama’ah atau mengikuti pengajian kitab turats karena disebabkan antri di kamar mandi menunggu giliran.

“Meski hal itu bukan kerja kami (menyediakan air), namun imbasnya juga terasa pada tugas kami. Walau itu bukan menjadi kendala yang serius, tapi cukup mengganggu juga,” ungkap Abd. Wasik, salah satu pengurus PK.

Kamis, Oktober 22, 2009

KP2 Lubangsa Adakan Rapat Konsolidasi

Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa

Seiring dilantiknya pengurus unit-unit kegiatan di lingkungan PPA Lubangsa, yang salah satunya adalah pengurus kru majalah Muara dan kru bulletin Kompak Senin yang lalu (19/10), maka, pengurus PPA Lubangsa seksi KP2 (Kepustakaan Pers dan Penerbitan) yang menaungi kedua unit kegiatan tersebut Rabu malam (21/10) mengadakan rapat konsolidasi.

Rapat konsolidasi yang dimulai pada pukul 21.00 WIB itu diikuti oleh 15 kru baru, baik dari kru Muara maupun Kompak. Pada kesempatan itu, rapat dimulai dengan silaturrahim bersama dengan memberi kesempatan kepada masing-masing kru baru untuk memperkenalkan diri.

Di samping itu, rapat yang dipimpin oleh Moh. Shabri Salim selaku koordinator pengurus seksi KP2 itu mensosialisasikan program kerja pengurus KP2 dalam kurun waktu satu periode berikut dengan langkah-langkah yang akan ditempuh selama satu tahun.

“Kekompakan dan kebersamaan dalam masalah apa pun amat diperlukan. Maka dari itu kita bangun solidaritas sekuat-kuatnya untuk membangun Lubangsa melalui media massa,” ungkap mahasiswa semester III jurusan Mu’amalat STIKA itu.

Dalam rapat itu juga dibentuk jadwal pemasangan koran dan jadwal piket kebersihan kantor.

Unit-Unit Kegiatan di Lubangsa Dilantik Bersama


Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa

Senin (19/10) kemarin, Pengurus Harian PPA Lubangsa mengadakan acara pelantikan pengurus unit kegiatan di lingkungan PPA Lubangsa yang meliputi pengurus kru majalah Muara dan buletin Kompak yang berada di bawah naungan pengurus seksi KP2 (Kepustakaan Pers dan Penerbitan), pengurus UKPP (unit kesehatan pondok pesantren) di bawah naungan pengurus KPO (Kesehatan dan Pembinaan Olahraga), FORSA (Forum Organisasi Santri Lubangsa) di bawah naungan P2O (Penerangan dan Pembinaan Organisasi), FORMASI (Forum Komunitas Seni Lubangsa) aliansi dari Jam'iyyatul Qurra’, Jam'iyyatul Hadrah Nurul Fata, Jam'iyyah Tahsin al-Khat, Sanggar Andalas, dan CTL-Pamor yang ada dibawah naungan Pengurus Kesenian, dan Biro Pengembangan Bahasa Asing (BPBA) bidang Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, serta pengurus KBML (Komunitas Belajar Mahasiswa Lubangsa) yang ada di bawah naungan pengurus P2PK.

Acara yang ditempatkan di halaman Masjid Jamik Annuqayah itu dihadiri oleh seluruh santri PPA Lubangsa itu mengusung tema “Revitalisasi Etos Kerja Pengurus Unit Kegiatan di Lingkungan PPA Lubangsa Demi Masa Depan Lubangsa” dimulai pada pukul 20.30 WIB dengan orator yakni Kiai Muhammad Hosnan A Nafi’, S.Ag.

Sebelum acara dimulai, para santri disuguhi beberapa penampilan apik dari komunitas seni Lubangsa yaitu pembacaan solawat yang dibawakan oleh Rawasis, pembacaan puisi yang dibaca oleh Moh Fiqih Ardyansyah dan sebagai hiburan paripurna adalah penampilan Jam'iyyatul Hadrah Nurul Fata.

“Ini adalah tahun pertama semua unit kegiatan di lingkungan PPA Lubangsa digabung. Dulu, tidak demikian dan yang melantik mereka adalah tiap-tiap pengurus yang menaunginya. Demi menjaga kekompakan maka untuk tahun-tahun berikutnya ini akan selalu digabung,” ungkap Moh. Samak selaku panitia pada acara tersebut.
Mohammad Ali Wafa S.Pd.I, selaku petua pengurus PPA Lubangsa dalam sambutannya menguraikan beberapa alasan mengapa pada tahun ini ada terobosan baru untuk menggabungkan pengurus unit. Salah satunya adalah menambah kekompakan dan mempersedikit anggaran pelantikan.

