Rabu, Maret 31, 2010

Buletin "Hijrah" Terbaru Diluncurkan di Ganding

Hairul Anam al-Yumna, PPA Latee

Selasa (30/03) kemarin, Perpustakaan PP Annuqayah Latee menyelenggarakan launching Buletin Hijrah edisi 24 di PP Raudlatul Iman, Ganding, Sumenep. Kru Hijrah yang berada di bawah naungan Perpustakaan Latee mengikat kerja sama dengan Pengurus OSIS Raudlatul Iman jauh hari sebelum hari “H”, sehingga persiapannya maksimal. Kegiatan ini merupakan yang kedua kalinya selama penerbitan. Edisi sebelumnya diluncurkan di PP Agung Damar, Pragaan, Sumenep, bekerja sama dengan Pustakawan Agung Damar.

Salah satu program kerja Perpustakaan Latee ialah pengembangan bidang penerbitan. Salah satunya, launching Buletin Hijrah. Rumusannya sudah dilakukan di awal tahun kepengurusan. “Hanya saja, karena terdapat beberapa kendala, program kerja ini baru terealisasi pasca setengah semester,” kata Abdurrahman M, Ketua Perpustakaan Latee masa bhakti 2009/2010.

Lebih lanjut dia menyatakan bahwa kegiatan launching sangat besar manfaatnya. Untuk edisi 23 saja, Hijrah banyak yang laku di PP Agung Damar sebagai efek dari adanya launching yang ditempatkan di sana. “Makanya, untuk edisi 24 ini juga diadakan launching dan besar kemungkinan akan berkesinambungan tiap kali terbit,” ujarnya dengan senyum mengembang.

Setelah melewati acara seremonial pembukaan, launching Hijrah 24 pun digelar. Zainurrahman, Pemimpin Redaksi, secara detail mengulas tema “Pendidikan Enterpreneurship di Pesantren” yang terangkum dalam rubrik Bahasan Utama. Sebanyak 64 peserta (terdiri dari siswa-siswi MTs dan MA Raudlatul Iman) menyimak secara seksama pemaparan yang diberikan Zainurrahman. Lebih-lebih ketika memasuki sesi tanya jawab. Pertanyaan-pertanyaan tajam dan ide-ide brilian keluar dari pikiran peserta. Suasana launching benar-benar hangat meskipun di luar forum hujan deras berguyuran.

Tidak hanya itu, usai launching, masih ada Pelatihan Jurnalistik Dasar. “Kami memang sengaja menopang launching ini dengan Pelatihan Jurnalistik. Kami sudah sepakat dengan Kru Hijrah guna memanfaatkan Pembina (Hairul Anam, red) dan Editor (Ibnu Hajar, red) Hijrah agar menjadi pemakalah dalam pelatihan ini,” ungkap Abd. Mun’im, Ketua OSIS PP Raudlatul Iman.

Minggu, Maret 28, 2010

Warnet Baru STIKA Diskon 50 Persen


Sumarwi, PPA Nirmala

GULUK-GULUK—Sekolah Tinggi Ilmu Keislaman Annuqayah (STIKA) membuka fasilitas baru untuk kalangan mahasiswa yaitu warung internet (warnet). Sebelumnya jaringan internet yang dimiliki STIKA beberapa bulan yang lalu hanya digunakan untuk kepentingan STIKA saja tidak untuk umum.

Warnet STIKA dibuka sejak Kamis (25/03) pagi kemarin. Sejak pertama kali dibuka mahasiswa langsung membludak untuk menggunakan fasilitas warnet yang serba baru ini. Warnet ini ditempatkan di perpustakaan, dipisah dengan lemari. Para mahasiswa bisa mengakses internet dengan delapan komputer yang ada. Warnet ini tidak hanya melayani jasa internet saja, tetapi juga melayani rental komputer.

Mahasiswa yang menggunakan fasilitas internet ini mendapatkan diskon sebesar 50 persen. Tarif internet di Annuqayah biasanya 3.000 rupiah per jam, tetapi karena didiskon sehingga menjadi 1.500 rupiah per jam. Demikian juga tarif rentalnya. Masa promosi ini akan berlaku sampai 31 Maret 2010.

Menurut Faiz, operator warnet STIKA, diskon diberikan atas usul K.H. Ah. Syamli Muqsith karena beliaulah yang menangani warnet ini. Nanti setelah habis masa diskon, tarif akan berlaku sebagaimana biasa. Faiz juga menuturkan bahwa pengadaan warnet ini dimaksudkan agar mahasiswa tidak sulit di dalam mengerjakan tugas-tugasnya.

Mahasiswa cukup puas dengan adanya fasilitas warnet ini. “Saya cukup puas dengan layanan internet di sini, aksesnya cukup cepat,” kata Suryadi, mahasiswa semester IV jurusan Tafsir-Hadits STIKA.

Hal senada diungkapkan oleh Zuhdi, mahasiswa jurusan PAI, yang mengatakan bahwa pelayanan warnet ini cukup memuaskan. “Saya kurang tahu apakah karena masih baru semua fasilitasnya,” tuturnya sambil tersenyum.

Jumat, Maret 26, 2010

Sarang Nyamuk di Annuqayah Diserbu


Ach. Fannani Fudlaly R dan Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang membahayakan kesehatan, karena sampai saat ini masih belum ada obat yang tepat untuk menanggulangi penyakit tersebut. Jalan terbaik adalah dengan cara pencegahan sejak dini.

Mengingat berbahayanya penyakit tersebut, Kamis (25/03) kemarin, Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Sumenep mendatangi PP Annuqayah untuk menanggulangi penyakit membahayakan itu sejak dini dengan menyemprotkan asap seruni ke berbagai bilik santri, kamar mandi, dan tempat-tempat lain yang bisa menjadi sarang nyamuk.

Tim dari Diskes Sumenep itu tiba di PP Annuqayah sekitar pukul 12.00 WIB dengan membawa 8 personel, satu di antaranya dari Puskesmas Guluk-Guluk. Mereka kemudian menyusuri berbagai daerah di Annuqayah, seperti Latee, Lubangsa Selatan, Lubangsa dsb.

“Ini adalah program tahunan kami untuk menanggulangi dan membatasi penularan DBD sejak dini mengingat obat yang pas untuk penyakit berbahaya itu masih belum ada,” ungkap Busahemi, koordinator lapangan penanggulangan penularan penyakit itu.

Ketika ditanyakan lokasi mana saja yang dikunjungi, bapak yang sudah bekerja sejak tahun 1993 itu mengungkapkan tidak pernah menentukan tempat. Hanya saja ia mengatakan ada beberapa kriteria jika Diskes akan mendatangi lokasi yang positif terkena penyakit DBD.

“Kami tidak langsung jalan ke berbagai tempat. Kami mengamati tempat itu terlebih dulu. Pertama, harus ada orang yang positif penyakit DBD. Kedua, ada 3 orang yang ditemukan panas tanpa sebab dan ada tanda-tanda positif penyakit DBD,” tambahnya.