“Saya berharap dengan digabungnya pelantikan ini akan membentuk ikatan emosional yang kuat di antara pengurus unit sehingga sangat membantu menyukseskan visi misi dan program kerja pengurus Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa,” ungkap pengurus asal Ledokombo, Jember itu dalam kata sambutannya.

Rabu, Oktober 21, 2009

Puting Beliung di SMA 3 Annuqayah, Pohon Roboh

Ummul Karimah, PPA Karang Jati Putri (Assaudah)

Setelah 2 pekan sebelumnya (11/10) jurusan IPA SMA 3 Annuqayah pada khususnya berduka akibat Green House roboh, kini mereka ditimpa musibah kembali. Kencangnya angin pada musim kemarau saat ini mengakibatkan pepohonan serta bangunan roboh. Salah satunya pohon yang terletak di depan laboratorium IPA SMA 3 Annuqayah yang roboh pada hari Senin (19/10) kemarin.

Kedatangan angin puting beliung yang dalam skala terendah tersebut mengakibatkan sebagian genting berjatuhan akibat terjangan pohon berukuran 8 meter yang roboh tersebut. Kejadian yang terjadi saat proses belajar mengajar berlangsung tersebut membuat seluruh siswa terkejut dan berdiri di balik jendela untuk menyaksikan sumber suara yang berdentum begitu nyaring itu.

Memang pohon tersebut sudah kering. Namun, pohon tersebut tampak masih cukup kuat untuk bertahan hidup hingga musim penghujan datang. “Ternyata roboh, sampai rantingnya membuat atap beranda lab jadi bolong. Gentingnya pun berjatuhan,” ujar Musrifah, ketua kelas XII IPA yang saat itu menyaksikan secara langsung kejadian tersebut.
“Kejadian ini sepertinya sama dengan puting beliung yang terjadi di Jawa Tengah, yang juga menimpa gedung-gedung dan pepohonan di sekolah. Saya baca beritanya di Kompas hari ini,” kata Mus’idah Amin, Waka Kesiswaan SMA 3 Annuqayah, yang juga cemas akan kejadian ini. Ia juga mengajak anak-anak untuk bisa selalu berdoa agar kejadian ini tak terjadi kembali. “Yang saya takutkan kalau kejadian seperti ini terulang dan sampai memakan korban,” tambahnya.

Bekti Utami, guru penanggung jawab Laboratorium IPA SMA 3 Annuqayah, mengatakan bahwa genting-genting lab tersebut akan segera diperbaiki. “Untuk mengantisipasi datangnya musim hujan, harus segera diperbaiki, karena air hujan bisa saja masuk ke dalam kelas,” pungkasnya.

Berita ini dikutip dari Blog Madaris 3 Annuqayah.

Selasa, Oktober 20, 2009

Anggota Baru Menyerbu, PSG Adakan Penguatan Kapasitas

Ummul Karimah, PPA. Karang Jati Putri (Assaudah)

Pengurus PSG (Pemulung Sampah Gaul) Madaris 3 Annuqayah mengadakan acara penguatan kapasitas bertema “Mencetak generasi muda berwawasan lingkungan”, Ahad (18/10) kemarin. Hal itu dilakukan karena siswa Madaris 3 tahun ini yang bergabung dalam keanggotaan PSG begitu banyak dan harus diberi semacam pemanasan.

Siti Nujaimatur Ruqayyah, ketua panitia acara tersebut, mengatakan bahwa pelatihan semacam ini memang mesti dilakukan agar kader-kader baru dapat menambah wawasan dan kepeduliannya pada lingkungan. “Anggota yang baru ini akan digodok agar mereka tak hanya bisa berwacana tapi juga bisa berbuat sesuatu yang nyata,” imbuhnya.

Acara tersebut berjalan lancar dan cukup meriah, meski sangat sederhana. Kemeriahan tersebut juga didukung oleh anggota Paduan Suara Madaris 3 Annuqayah (Paramarta) yang tampil untuk menyanyikan mars lingkungan sebelum acara dimulai.

Selama acara berlangsung, anggota PSG yang berjumlah 80 orang itu begitu antusias dalam menyimak pemaparan yang disampaikan oleh nara sumber, Kiai Muhammad Zamiel El-Muttaqien yang merupakan ketua BPM (Biro Pengabdian Masyarakat) PP Annuqayah itu. Mengomentari hal ini, Mus’idah Amin—Waka Kesiswaan SMA 3 Annuqayah—angkat bicara. “Pemaparan yang disajikan oleh K. Miming (panggilan akrab Kiai Zamiel—red.) ringan dan menusuk. Cocok untuk ukuran siswa,” ujarnya.

Dalam pemaparannya, K. Miming juga sempat menyinggung tentang bagaimana cara membangun kesadaran lingkungan dari tahap yang paling mudah. “Mun e tobi’ sake’, jha’ nobi’en (Kalau dicubit sakit, jangan suka mencubit—red.). Jika ini dikaitkan dengan alam, demikian pula kalau dibakar panas, jangan suka membakar. Ini memang tahap awal, namun jika ini bisa dilakukan mungkin kita bisa memulai perubahan itu dari diri kita sendiri,” paparnya.

Setelah acara usai dan undangan dari sekolah lain pulang, anggota PSG masih bertahan di dalam aula Madaris 3 Annuqayah. Mereka berkumpul sesuai dengan divisi masing-masing, yakni tim sampah plastik, tim pangan lokal, dan tim pupuk organik. Mereka bersemangat untuk menyusun program kerja meski panas matahari begitu menyengat. Beberapa guru pendamping kegiatan cinta lingkungan juga hadir dalam kegiatan penyusunan program ini, seperti Mahmudi, S.Sos., yang beberapa bulan sebelumnya berhasil mengantarkan Tim Pupuk Organik masuk 15 Besar School Climate Challenge Competition British Council Jakarta.

“Mari menjadi pendekar alam!” pungkas Mus’idah setelah acara penyusunan program itu selesai.

Berita ini dikutip dari Blog Madaris 3 Annuqayah.

Senin, Oktober 19, 2009

OSIS dan DPS MA 1 Annuqayah Putra Selenggarakan Kongres

Jamaluddin M Haz, PPA Lubangsa

Setelah pemilihan ketua OSIS dan DPS Madrasah Aliyah 1 Annuqayah Putra selesai, kini pemilihan itu ditindaklanjuti dengan Kongres 2009 yang bertempat di kelas XII IPS 3 MA 1 Annuqayah Putra. Kongres ini membahas Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) OSIS dan DPS periode 2008-2009 dan pelantikan pengurus OSIS dan DPS periode 2009-2010. Kongres ini dihadiri oleh seluruh pengurus OSIS dan DPS yang baru akan dilantik serta pengurus yang masa pengabdiannya sudah selesai.

Kongres yang dilaksanakan pada hari Jum’at ini (16/10/09) memakan waktu selama satu hari penuh, sehingga para peserta banyak yang merasa kelelahan. “Kongres ini menguras tenaga kami, karena dilaksanakan selama satu hari penuh,” ungkap Mahfud, salah satu peserta kongres.

K. Muhammad Ali Fikri, S.Ag selaku Kepala MA 1 Annuqayah Putra memberi sambutan dalam acara ini. “Kongres ini seharusnya sudah lama terlaksana. Karena kendala apa kok baru hari ini pelaksanaannya?” sindirnya. Beliau juga menambahkan bahwa dirinya akan selalu memberikan dukungan penuh kepada seluruh pengurus OSIS dan DPS, karena beliau sadar organisasi sekolah itu adalah salah satu perangkat penting dalam rangka mengembangkan mutu dan kualitas siswa MA 1 Annuqayah Putra.

LPJ DPS dibacakan oleh Affan Ready selaku ketua DPS periode 2008-2009 dan Affan minta maaf kepada seluruh pihak atas kinerja DPS selama ini. “Saya mewakili seluruh pengurus DPS minta maaf atas tidak maksimalnya kerja kami selama satu tahun ini,” ungkapnya.

Setelah laporan pertanggung jawaban DPS selesai, seluruh peserta kongres istirahat untuk melakukan Shalat Jum’at dan mereka sepakat untuk kembali pada jam 12.30 WIB untuk melanjutkan agenda kongres selanjutnya.

Setelah seluruh peserta kongres hadir ke ruangan, maka dilanjutkan dengan pembacaan LPJ OSIS yang dibacakan oleh Munir Atlan selaku ketua OSIS periode 2008-2009. “Mudah-mudahan LPJ yang saya laporkan ini bisa menjadi bahan acuan untuk masa yang setelah saya,” ungkap siswa kelas tiga itu. Dalam pelaporannya Munir tidak banyak hambatan, karena, laporan yang dia buat telah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelum kongres dilakukan.

Agenda kongres berikutnya adalah pelantikan pengurus OSIS dan DPS masa juang 2009-2010. Sesi ini dipimpin langsung oleh Wakil Kepala Bidang Kesiswaan MA 1 Annuqayah Putra yaitu M Khalili Kn. Setelah pelantikan itu selesai seluruh peserta kongres pulang ke pondoknya masing-masing.