Fauzi, salah satu dokter di Puskesmas Guluk-Guluk yang mendampingi Busahemi menambahkan, untuk tahun ini di Kecamatan Guluk-Guluk yang sudah positif terserang penyakit yang diakibatkan oleh nyamuk tersebut sudah lima orang. Salah satunya adalah santri Annuqayah sendiri.

“Salah satu pasien yang terserang penyakit membahayakan itu adalah santri dari sini (PPA Latee) maka kami datang ke sini untuk mencegah sejak dini. Takut penyakit itu semakin mewabah karena di sini pesantren, yang merupakan kumpulan banyak santri,” ungkapnya.

Busahemi juga mengurai tentang beberapa pasien di Kabupaten Sumenep yang positif DBD setiap tahunnya. Pada tahun 2007 sebanyak 917 orang, kemudian pada tahun 2008 menurun menjadi 613 orang, dan pada tahun 2009 meningkat lagi menjadi 638 orang.

“Jumlah orang yang terserang penyakit itu berubah-ubah setiap tahunnya. Saya menghimbau kepada seluruh santri untuk tetap melakukan 3M, yaitu Menguras, Menutup, dan Mengubur. Pemberantasan ini hanya bersifat sementara. Jadi, saya mengharap tetap menjaga kesehatan dengan mandi yang teratur. Nyamuk datang karena mencium bau keringat manusia. Untuk pertolongan pertama, jika ada tanda-tanda seperti pusing, mual, atau panas tinggi, segera minum obat penurun panas semisal paracetamol dan minumlah air yang banyak,” pesannya.

Kamis, Maret 25, 2010

Libur UN, MI 3 Annuqayah Adakan Kursus

Muhammad-Affan, PPA Al-Furqaan

Menjelang libur UN, Kepala MI 3 Annuqayah, H.M. Mahfud Manaf, A.Ma, mengadakan rapat mendadak dengan beberapa pengurus sekolah. Rapat yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 Maret, atau dua hari sebelum pelaksanaan UN tersebut di antaranya membicarakan kegiatan untuk mengisi waktu libur sekolah selama pelaksanaan UN.

“Selama pelaksanaan UN, saya menginginkan kegiatan ekstra MI 3 Annuqayah tetap berjalan seperti biasa,” kata beliau dalam pembukaan rapat tersebut. “Selain itu, saya juga berharap ada kegiatan baru yang bisa dilaksanakan selama liburan ini,” lanjutnya.

Rapat yang berlangsung sekitar setengah jam itu akhirnya menyepakati untuk melaksanakan kursus ekstra baca tulis khusus kelas satu dan dua MI 3 Annuqayah. Seperti kata TU MI 3 Annuqayah, Homaidah, S.Pd.I, melihat beberapa anak yang masih mengalami kesulitan dalam baca tulis khusus untuk kelas satu dan dua maka pelaksanaan kursus menjadi efektif.

Akan tetapi menurut Homaidah, kegiatan kursus baca tulis yang berlangsung sejak Senin (22/3) kemarin dan rencananya hingga 3 April tersebut ternyata tidak hanya diikuti oleh kelas satu dan dua. Tampak hadir juga murid kelas tiga dan empat. “Mungkin mereka ingin bermain dan belajar bersama, meskipun sebenarnya mereka sudah bisa baca tulis,” katanya.

Kursus ini difasilitasi oleh Mega Eka Suciyanti, salah satu fasilitator MI 3 Annuqayah. Sedangkan dua fasilitator MI 3 lainnya, Fatimatuzzahroh dan Siti Mailah, menjadi peserta UN.


Berita ini dikutip dari Blog Madaris 3 Annuqayah.

Rabu, Maret 24, 2010

Kesan Hari Pertama UN Bagi Siswa MA Tahfidh Annuqayah

Ach. Fannani Fudlaly R., PPA Lubangsa

GULUK-GULUK—Pagi itu, Senin (22/03), Madrasah Aliyah Tahfidh Annuqayah (MAT) terlihat tak seperti biasanya. Pukul 07.00 WIB sebanyak 47 siswa kelas akhir sudah terlihat rapi dengan aksesoris lengkap berkumpul di halaman MAT.

Biasanya, pada jam yang sama mereka masih dengan gayung dan sabunnya berangkat mandi, ditambah lagi dengan muka kusam karena baru saja bangun dari tidur pagi. Biasa, untuk siswa sekaligus santri Annuqayah tidur pagi adalah aktivitas tambahan sebagai ganti dari jam tidur pesantren yang lumayan larut malam.

Saat itu, mereka siap menghadapi Ujian Nasional (UN). Namun, UN tak dilaksanakan di MAT sendiri, melainkan di MA 2 Annuqayah yang jaraknya 2 km ke arah utara. Ini karena MAT sendiri tidak cukup syarat untuk menyelenggarakan ujian sendiri. Kira-kira begitu kata para guru MAT.

Dengan sumbangan Rp 2.500 yang disetor ke sekolah, mereka pun tak usah susah payah berjalan kaki untuk mencapai tempat tujuan, karena pihak sekolah telah menyewa mobil yang siap mengantar mereka selama pelaksanaan UN, yakni dari tanggal 22 s.d 26 Maret.

Jam menunjukkan pukul 07.30 WIB. Semua siswa telah tiba di MA 2 Annuqayah. Masih ada waktu setengah jam dari jadwal masuk, yakni pukul 08.00 WIB. Mereka pun tak menyiakan waktu setengah jam tersebut untuk persiapan. Sebagian masih lengket dengan bukunya, dan sebagian yang lain terlihat mampir di warung dekat MA 2 Annuqayah untuk sekadar melepas rasa lapar karena tak sempat sarapan.

“Demi tak terlambat ke UN, saya rela berangkat dalam keadaan lapar. Untung di sekitar MA 2 Annuqayah ini ada warung nasi. Akhirnya saya bisa makan juga,” ungkap Abdul Rahman, salah satu siswa kelas akhir MAT.

Bel masuk terdengar. Semua siswa MAT maupun MA 2 Annuqayah masuk ke dalam ruangan masing-masing. Suasana sunyi menyelimuti para peserta UN. Tak ada lagi suara riuh para siswa. Mereka khusyuk menjawab satu persatu soal Bahasa Indonesia, dengan disertai rasa takut dan cemas. Maklum, saat itu adalah pertama kalinya mereka berhadapan dengan soal-soal tersebut. Tak ingin terjadi kecurangan, para pengawas pun bergerilya mengontrol ke seluruh ruangan.

Selang 2 jam, bel kembali terdengar. Jam menunjukkan pukul 10.00 WIB. Bel kali ini menunjukkan tanda istirahat. Kegaduhan tak dapat dielak. Para siswa dengan riangnya keluar ruangan untuk melepas kejenuhan masing-masing. Karena tak terbiasa dengan lingkungan MA 2 Annuqayah yang dekat dengan jalan raya, para siswa MAT memilih mengisi jam istirahat dengan belajar materi yang akan diujikan setelah jam istirahat di ruangan masing-masing. Untuk hari pertama UN, ada dua meteri yang diujikan bagi para siswa program keagamaan, yakni Bahasa Indonesia dan Fikih.

Setelah selesai dari aktivitasnya, para siswa MAT dan MA 2 terlihat berkumpul kembali di ruangan masing-masing menunggu bel dibunyikan. Kali ini untuk para siswa MAT akan segera disuguhi soal-soal materi fikih.

Akhirnya, yang ditunggu terdengar juga, bel masuk berdering. Tapi, sekarang tak sama dibandingkan ketika jam pertama, yaitu materi Bahasa Indonesia, mereka tak lagi kelihatan tegang mengerjakan soal-soal fikih. Kali ini mereka terlihat rileks. Tak terlalu lama dari bel dibunyikan, hujan dengan derasnya mengguyur hingga selesai ujian.

Sebagian siswa MAT ada yang nekat melewati derasnya hujan untuk kembali ke pondok masing-masing yang lumayan jauh. Maklum, untuk pulang mereka tak lagi diantarkan dengan mobil, karena uang sewa mobil hanya cukup untuk keberangkatan saja.

Selasa, Maret 23, 2010

TK TPA Al-Wildan Latih Calon Ustadzah


Sumarwi, PPA Nirmala

GULUK-GULUK—Senin (21/03) TK TPA Al-Wildan Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Nirmala Puteri membuka acara Pelatihan Ustadzah Paket A yang bekerja sama dengan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan TK TPA (LPPTKA) dan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kabupaten Sumenep. Acara bertempat di Mushalla lantai II Nirmala Putra.

Para peserta terdiri dari siswa kelas II Aliyah/sederajat dan sebagian dari kalangan mahasiswa. Total peserta berjumlah 48. Acara ini akan berlangsung selama 3 hari yaitu dari tanggal 21 s.d 23 Maret 2010. Adapun materi yang akan disampaikan pada pelatihan kali ini ialah kurikulum TK TPA, Manajemen Pengelolaan TK, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Psikologi Anak, Metodologi Iqra’, BCM (Belajar, Bercerita, dan Bermain), dan Problematika Dakwah.

Beberapa pengurus LPPTKA dan BKPRMI Kabupaten Sumenep hadir dalam kesempatan kemarin. Kiai Naqib Hasan ikut hadir menemani mereka.

Dalam sambutannya, Surati, ketua panitia kegiatan ini, menyampaikan bahwa tujuan dari dilaksanakannya acara ini ialah dalam rangka memberikan bekal keterampilan dalam mengelola TK TPA dan juga untuk memberikan kemampuan dasar didaktik metodik pengajaran TK TPA.

“Terima kasih kepada seluruh pengurus LPPTKA dan BKPRMI atas supportnya,” ucap Ny. Fadhilah Hunaini, Kepala TK TPA Al-Wildan dalam sambutannya.

Dari terlaksananya acara ini, Ny. Fadhilah mengharapkan agar menghasilkan output yang mumpuni sebagai da’iyah dalam membebaskan umat Islam dari penyakit kronis, buta huruf dalam membaca Alquran. Beliau mencontohkan negara Indonesia yang sebagian besar penduduknya terdiri dari umat Islam mengalami problema yang sangat urgen yaitu buta huruf dalam membaca Alquran.

Acara ini disambut baik oleh Junaidi, Direktur LPPTKA Kabupaten Sumenep. “Saya menyambut gembira atas terlaksananya acara ini,” tuturnya.

“Tiga hari mungkin waktu yang cukup singkat tetapi materinya padat. Saya berharap para calon ustadzah ini punya komitmen yang tinggi dan berkonsentrasi penuh dalam rangka membangun pendidikan terutama di Sumenep,” tambahnya.

Sebelum acara diakhiri, anak asuh TK TPA Al-Wildan menyuguhkan penampilan hadrah di depan para pengurus LPPTKA, BPRMI dan para peserta. Selanjutnya acara pembukaan ditutup, kemudian dilanjutkan dengan penyajian.

Kamis, Maret 18, 2010

Kiai Tsabit: Santri Jangan Seperti Kucing

Sumarwi, PPA Nirmala

GULUK-GULUK—Senin (15/02) kemarin, Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Nirmala merayakan Maulid Nabi Muhammad saw. Acara bertempat di Mushalla lantai II. Seluruh santri dari komplek Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Tahfidhul Quran dengan penuh khidmat mengikuti acara ini.

Acara peringatan maulid Nabi ini digabung dengan pemberian raport Madrasah Diniyah Nirmala (Madina) untuk semester gasal. Kegiatan yang dilaksanakan dengan sangat sederhana ini diisi dengan beberapa rangkai mata acara, di antaranya pembukaan, pembacaan ayat-ayat suci Alquran, lantunan shalawat Barzanji, sambutan, ceramah agama, dan penutup.

K. M. Naqib Hasan, pembantu pengasuh PPA Nirmala juga ikut hadir untuk meramaikan acara ini. Beliau duduk berdampingan dengan Kiai Tsabit, penceramah asal Ganding yang dulu waktu sekolah pernah sebangku dengan beliau.

Dalam sambutannya, Kiai Naqib mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh pengajar yang ikut membantu menyukseskan pendidikan di Madrasah Diniyah Nirmala. “Terima kasih banyak kepada para guru yang telah membantu proses belajar mengajar di Madina,” ungkap kiai muda direktur Madina ini.

“Kita berkumpul di sini bukan untuk siapa-siapa, akan tetapi untuk menghormat beliau dan memperingati hari kelahiran beliau karena jasanya di muka bumi ini tidak terhingga,” tutur beliau. “Membaca shalawat adalah bentuk kecintaan kita kepada Nabi Muhammad,” tambahnya.

Di akhir sambutannya, Kiai Naqib mengharapkan agar kita semua mendapat syafaat dari Rasulullah saw sembari mengakhiri sambutannya dengan salam.

Lima hal yang sangat ditekankan bagi santri atau penuntut ilmu oleh Kiai Tsabit dalam ceramahnya malam itu yaitu shalat malam walaupun hanya 2 rakaat, selalu punya wudhu’, taqwa kepada Allah swt, makan hanya karena agar ia kuat untuk beribadah, dan yang terakhir adalah bersiwak. “Lima poin di atas adalah kunci kesuksesan bagi para santri,” tuturnya.

“Adik-adik sekalian jangan pernah meniru sifat kucing yanga sangat tercela. Kucing itu kerjanya hanya tidur. Nah, adik-adik sekalian ada di pondok jangan selalu tidur. Kalau selalu tidur berarti sama dengan kucing,” ucap Kiai Tsabit sambil tersenyum.

Setelah acara ceramah selesai, acara dilanjutkan dengan pembrian hadiah bagi siswa yang berprestasi mulai kelas 1 Mutawassithah sampai kelas 3 Tsanawiyah.