Minggu, Oktober 18, 2009

ISI-IKSAGG Adakan Pengajian Umum dengan Masyarakat Tambuko

Jamaluddin M Haz, PPA Lubangsa

Dalam rangka meningkatkan kemampuan santri dalam bersosialisasi dan bermasyarakat, Ikhwanus Syubban al-Islamiyyin (ISI) dan Ikatan Keluarga Santri Guluk-Guluk Ganding (IKSAGG) melaksanakan salah satu program kerjanya yaitu mengadakan pengajian umum dengan masyarakat. Mereka memilih komunitas masyarakat yang bisa menerima untuk bekerja sama dengan dua organisasi mereka itu.

Kegiatan tersebut dilaksanakan bersama masyarakat Tambuko dan pengajian umum dilaksanakan hari Senin malam (12/10/09) yang lalu.

Pengajian umum ini bertujuan untuk memberikan siraman rohani kepada masyarakat setempat. ISI dan IKSAGG, yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa, setiap tahun mengadakan acara pengajian yang bekerja sama dengan masyarakat. Demikian yang disampaikan Hafidz Efendi, ketua panitia kegiatan ini.

Dalam pengajian umum ini masyarakat Tambukoh dibuat terpana oleh penceramah yang hadir pada malam Selasa itu, yaitu K.H. A. Karim Ghafur.

“Seluruh manusia nantinya akan bertemu dengan yang namanya kematian, karena kematian adalah hal yang wajib terjadi pada manusia,” ungkap penceramah yang juga salah satu guru di Annuqayah itu. Beliau juga menambahkan bahwa ada tiga hal yang akan menyelamatkan pada orang yang sudah wafat dari siksa kubur yaitu: pertama, anak yang saleh, yang selalu mendoakan orang yang sudah mati. Kedua, ilmu yang bermanfaat. Ketiga, shadaqah jariyah, yaitu shadaqah yang mamfaatnya dirasakan oleh orang banyak.

Anggota ISI-IKSAGG yang hadir pada malam itu sebanyak dua ratus orang putra dan putri. Mereka merasa sangat senang bisa ikut pengajian ini, karena bisa bertemu dengan masyarakat langsung. “Saya sangat bangga pada ISI-IKSAGG, karena bisa terjun langsung ke tengah-tengah masyarakat dan ini mungkin sebagai langkah awal kita semua untuk terjun ke masyarakat nanti,” ungkap Tasiem salah satu anggota ISI. Dia berharap kegiatan kemasyarakatan seperti ini perlu ditingkatkan, karena menurutnya kegiatan pengajian seperti ini sangat bermanfaat sekali.

Acara pengajian dimulai pada pukul 20.00 WIB yang diawali dengan acara pra-acara yang dipandu oleh Ali Tsabit dan Khabir GL. Pada kesempatan ini para penonton dan undangan yang hadir disuguhi hiburan-hiburan yang bernuansa islami, seperti tarian Samman yang dibimbing oleh salah satu pengurus IKSAGG yaitu Athirah Annufus.

Setelah pra-acara selesai, kemudian dilanjutkan dengan acara yang dipandu oleh Du’ana Firdausiyah dan Jadilah. Acara pengajian ini berakhir lewat tengah malam dan diakhiri dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh K.H. A. Warits Ilyas, pengasuh PPA Lubangsa.

Sabtu, Oktober 17, 2009

Anak-Anak Sanggar Pelangi Membibit

Muhammad-Affan, PPA Al-Furqaan

Jum'at kemarin, 16 Oktober 2009, siswi-siswi Madrasah Ibtidaiyah III Annuqayah (MI3) yang tergabung dalam Sanggar Pelangi (SP) melakukan kegiatan pembibitan. Kegiatan pembibitan dimulai pukul 15.30-17.00 WIB bertempat sebelah barat Laboratorium IPA Madaris III Annuqayah, di lahan Kebun Jati Madaris III. Sebelum membibit, salah satu fasilitator MI 3 memberikan sedikit pengantar tentang kegiatan tersebut. “Kita makhluk organik, makhluk yang berasal dari alam dan selalu butuh kepada alam. Allah mengutus kita ke dunia juga untuk melestarikan alam. Oleh Karena itu kita harus membalas jasa baik budi alam dengan cara merawatnya dan melakukan penanaman pohon di lahan-lahan kosong,” kata salah satu fasilitator MI 3 membuka pengantar.

Pada kegiatan tersebut, masing-masing anak membawa plastik air kemasan bekas. Setiap anak juga diminta membawa biji atau bibit pohon minimal satu bibit atau satu biji. Hadir juga pada kegiatan tersebut beberapa siswi kelas 3 MI 3 Annuqayah. Meski tidak terlibat dalam kegiatan membibit, mereka tampak antusias mengikuti selama aktivitas berlangsung.