Zainuddin, ketua panitia kegiatan ini berharap agar acara ini tidak hanya dinilai sebagai acara seremonial saja, akan tetapi lebih jauh agar para santri bisa meneladani akhlak dan konsep pendidikan Rasulullah saw.

“Ambillah hikmah dari perayaan maulid ini. Misalnya di dalam meneladani akhlak Rasululah saw,” kata Zai, panggilan akrab Zainuddin.

Rabu, Maret 17, 2010

Subaidi Anas, Lima Tahun Mengawal Kebersihan di Lubangsa

Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa

Pagi itu, seorang berkaos abu-abu, memakai celana training, dan bertopi merah keluar dari ruangan yang ada di sebelah kantor Usaha Kesehatan Pondok Pesantren (UKPP) Lubangsa. Sampai di depan UKPP, orang itu berjingkrak-jingkrak, meregangkan otot-otot yang kaku sebelum memulai aktivitasnya di pagi itu.

Adalah Subaidi Anas, S.Pd.I, koordinator Pengurus Kebersihan dan Pelestarian Lingkungan (KPL) PP Annuqayah Lubangsa yang telah menjabat sebagai pengurus KPL selama lima tahun. Selama menjadi pengurus, ia tidak pernah berganti jabatan. Pengurus yang berdomisili di blok B nomor 3 itu ingin istiqamah dengan jabatannya.

Bahkan ketika pengurus yang baru, ia selalu mendatangi ketua pengurus baru itu untuk memesan satu tempat kepengurusan di bagian KPL sebelum dibentuk pengurus seksi-seksi yang lain.

Lingkungan yang bersih akan menghasilkan pribadi yang bersih pula. Kalimat ini menjadi semangat Subaidi Anas, sosok pengurus yang sederhana, murah senyum, dan supel itu dengan kesetiaannya berkomitmen mengabdi sebagai pengurus KPL di PP Annuqayah Lubangsa.

“Saya ingin tetap istiqamah dengan apa yang telah saya lakukan. Saya kira menjadi pengurus KPL adalah pekerjaan yang sangat mulia karena menyangkut kebersihan lingkungan yang berefek pada kepribadian diri santri,” ungkap pengurus yang baru mendapat gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) itu.

“Di samping itu, saya juga ingin mengikuti jejak teman saya yaitu Zayyif yang semasa masih berada di pondok ini mengabdi menjadi pengurus KPL sampai dia berhenti mondok,” tambah pengurus asal Lenteng tersebut.

Setelah Zayyif keluar dari PPA Lubangsa setahun yang lalu, jabatan koordinator pengurus KPL diamanatkan kepadanya. Berkat polesan tangan lembutnya, Lubangsa diubah menjadi taman santri yang begitu bersih dan asri.

Banyak kegiatan yang telah dilakukannya untuk menyadarkan para santri agar peduli terhadap kebersihan lingkungan. Sebut saja sosialisasi kebersihan yang dikemas dengan dialog terbuka yang sudah dilaksanakannya pada tanggal 18 Desember yang lalu. Di samping itu juga ada Club Pecinta Alam (CPA), gerakan Jum’at bersih, kegiatan menguras kamar mandi seminggu sekali, penyuluhan dan pengelolaan sampah dan lain sebagainya.

Istighasah Awali Program Panitia Siswa Kelas Akhir MA 1 Annuqayah Putra


Jamaluddin, PPA Lubangsa

Siswa kelas akhir MA 1 Annuqayah Putra sejak Kamis (19/02) beberapa pekan yang lalu melaksanakan istighasah bersama untuk memohon kepada Allah agar diberikan kelancaran dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang akan dilaksanakan pada tanggal 22-26 Maret. Kegiatan ini dimulai pada pukul 19.30 WIB.

Pelaksanaan istighasah ini bertempat di Aula II MA 1 Annuqayah Putra. Seluruh siswa kelas akhir MA 1 Annuqayah Putra hadir dalam pelaksanaan istighasah tersebut. Mereka dengan semangat dan senang hati mengikuti kegiatan tersebut.

“Saya ingin ketika ujian nanti diberikan ketenangan oleh Allah, makanya meski kalong saya tetap mengikuti kegiatan ini,” ucap Khabir salah satu siswa Kelas XII IPS 2 itu. Hampir setiap malam Jum’at setelah Isya’ halaman MA 1 Annuqayah Putra ramai dengan siswa kelas XII yang akan mengikuti istighasah bersama tersebut.

“Istighasah ini jangan hanya diartikan untuk kelancaran ujian saja, tetapi mari kita memohon kepada Allah agar diberi kekuatan untuk menghadapi tanggung jawab yang lebih besar setelah lulus dari MA nanti,” tutur salah satu pengasuh muda Annuqayah, Kiai Halimi Isham selaku pimpinan istighasah pada malam itu. Dia juga mengimbau seluruh siswa yang mengikuti istighasah ini agar ikhlas dalam menjalaninya.

Kegiatan ini ditangani langsung oleh Dewan Perwakilan Siswa (DPS) MA 1 Annuqayah yang membentuk susunan panitia Siswa Kelas Akhir (Siska) MA 1 Annuqayah Putra. “Kegiatan ini bertujuan untuk memohon kepada Tuhan agar kita siswa kelas akhir MA 1 Annuqayah diberi kelancaran dalam mengikuti ujian Nasional nanti,” ungkap Hendri selaku Koordinator Istighasah Siska MA 1 Annuqayah. Kegiatan ini adalah salah satu program kerja panitia Siska MA 1 Annuqayah yang sengaja dilaksanakan lebih awal dari kegiatan yang lainnya.

Panitia Siska MA 1 Annuqayah Putra memiliki empat kegiatan pokok yang akan dilaksanakan, yaitu istighasah bersama, penerbitan memory book, bakti sosial dan orasi ilmiah. Kegiatan bakti sosial dibagi menjadi dua bagian, yaitu pemberian kenang-kenangan kepada sekolah berupa dua unit komputer yang nantinya akan dimanfaatkan oleh seluruh siswa MA 1 Annuqayah Putra dan penggalangan seragam SLTA yang masih layak pakai diseluruh SLTA se-Annuqayah. Hasil dari penggalangan seragam itu nantinya akan dibagikan kepada siswa Annuqayah yang kurang mampu.

“Sengaja kami membentuk panitia dari jauh-jauh hari, agar persiapan kegiatan yang akan dilaksanakan lebih matang, meski kami tahu Pengurus PPA Pusat masih belum membentuk panitai Siska bersama seperti tahun-tahun sebelumnya,” tutur Malzumul Khair selaku ketua Dewan Perwakilan Siswa (DPS) MA 1 Annuqayah.