Selain kegiatan Sanggar Pelangi, terhitung sejak tanggal 11 Oktober lalu, MI 3 juga melaksanakan kegiatan Pramuka. Kegiatan ini dibimbing langsung oleh Mumdarin, S,Pdi, Kakak Pembina Pramuka Gudep Annuqayah. Kegiatan Pramuka dijadwalkan berlangsung seminggu sekali setiap ahad sore pukul 15.00-17.00 WIB. Meski tanpa seragam lengkap, anak-anak tetap semangat. Selain siswi kelas 6, siswi-siswi kelas 4 dan 5 MI 3 Annuqayah juga mengikuti kegiatan Pramuka tersebut.
"Saya ingin ikut, tapi di pondok ada kegiatan kalau sore," ungkap salah satu siswi MI 3 kelas 3 yang hadir menyaksikan kegiatan perdana Pramuka MI 3 Annuqayah.

Di samping Sanggar Pelangi dan Pramuka, tahun ini MI 3 Annuqayah juga melaksanakan kursus Matematika. Kursus Matematika dilaksanakan setiap hari Sabtu sore. Dalam hal ini, kepala Sekolah MI 3 Annuqayah, H.M. Mahfud Manaf, secara langsung mewajibkan kepada seluruh siswi MI 3 kelas 6 untuk mengikuti kursus Matematika.

"Pada tengah semester nanti, kalian semua juga wajib mengikuti bimsus sains dan Bahasa Indonesia yang akan dibimbing langsung oleh mbak-mbak fasilitator," ucapnya tegas. "Ini khusus kelas 6. Bagi yang lain disarankan juga untuk ikut," lanjutnya.


Berita ini dikutip dari Blog Madaris 3 Annuqayah.

Jumat, Oktober 02, 2009

Kegiatan Pesantren Kembali Aktif

Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa

Hari raya Idulfitri telah lewat beberapa hari yang lalu. Hari Selasa yang kemarin (29/09) Annuqayah kembali dipadati oleh para santri. Ya! Pada hari itu seluruh santri PP Annuqayah kembali ke pondok masing-masing. Ada yang tampak ceria karena kembali bersua dengan teman-teman yang sudah lebih dari satu bulan tidak berjumpa karena libur panjang, namun ada juga yang tampak murung karena baru saja melepas kenangan manis selama berada di kampung halaman.

Namun, pada saat itu aktivitas pesantren belum berjalan dengan maksimal. Pengurus memberi jangka waktu satu hari untuk santri agar bisa beradaptasi kembali dengan pesantren. Sebagaimana di PPA Lubangsa, pengurus baru memberikan pengumuman aktivitas pesantren dua hari setelah mereka kembali ke pondok

“Kami memberi waktu penyesuaian kepada mereka sebelum kembali ke kegiatan kepesantrenan. Saya yakin, meski santri sudah kembali ke sini, belum tentu pikirannya juga ada di sini,” ungkap Mohammad Ridlawi, ketua I PPA Lubangsa.

Dan, pada malam kamis (30/09), di depan para santri yang baru selesai melaksanakan jama’ah salat Maghrib, pengurus yang berdomisili di blok C/5 itu mengumumkan bahwa seluruh aktivitas pesantren kembali aktif.

Selasa, Agustus 25, 2009

Annuqayah Terlihat Ramai di Bulan Puasa

Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa

Jika Anda bertandang ke komplek PP Annuqayah saat ini, suasana yang Anda dapatkan akan berbeda dari beberapa minggu sebelumnya. Maklum, pada bulan Ramadan seluruh pesantren daerah yang berada dalam satu atap bernama Annuqayah melaksanakan liburan panjang bulan Ramadan.

Namun, liburan kali ini tergolong lebih ramai dari pada liburan Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Dalam seminggu terakhir ini, suasana Ramadan di PP Annuqayah masih ramai dari hiruk-pikuk santri. Beberapa faktor yang menyebabkan mereka tidak pulang adalah karena ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan, seperti kuliah bagi mahasiswa baru Sekolah Tinggi Ilmu Keislaman (STIK) Annuqayah dan yang sudah semester IV, pondok Ramadan bagi siswa kelas II SMA Annuqayah, dan beberapa kegiatan kursus yang diadakan oleh beberapa lembaga di PP Annuqayah.

“Inginnya saya mau pulang kampung. Akan tetapi, karena kuliah masuk setengah bulan (24 Agustus s/d 6 September), ya terpaksa kerinduan saya pada keluarga harus ditunda dulu. Ini adalah pengalaman pertama saya berpuasa di sini. Tidak kerasan sih, tapi ditahan,” ungkap Zainul Afifi, mahasiswa baru STIK Annuqayah.

Beberapa santri memang sengaja berpuasa di pondok karena sudah menjadi kebiasaannya. Seperti diungkapkan Muhammad Ridwan, santri asal Lenteng itu menuturkan lebih enak berpuasa di pondok daripada di rumahnya.

“Kalau di sini masih banyak teman yang bisa diajak ngobrol. Kalau di rumah ada, tapi tidak sebanyak di sini,” ungkapnya.

Lain lagi dengan pernyataan Ulil Ansor, siswa SMA Annuqayah asal Sukorejo, Sukowono, Jember itu tidak pulang karena dia harus mengikuti kegiatan wajib yang diadakan oleh sekolahnya.

“Ya, mau gimana lagi kalau sudah kewajiban saya, harus dijalani saja, walaupun saya juga ingin pulang,” tutur santri Lubangsa itu.

Suasana yang lebih ramai bisa dilihat di daerah Latee. Hal itu disebabkan karena dawuh dari pengasuh PP Annuqayah daerah Latee tidak mengizinkan santrinya yang aktif di Organisasi Daerah untuk berpuasa di rumah, kecuali santri yang masih baru. Hal itu disebabkan karena pengasuh kecewa terhadap mereka (yang aktif di Orda) menyetel musik disco yang volumenya terlalu tinggi pada saat menjelang liburan. Akibat dari hal tersebut mereka harus kembali ke pondok dan harus mengukuti pengajian kitab yang diadakan oleh pengasuh selama minimal lima belas hari.

Minggu, Agustus 16, 2009

K.H. A. Hamidi Hasan Tutup Kegiatan Pekan Orientasi Santri Baru (POSBA) 2009-2010

Sumarwi, PPA Nirmala

GULUK-GULUK- Sejak tanggal 7-14 Agustus 2009, Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Nirmala melaksanakan kegiatan Pekan Orientasi Santri Baru (POSBA) tahun pendidikan 2009-2010. Sebanyak 49 santri baru dan santri lama yang tidak lulus pada tahun lalu mengikuti kegiatan ini.

Kegiatan yang berlangsung selama seminggu ini diisi dengan berbagai macam program yang menunjang terhadap wawasan santri dan pengenalan lingkungan di Pondok Pesantren Annuqayah, Nirmala khususnya. Hal itu diimplementasikan dalam bentuk penyajian “Sejarah Pondok Pesantren Annuqayah Nirmala” yang diisi langsung oleh pengasuh harian PPA Nirmala, K.H. A. Hamidi Hasan. Pengenalan terhadap pengasuh-pengasuh di sekitar Pondok Pesantren Annuqayah diselenggarakan dengan kegiatan tausiyah.

Jum'at (14/09) malam kemarin, kegiatan ini diakhiri dengan acara penutupan yang bertempat di Mushalla Lt II. Semua santri, baru dan lama, mengikuti penutupan kegiatan ini. K.H. A. Hamidi Hasan turut hadir dalam kegiatan penutupan ini.

Khairul Mubarik, ketua panitia kegiatan ini, mengatakan bahwa tujuan diadakannya kegiatan ini ialah dalam rangka mengenalkan kepada seluruh santri baru khususnya tentang Pondok Pesantren Annuqayah Nirmala, selain juga ingin memperkaya wawasan pengetahuan mereka.

“Terima kasih kepada seluruh panitia yang telah rela memfasilitasi kegiatan ini juga kepada seluruh santri yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini,” kata Ali Makki Khairi, ketua pengurus dalam sambutan penutupan tadi malam. Acara ini, lanjut Ali, tidak akan berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan tanpa dukungan dari para santri.

“Saya berharap kegiatan ini mempunyai bekas yang baik dan bagus kepada santri, lebih-lebih dalam hal shalat jama'ah,” Ali berharap.

”Kegiatan ini adalah kegiatan reguler. Artinya, kegiatan ini akan terus berlanjut. Empat bulan mendatang, adik-adik sekalian akan dihadapkan dengan pekan Kepramukaan dan monitoring,” tutur Kiai Hamidi.

”Kegiatan semacam ini hanyalah sebuah metode pendekatan adaptasi. Insya Allah semua yang baru saja kita alami memiliki nilai edukasi,” tambah beliau.

Tiga peserta dinobatkan sebagai peserta terbaik dalam kegiatan ini. Terbaik pertama diraih oleh Shohibul Umam santri asal Bragung, kedua ialah Bashari Alwi santri asal Batang-Batang dan yang ketiga ialah Maulana Hanif Rahman santri asal Gung-Gung sumenep. Kenang-kenangan untuk ketiga peserta diberikan oleh ketua pengurus PPA Nirmala, Ali Makki Khairi.

Lukman Hakim, santri asli Batu Ampar yang masih duduk di kelas I MTs, mengatakan bahwa yang paling menarik dari kegiatan pekan orientasi ini ialah acara renungan yang dilaksanakan pada Kamis malam. ”Sebenarnya saya agak takut karena disuruh jalan malam-malam. Apalagi panitia mengingatkan bahwa di jalan banyak anjing lewat. Bulu kuduk saya merinding,” ujarnya.