“Kami akan mengupayakan untuk memaksimalkan seluruh kegiatan yang telah kami rencanakan mulai sejak dari awal itu agar bias berjalan dengan maksimal, karena kami sadar ini adalah amanah dari sekolah kepada kami,” ungkap Munir Atlan, ketua SISKA MA 1 Annuqayah. Dia juga menambahkan bahwa seluruh kegiatan yang telah direncanakan sudah mendapatkan rekomendasi dari Kepala MA 1 Annuqayah Putra.

Selasa, Maret 16, 2010

Hadapi UN, Berbagai Persiapan Dilakukan

Ach. Fannani Fudlaly R., PPA Lubangsa

GULUK-GULUK—Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang sudah di depan mata membawa dampak tersendiri bagi siswa-santri Annuqayah. Beberapa kegiatan untuk mendukung kelancaran para siswa-santri menghadapi UN diadakan, sepeti bimbingan khusus (Bimsus) dan sebagainya.

Namun, para siswa-santri masih saja waswas dengan hal itu. Mereka menilai bahwa UN tak hanya menuntut kesiapan menjawan soal-soal. Tapi, berdoa dan bermunajat kepada Sang Pencipta juga perlu untuk tidak ditinggalkan.

“Meskipun kita paling pintar dalam satu kelas, bukan hal yang mustahil tidak lulus dalam UN. Karena itu berdoa kepada Sang Khaliq juga perlu. Hitung-hitung selain dapat pahala, juga agar dimudahkan dan lulus dalam UN nanti,” ungkap Naufil Istikhari, salah siswa kelas akhir Madrasah Aliyah Tahfidh (MAT).

Ternyata, pihak pesantren sendiri pun peka dengan yang diinginkan siswa-santri. PPA Lubangsa misalnya, demi kelulusan santri-santri Lubangsa, sejak beberapa hari terakhir mengadakna gerakan batin (gerbat) atau istitghasah. Setiap malam selepas pukul 00.00 WIB para santri kelas akhir dari berbagai lembaga formal setingkat MA se-Annuqayah berkumpul di dalam Masjid Jamik Annuqayah.

Sambil dibimbing sebagian pengurus seksi pendidikan, pengajaran dan pengembangan keilmuan (P2PK) PPA Lubangsa, gerbat berjalan dengan khidmat setiap malam. “Kita sebagai manusia hanya bisa berdoa kepada Allah, sedangkan takdir lulus dan tidaknya ada pada-Nya,” jawab Amirul Khatib, salah satu pengurus P2PK ketika ditanya kiat-kiat lulus dalam UN.

Tak hanya itu, setelah selesai gerbat para santri juga mendatangi makam-makam para pengasuh Annuqayah yang telah wafat. Mereka menganggap ziarah ke makam para pengasuh yang wafat akan juga membantu dalam pelaksanaan UN. Karena mereka yakin bahwa orang yang sudah wafat akan lebih mustajab doanya.

“Konon, orang alim yang wafat doanya lebih cepat terkabul daripada kita yang setiap hari bergelimang dengan dosa,” ucap Mursyidi, siswa kelas akhir MA 1 Annuqayah Putra.

Tak ada istilah lelah bagi mereka demi lulus dalam UN. Sepulang dari makam, ada banyak siswa-santri yang masih terlihat belajar. “UN benar-benar menjadi ‘momok’ bagi saya. Saya rela malam-malam tidak tidur agar dapat menghafal pelajaran, karena jika tidak lulus, saya tidak bisa melanjutkan ke UI,” tutur Maufiqurrahman, salah satu siswa MA Tahfidh yang ingin melanjutkan studinya ke Universitas Indonesia (UI).

“Rencananya jika saya lulus nanti saya akan mengadakan tasyakkuran di rumah. Akan saya undang teman-teman dekat saya,” tambahnya.

Andai para siswa-santri dapat mempertahankan cara belajarnya seperti ini, pasti semua santri pintar dan akan pulang ke rumah masing-masing dengan bermacam disiplin ilmu pengetahuan.

Semoga lulus!

Minggu, Maret 14, 2010

Semarak Malam Puncak Olimpiade Seni Lubangsa


Ach. Fannani Fudlaly R., PPA Lubangsa

GULUK-GULUK—Kamis malam (11/03), setelah shalat Isya’ berjama’ah dengan pengasuh, seperti biasa, para santri Lubangsa mulai mempersiapkan makan malam mereka. Maklum, Jum’at bagi santri merupakan hari yang istimewa, karena pada malam dan siangnya santri bisa libur dari segala kegiatan pesantren yang melelahkan.

Jam menunjukkan pukul 20.00 WIB, setelah semua santri telah selesai dari santap malam mereka. Terdengar dari loudspeaker pesantren: “Kepada seluruh santri diharap untuk segera berkumpul di halaman Masjid Jamik Annuqayah, karena acara sebentar lagi akan segera dimulai.” Demikian pengumuman oleh salah satu pengurus pesantren Lubangsa.

Lantas, para santri langsung menuju tempat yang dimaksudkan oleh pengumuman tadi, berbondong-bondong mendatangi halaman Masjid Jamik Annuqayah demi sebuah acara yaitu “Malam Puncak Olimpiade Seni Lubangsa.”

Sekitar 700 santri Lubangsa terlihat memenuhi halaman masjid. Acara pun dimulai dengan pembukaan, yang diisi dengan sambutan (di antaranya sambutan koordinator pengurus seksi kesenian).

“Biasanya orang yang bergelut dalam dunia seni sering disebut sebagai orang yang nyentrik,” ucap Massuha el-Arief. Dari kalimat pendek yang dia ucapkan tersebut, Massuha mulai menjelaskan bahwa tak selamanya orang aktif dalam dunia seni akan selalu berlaku aneh di luar kebiasaan orang lain, hanya terkadang orang seperti itu karena meniru seniman atau sastrawan yang menjadi favorit.

Selang beberapa menit, giliran ketua panitia, Moh. Yasin, yang menyampaikan sambutannya. Dalam sambutannya dia menyinggung dunia seni pesantren yang mulai terabaikan. Entah itu karena merupakan kodrat sastra pesantren sendiri ataupun yang lain.

“Tampaknya, pesantren yang dulunya adalah tempat lahirnya para sastrawan kini sudah tak terlihat batang hidungnya lagi. Oleh karena itu kami bermaksud untuk mencari para santri yang bakat dalam kesenian untuk kemudian digodok,” katanya.

Sambutan ketua panitia sekaligus mengakhiri pembukaan. Kini giliran hadrah Nurul Fata untuk menghibur para santri dengan dendang shalawat yang dilantunkan oleh Ali Muhsin. Semua santri hanyut di dalamnya.

Tak terasa, acara yang ditunggu-tunggu para santri pun tiba, yaitu pementasan Sanggar Andalas, dengan drama berjudul “Titik-Titik” mengisahkan bangsa Indonesia jaman dahulu ketika dijajah. Suasana ketika itu tiba-tiba sunyi, para santri khidmat menyaksikan drama tersebut. Pantas, karena Sanggar Andalas memang selalu mengisahkan drama yang berkaitan dengan keadaan bangsa kita, membuat para santri mengingat kelamnya masa lalu Indonesia.

Tak ingin kalah saing. Club Teater Lubangsa (CTL Pamor) dengan judul drama “Sakera” berhasil membuat para santri tak kuat menahan tawa mereka. Tawa mereka pecah menyeruak, hingga terlihat kilauan senter pengurus keamanan menjelajahi para santri yang riuh sebagai tanda peringatan kepada santri agar tidak ramai ketika pementasan berlangsung.

Dalam drama itu hidup tokoh Madura yaitu Sakera yang berjuang melawan masuknya budaya Barat yang dibawa Mr. Jhon dari Amerika. Namun nasib Sakera tragis. Pada akhir cerita Sakera mati demi menjaga budaya kerapan sapi sekaligus budaya ojung Madura yang ingin Mr. Jhon hapus dari permukaan bumi Madura.

Sabtu, Maret 13, 2010

MI 3 Annuqayah Rayakan Maulid, Penonton Membludak


Muhammad-Affan, PPA Al-Furqaan

Jumat 12 Maret 2010, Madrasah Ibtidaiyah 3 Annuqayah menyelenggarakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Ini adalah kali kedua MI 3 Annuqayah merakayakan maulid dengan penceramah yang sama: Kiai Luqman, pengasuh MI Nurul Islam Sumber Pinang.

Dalam sambutannya, kepala MI 3 Annuqayah, H.M.Mahfud Manaf, A.Ma, menyampaikan dengan tegas bahwa pelaksanaan Maulid MI 3 Annuqayah sengaja tidak digabung dengan MTs dan SMA dikarenakan beberapa alasan mendasar.

“Jika perayaan maulid MI diisi materi ceramah semisal MTs dan SMA justru menjadi tidak efektif untuk anak-anak. Karena dunia mereka beda, tingkat pencerapannya beda juga,” katanya. “Untuk acara ini, saya pesan secara khusus agar materinya lebih ditekankan kepada motivasi belajar dan akhlak luhur bagi anak-anak,” katanya.

Kepala sekolah juga menyampaikan permohonan maaf atas keterbatasan sambutan dan hidangan. “ Saya mohon maaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan. Acara ini sepenuhnya diprakarsai oleh anak-anak, termasuk kepanitiannya. Sekolah hanya menfasilitasi dan memberi dukungan semampunya,” katanya. “Jadi, mohon maaf jika ada yang kurang berkenan,” lanjut Mahfud Manaf merendah.

Acara yang dimulai pukul 08.15 WIB tersebut berlangsung sangat meriah. Pada sesi ‘Cerita Bersama”, Kiai Luqman bercerita tentang keluhuran akhlak Nabi, kemudian memotivasi anak-anak agar meneladani Nabi. Beberapa kali ia tampak mengajak anak-anak bernyanyi bersama. Anak-anak pun semangat.

“Ayo siapa bisa menyanyikan lagu yang tadi Kakak nyanyikan sambil menggerakkan tubuh? Ada hadiahnya lho…” katanya, disambut riuh dan acungan jari anak-anak. Zilvia maju pertama kali kemudian disusul Nely, siswi satu MI. Keduanya langsung dihujani sorak-sorai anak-anak.

Pada sesi penampilan, anak–anak mementaskan tari samman, shalawat, drama, dan musikalisasi puisi. Tampak di luar gedung aula puluhan siswi MTs dan SMA antusias menonton acara. “Peringatan maulid kali ini sangat istimewa. Saya sangat senang,” kata Ibad dan Arika, siswi kelas enam. Acara ditutup dengan pembacaan doa bersama dipimpin oleh Ny. Maryam Mahfudz.

Selesai acara, fasilitator MI 3 Annuqayah, Mega ESY, Siti Mailah, dan Fatimatuzzahrah, melakukan rapat evaluasi dengan panitia yang kesemuanya terdiri dari anak-anak kelas satu sampai kelas enam.

Berita ini dikutip dari Blog Madaris 3 Annuqayah.

Jumat, Maret 12, 2010

Lubangsa Menjaring Bakat Seni


Ach. Fannani Fudlaly R., PPA Lubangsa

Kata “Minat-bakat” sering kita jumpai selalu bersama. Namun meski kata tersebut sering bersama, ada perbedaan yang sangat jauh antara keduanya. Mencari minat mungkin bisa dikatakan gampang. Tapi sebaliknya mencari bakat atau keahlian seseorang tak semudah membalikkan telapak tangan. Terlebih dalam bidang kesenian.

Hal itu dirasakan oleh pengurus seksi kesenian PPA Lubangsa. Demi menemukan bakat dan keterampilan para santri lubangsa, olimpiade seni lubangsa pun digelar.

“Olimpiade ini dimaksudkan untuk menjaring para santri yang berbakat dalam bidang kesenian, entah itu dalam puisi, cerpen, dan sebagainya, yang kemudian akan diberikan wadah oleh pengurus Lubangsa untuk dapat mengembangkan bakatnya,” ungkap Ali Wafa, S. Pd. I., ketua pengurus PPA Lubangsa.

Yang namanya olimpiade seni, pasti lomba yang digelar juga seputar dunia seni. Selain itu, olimpiade ini juga menggelar lomba yang sifatnya islami, seperti nasyid islami dan shalawat Nabi.

Olimpiade seni ini dapat diikuti oleh semua santri. Tak terikat dengan jenjang umur, dari yang kecil hingga yang besar, yang masih sekolah atau sudah kuliah, semua boleh mengikutinya. Tak pelak, semua santri berbondong-bondong mendaftarkan dirinya. Apalagi dengan hadiah-hadiah menarik yang sengaja pengurus suguhkan agar para santri semangat mengikutinya.

“Selain untuk melatih mental, saya juga ingin mengasah kemampuan saya dalam bidang baca puisi. Apalagi kalau menang ada hadiahnya,” tutur Hartono, salah satu peserta lomba baca puisi.

Acara yang lumayan meriah ini digelar selama satu pekan, yakni sejak 5-11 Maret bertempat di halaman Masjid Jamik Annuqayah. Pada malam puncak perayaan olimpiade seni ini akan diadakan pagelaran pentas seni oleh Club Teater Lubangsa (CTL Pamor) sekaligus Sanggar Andalas PPA. Lubangsa.

Kosambhi Terbitkan Antologi Perdana


Ach. Fannani Fudlaly R., PPA Lubangsa

GULUK-GULUK—Untuk pertama kalinya, Komunitas Sastra Serambi (Kosambhi), sebuah komunitas yang berorientasi pada kepenulisan sastra, utamanya puisi dan cerpen, menerbitkan sebuah antologi puisi dan cerpen yang diberi judul Langit Tetap akan Mendung.

Antologi ini ditulis oleh 8 orang dari Kosambhi sendiri, yaitu, Khairul Umam, Kiki Prasetya, Misbahul Arifin, Zainul Fata, Saifa Ibidillah, Fan D Ahmad, Rifqiyatus Shalihin, dan Sayyid Alfin Nuha.