Sabtu, Agustus 15, 2009

P2O Adakan Pembukaan Aktivitas Orda

Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa

Demi mempercepat jalannya aktivitas seluruh Organisasi Daerah (Orda) yang berada di PPA Lubangsa, Kamis malam (13/8) kemarin pengurus PPA Lubangsa seksi Pembinaan dan Penerangan Organisasi (P2O) mengadakan acara pembukaan aktivitas Organisasi Daerah yang dikemas dalam bentuk dialog dengan tema “Pola Pengembangan Manajemen Keuangan Organisasi di Pesantren”.

Acara yang ditempatkan di ruangan kelas I-B MA 1 Annuqayah Putra itu diikuti oleh 48 peserta. Rinciannya, 30 orang dari delegasi Orda, 10 orang ketua Orda, dan 4 orang dari pengurus P2O sendiri, ditambah 4 orang pengurus harian PPA Lubangsa.

Mahbubul Huda, ketua panitia, menuturkan bahwa panitia khusus (Pansus) sengaja mengusung tema tersebut dikarenakan banyak Orda di Lubangsa yang lemah dalam manajemen keuangan. Pengurus P20 maupun ketua Orda sendiri jadi merasa khawatir.

“Memang dalam hal keuangan banyak sekali yang amburadul. Lebih-lebih Orda-Orda kecil yang anggotanya sedikit. Bahkan, mereka (bendahara) hanya asal nulis saja tanpa ada bukti (kwitansi),” ungkap ketua Ikatan Santri Pamekasan dan Sampang (Iksapansa) itu.

Hal itu dibenarkan oleh Mohammad Khalili, salah satu pengurus P2O. Ia menuturkan, keuangan di organisasi sangat berpengaruh terhadap organisasi. Apabila keuangannya sudah amburadul, tidak menutup kemungkinan ada penyelundupan uang yang dilakukan oleh bendahara. “Bukan hanya nominalnya saja yang berpengaruh, tetapi juga laporan keuangan itu penting,” ungkapnya.

Dalam hal pendelegasian, Faisal Amin, salah satu pengurus P2O, menuturkan bahwa pendelegasian merupakan salah satu upaya pengkaderan yang dilakukan pengurus P2O dalam masalah keuangan.

“Kami bukan hanya sekadar melaksanakan acara pembukaan. Akan tetapi, kami berupaya agar setiap acara yang kami lakukan bisa berguna kepada mereka. Dan karena malam itu dialognya mengenai masalah keuangan, kami (P2O) mewajibkan para bendahara setiap Orda mendelegasikannya,” ungkap pengurus asal Lenteng tersebut.

Kamis, Agustus 06, 2009

Pelantikan Pengurus IKSAJ 2009-2010

Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa

Setelah dalam Konferensi Akbar beberapa minggu lalu terpilih ketua dan wakil ketua baru Ikatan Santri Annuqayah Jawa (IKSAJ) masa bakti 2009-2010, untuk menindaklanjuti hal tersebut, maka pada Senin (03/08) kemarin, Dewan Syuriah IKSAJ mengadakan acara pelantikan pengurus IKSAJ yang ditempatkam di ruang kelas III-D MTs 1 Annuqayah Putra.

Acara itu dimulai pada pukul 20.25 WIB dan dihadiri sekitar 31 anggota IKSAJ. Pada kesempatan itu pula turut hadir K.H. A. Khalili Abdul Mannan, pengasuh PP Nurul Mannan, Ledokombo, Jember.

“Malam ini akan menjadi saksi atas ikrar kalian sebagai pengurus baru, apakah betul-betul menjalankan tugasnya dengan baik atau akan menyalahgunakan kepercayaan yang telah kalian emban itu,” ungkap Abd Wasik, ketua Dewan Mustasyar IKSAJ dalam sambutannya.

Malam itu merupakan malam yang istimewa dalam pelantikan pengurus IKSAJ. Sebab yang melantik pengurus baru itu adalah K.H. A. Khalili Abdul Mannan. Beliau adalah dewan konsultan pengurus Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) Se-Karesidenan Besuki.

Setelah pelantikan pengurus IKSAJ, dilanjutkan dengan tausiyah yang disampaikan oleh Kiai Khalili. Dalam tausiyah itu, Kiai Khalili banyak menuturkan kisah-kisah para alumni Annuqayah, khususnya alumni Lubangsa yang banyak bercerita kepada beliau bahwa mereka (alumni) banyak yang menyesal karena dulu semasa menjadi santri tidak begitu aktif di organisasi.

“Banyak yang mengeluh kepada saya, katanya mereka dulu menganggap remeh organisasi, karena biasanya rutinitas organisasi di Lubangsa itu kan hanya pidato, tartil, baca puisi, dan lain sebagainya. Ternyata setelah pulang ke masyarakat mereka menyesal, kegiatan-kegiatan seperti itu sangat dibutuhkan di masyarakat,” ungkapnya.