Komunitas yang dirintis oleh Fandrik Hs Putra dan A. Faruqi Munif sejak tanggal 27 Desember 2009 ini ingin membuktikan bahwa komunitas yang dibangun secara independen juga patut diperhitungkan keberadaannya di lingkungan Annuqayah.

“Ini salah satu bukti bahwa kajian sastra yang dilakukan setiap malam Ahad di serambi Masjid Jamik Annuqayah telah membuahkan hasil, meskipun pencapaian ini masih kurang pantas dijadikan sebagai tolok ukur. Tapi untuk seorang pemula, ini adalah pencapaian yang bisa dikatakan luar biasa,” ungkap Fandrik Hs Putra yang juga menjadi kontributor blog Annuqayah ini.

A. Faruqi Munif mengungkapkan, penerbitan antologi ini dilatarbelakangi oleh banyaknya karya-karya anggota Kosambhi yang telah dibedah sehingga melecutkan ide untuk membukukan karya-karya tersebut dalam bentuk antologi bersama.

“Di samping itu, saya melihat teman-teman sudah tidak bersemangat lagi untuk menjalankan rutinitas itu. Maklum, mungkin mereka merasa sejak awal berdirinya Kosambhi tidak ada perkembangan sama sekali, padahal anggapan itu salah. Saya kira karya teman-teman sudah mengalami peningkatan yang cukup drastis,” ungkap santri asal Gapura tersebut.

“Saya sangat bangga karena karya saya sudah terbukukan. Yah, hitung-hitung bisa dipamerkan pada cewek saya, bahwa saya sudah jadi sastrawan,” tutur Misbahul Arifin diselingi tawa.

Antologi setebal 80 halaman tersebut hanya untuk koleksi pribadi, dicetak print out dan fotokopi sebanyak anggota yang ada. Sedangkan untuk pembiayaannya mereka sumbangan, masing-masing Rp. 10.000,-. Paling tidak ini adalah bukti kesemangatan Kosambhi.

Kamis, Maret 11, 2010

PPA Al-Furqaan Putra Rayakan Maulid Bersama K.H.Zainurrahman

Muhammad-Affan, PPA Al-Furqaan

Kamis 10 Maret 2010, Pondok Pesantren Annuqayah daerah Al-Furqaan Putra Sabajarin menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Kali ini para santri merayakannya bersama K.H.Zainurrahman Hammam, pengasuh PP Al-Muqri Prenduan.

Acara dibuka dengan pembacaan ayat al-Qur’an, dilanjutkan pembacaan shalawat Nabi dan pemukulan rebana yang dipimpin oleh K. Muhammad Khalis.

Dalam sambutannya, khadim PP Al-Furqaan Sabajarin, K.Muhammad Faizi, M.Hum, tidak berharap banyak kepada para santri. “Dalam acara ini saya tidak berharap banyak kepada kalian, kecuali menyimak dengan khidmat apa yang akan disampaikan oleh K.H.Zainurrahman nanti dan mengamalkannya dalam tindak laku sehari-hari,” katanya singkat.

Acara yang dimulai setelah Isya’ dan bertempat di Aula Madaris 3 Annuqayah tersebut selain dihadiri oleh beberapa Putra Sabajarin, tampak hadir juga K. Dzaki Nuhaiz A’la dan K. Faidi Abbasi dari Latee dan Lubangsa Tengah.

Pada sesi ceramah K.H.Zainurrahman mengupas banyak tentang bagaimana menjadi santri sejati, kemudian mengaitkannya dengan hikayat Nabi Muhammad. “Penyampaiannya jelas dan mudah dicerna,” kata Ilzami, salah satu santri PP Al-Furqaan yang juga hadir pada malam itu.

“Hikmah dan pelajaran moralnya disampaikan dengan bahasa lugas dan jelas, isinya sangat penting bagi santri. Jadi meskipun ceramahnya lama, tidak terasa,” sambung Kamali Khan, salah satu pengurus senior PP Al-Furqaan yang mengaku sangat senang karena acara berlangsung lancar. Acara ditutup dengan doa bersama dipimpin oleh K.H. Ahmad Hazim, S.Sos, S.Pd.

Senin, Maret 08, 2010

Bila Siswa dan Guru Merindukan Buku


Ummul Karimah, PPA Karang Jati Putri (Assaudah)

Gedung Perpustakaan Madaris 3 Annuqayah masih tampak tegak mendongak menatap langit sampai Jumat (05/03) pukul 14.33 WIB kemarin, ketika dua sosok lelaki masuk ke dalam ruangan itu. Hanya lima menit, lalu bergeser setengah meter ke depan rak-rak buku di barat dan di timur. Karpet yang semula rapi kini telah terobrak-abrik.

Tidak seorang siswa pun sempat memperhatikan kejadian itu, tahu-tahu gedung itu sudah berubah jadi puing berlepotan cat dinding berwarna hijau dan kuning. Kedua pak tukang itu dengan tekun menembeli gedung berlubang sebelum mengecatnya.

Namanya perpustakaan, tempat para siswa membuka jendela wawasan dan mengembangkan diri. Posisinya berada di tengah lokasi Madaris 3 Annuqayah menghadap ke arah selatan, lurus dengan gerbang utama. Perpustakaan itu selalu ramai pengunjung dari awal diresmikan pada tahun 2006 lalu. Namun, beberapa minggu terakhir ini ruangan yang berukuran 7 X 10 meter itu tampak sendiri dari waktu ke waktu yang sebenarnya bising. Tak ada yang tahu kondisi perpustakaan itu kecuali para pengurusnya.

Mamluatul Bariroh (21), salah satu staf perpustakaan, tak banyak menonjolkan kata-kata untuk masalah ini. Namun dia justru lebih menonjolkan aksi dengan mengadakan rapat pengurus perpus meski tanpa koordinator, sebab K.H. Ahmad Hazim, koordinator perpus tersebut telah memasrahkan perpustakaan itu sepenuhnya pada pengurus perpus periode 2010-1011. Akhirnya hasil rapat itu mendukung agar perpustakaan segera mendatangkan dokter untuk mendiagnosis dan mengobati segala yang sakit.

“Sebenarnya kami takut karena tak ada konfirmasi pada koordinator, tetapi ini mendesak dan harus segera. Kami tak mau siswa selalu bertanya-tanya kapan perpus akan dibuka,” ungkap Mamluah yang telah menjadi pengurus sejak perpus itu diresmikan.

Belakangan, lanjut santri PPA Karang Jati yang berasal dari Pakandangan itu, banyak sorotan dari para guru. Terutama guru Bahasa Inggris yang memerlukan tip untuk latihan listening. Hal itu sangat berpengaruh pada teknis proses KBM.