“Kepada pengurus baru yang sudah dilantik, jangan sampai lalai terhadap tanggung jawab kepada IKSAJ. Tanggung jawab kalian bukan hanya di sini, tapi kalian juga bertanggung jawab atas para alumni Annuqayah yang tergabung dalam IAA. Sebab kalian yang akan mengganti mereka nantinya. Gigitlah tanggung jawab itu dengan gigi geraham kalian,” tuturnya kemudian.

Selasa, Agustus 04, 2009

Nirmala Mengadakan LPJ dan Pelantikan Pengurus Masa Bakti 2009-2010


Sumarwi, PPA Nirmala

GULUK-GULUK- Sabtu (31/07) kemarin Pondok Pesantren Annuqayah daerah Nirmala mengadakan acara Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Pengurus masa bakti 2008-2009 dan Pelantikan Pengurus Baru Masa Bakti 2009-2010, bertempat di Mushalla lantai II. Pengurus yang dilantik terdiri dari pengurus lama dan pengurus baru. Acara dimulai sekitar pukul 20.15 WIB dan dihadiri oleh seluruh santri Nirmala, semua pengurus. Turut hadir pula pengasuh utama PP Annuqayah Nirmala yaitu K.H. M. Afif Hasan.
Acara pelantikan diisi dengan beberapa acara yakni pembukaan, pembacaan ayat-ayat suci al-Qur'an, prakata Tim Formatur, LPJ Pengurus masa bakti 2008-2009, prosesi pelantikan pengurus, pembacaan SK, sumpah jabatan, sambutan ketua terpilih, tausiyah pengasuh dan penutup.
Sesuai SK yang telah disetujui oleh Kiai Afif, Ali Makki, S. Pd.I menjabat sebagai ketua dan Subaidi, A. Ma sebagai wakil ketua pengurus masa bakti 2009-2010.
“Tim Formatur itu fungsinya seperti KPU di negara kita Indonesia. Acara ini diperuntukkan secara legal formal untuk melantik atau membai'at seseorang menjadi pemimpin,” tutur Subaidi, ketua Tim Formatur.
“Perlu diketahui bahwa kepengurusan di PP Annuqayah Nirmala ini tidak berdasarkan kehebatan seseorang. Jika Anda mahasiswa maka seratus persen Anda akan diangkat menjadi pengurus. Maka dari itu saya berharap kepada semua komponen dan eksponen untuk bersama-sama membangun Nirmala ke depan,” tambahnya.
Ali Makki, S. Pd.I, ketua terpilih dalam sambutannya mengucapkan banyak terima kasih kepada Tim Formatur dan terutama kepada pengasuh, Kiai Afif Hasan, yang telah memberikan mandat dan kepercayaan. Dia berharap agar pengasuh bisa memberikan bimbingan dan arahan dalam memimpin Nirmala.
“Sebenarnya saya terpilih bukan berdasarkan kapabilitas. Saya bukan orang yang andal. Selama mondok saya belum pernah belajar menjadi leader yang baik,” tutur Ali.
“Saya terpilih tidak secara demokratis. Saya langsung ditunjuk, dan saya tidak bisa menolak itu. Saya harap para santri aktif berpartisipasi, sebab bagaimanapun baiknya sebuah program tanpa dukungan dari para santri tidak akan berjalan dengan lancar,” ujarnya.
Selanjutnya, setelah sambutan ketua terpilih, acara dilanjutkan tausiyah pengasuh, Kiai Afif. Beliau mengawali sambutannya dengan mendoakan para pengurus yang baru saja dilantik. “Semoga kepengurusan pada masa sekarang ini lebih baik lagi dari tahun sebelumnya,” doanya.
Beliau mengatakan bahwa program di Nirmala itu cukup canggih dan luar biasa, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, sehingga beliau menilai hal itu adalah pemicu utama tidak terlaksananya sebuah program.
Beliau juga mengungkapkan bahwa banyaknya program yang tidak terlaksana karena terlalu banyak, ketidaksolidan antarpengurus sehingga berimplikasi pada rendahnya kerja sama, tidak ada skala prioritas dalam menjalankan program, dan rendahnya kontrol.
“Kontrol itu sangat penting sekali. Misalnya kita membuat program kemudian tidak dikontrol maka tidak akan terlaksana, kemungkinan besar tidak bisa dilakukan,” tutur beliau.
“Kontrol itu harus dilakukan secara terus-menerus , jangan hanya hangat-hangat tai kucing,” tambah beliau.
Acara ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh M. Kamil Ustadzi, salah seorang pengurus Nirmala.