Hafiyatul Fajariyah (28), salah satu guru Bahasa Inggris di Madaris 3 Annuqayah mengaku sangat menyayangkan akan kondisi perpus yang seharusnya maksimal dalam membantu Bimsus (Bimbingan Khusus) persiapan UN kelas akhir. Meski, menurut ibu dengan satu anak itu, ia hanya guru harian Bahasa Inggris dan bukan guru Bimsus, namun ia mengaku iba akan kondisi yang memprihatinkan itu. “Sungguh ini tidak kami harapkan,” keluhnya dalam Bahasa Inggris.

Untuk meredakan hujan cemas dari seluruh penghuni Madaris 3 Annuqayah, maka diundanglah 2 orang pak tukang, Maimun (40), dan anaknya, Ma’mum, untuk memperbaiki perpus. Mungkin terdengar cukup aneh, karena dilihat sepintas dari gerbang, perpus itu masih tampak sehat dan indah.

Namun bila siapapun mendekat ke arah pintu akan tahu kalau kaca pintunya retak memanjang ke atas. Jangan sampai masuk, karena bila itu terjadi hati akan miris melihat dindingnya yang serba lubang, atau berlumut akibat atap bocor dan air hujan merembes masuk ke dalamnya. Kondisi ini akan membuat siapapun angkat bicara: separah inikah? Maklum, bangunan yang di dalamnya berisi 1800 buku itu telah berumur 4 tahun. Kurun waktu yang cukup lama untuk mengantarkan ratusan siswa dan puluhan guru dalam melewati jalan setapak menuju kebun wawasan.

Untunglah, setelah melihat gedung perpus direhab itu, seluruh siswa dan guru dapat menenangkan hati mereka yang resah oleh rasa rindu membaca buku.

Tulisan ini dikutip dari Blog Madaris 3 Annuqayah.

Minggu, Maret 07, 2010

OSIS SMA dan MTs 3 Annuqayah Bersatu Rayakan Maulid Nabi Muhammad


Mus’idah Amien, Waka Kesiswaan SMA 3 Annuqayah

OSIS SMA dan MTs 3 Annuqayah Sabtu (06/03) kemarin merealisasikan salah satu programnya yaitu memperingati kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW. Pada rapat perdana, seluruh panitia sepakat acara ini akan dilaksanakan di halaman Madaris 3 Annuqayah. Namun karena kondisi cuaca kurang bersahabat panitia memilih jalan pintas yaitu dilaksanakan di Aula Utama Madris 3 Annuqayah saja.

Sebelum acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dilaksanakan, panitia menggelar lomba sholawat antarkelas dalam waktu tiga hari berturut-turut. Adapun tujuan diselenggarakannya lomba sholawat tersebut adalah dalam rangka menggali potensi siswa yang selama ini terpendam.

Dengan lomba ini, OSIS SMA 3 dan MTs 3 Annuqayah bisa melihat dan mewadahi siswa-siswa yang berpotensi. Hal tersebut dirasa penting agar bakat yang siswa miliki bisa dikembangkan. “Tentunya dengan mendatangkan pembimbing yang sudah profesional,” imbuh Reni, ketua OSIS SMA 3 Annuqayah.

Acara yang dimulai pada pukul 08.00 WIB itu dihadiri oleh sekitar tiga ratus lima puluh siswa SMA 3 dan MTs 3 serta dewan guru Madaris 3 Annuqayah. Acara ini diparipurnai oleh nasyid yang dilantunkan oleh adik-adik TK Annuqayah kemudian dilanjutkan dengan acara hikmah maulid yang disampaikn oleh K.H. Abul Khair.

Tausiyah yang di sampaikan oleh K.H. Abul Khair tersebut tak hanya berisi tentang keteladanan nabi, tetapi tentang mode santri yang kian meniru artis pun disinggung. “Sepatutnya, sebagai santri kita meniru akhlak Nabi yang baik-baik. Bukan malah mengkhianati kecintaanya kepada kita. Nabi merasa resah atas penderitaan umatnya kelak, tapi kita malah semakin mendekat pada penderitaan. Bukankah begitu?” papar beliau.

“Acara ini berjalan cukup lancar sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Hal ini bisa terjadi karena berkat semangat 45 siswa yang ingin bersama-sama melantunkan sholawat dengan tujuan mengenang hari lahirnya Rasulullah SAW. Dengan cara itulah kita dapat meneladani akhlaq Rasulullah serta mempererat tali silaturrahim antar siswa dan guru,” ungkap Anisah selaku ketua panitia acara peringatan Maulid ini.

Berita ini dikutip dari Blog Madaris 3 Annuqayah.

Sabtu, Maret 06, 2010

Yayasan Annuqayah Adakan Pelatihan Ilmu Falak


Ach. Fannani Fudlaly R., PPA Lubangsa

GULUK-GULUK—Yayasan Annuqayah mengadakan pelatihan Ilmu Falak bertempat di Sekretariat PP Annuqayah lantai dua. Acara ini digelar 26-27 Februari yang lalu. Hasil dari pelatihan Ilmu Falak ini diarahkan untuk mempersiapkan Tim Falakiyah untuk kalender Annuqayah 2011.

Kegiatan ini berjalan layaknya pelatihan-pelatihan lain. Bedanya hanya terletak pada kesederahanaan ketika acara berlangsung. Dengan hanya bermodal laptop dan LCD proyektor, kegiatan ini berjalan sebagaimana diharapkan.

Ada beberapa sesi dalam pelatihan ini, di antaranya adalah sesi tanya jawab seputar Ilmu Falak. Peserta terlihat semangat mengikuti sesi pertanyaan ini, kerena mereka dapat menanyakan apa saja yang berhubungan dengan Ilmu Falak.

Kegiatan yang diikuti oleh 20 peserta yang terdiri dari pengasuh muda dan utusan pesantren daerah yang ada di Annuqayah ini berjalan lancar dengan penyaji Dr. H. Abdus Salam, M. Ag. selaku ketua Lajnah Falakiyah NU Jawa Timur beserta asistennya A. Afif Amrullah.

“Kegiatan pelatihan ini merupakan upaya pengenalan Ilmu Falak di lingkungan Annuqayah sekaligus persiapan Yayasan dalam pembentukan Tim Falakiyah untuk kalender 2011 nanti, dan hasilnya dapat dijadikan sebagai Tim Falakiyah PP Annuqayah,” jelas A. Mu’is, ketua panitia kegiatan ini.

Kegiatan ini juga mendapat apresiasi positif dari semua peserta yang hadir. Miftahul Munir contohnya, menilai pihak Yayasan sangat siaga dalam persiapan pembuatan kalender 2011. “Sekarang masih 2010, sedangkan pelatihan ini untuk tim kalender 2011. Jadi saya pikir Yayasan sangat siap siaga dalam pembuatan kalender 2011. Selain itu saya berterima kasih kepada pihak Yayasan karena jarang ada kesempatan seperti ini di Annuqayah,” ungkap peserta delegasi dari PPA Lubangsa ini.

Jumat, Maret 05, 2010

AMC Gelar Taman Sains

Ummul Karimah, PPA Karang Jati Putri (Assaudah)

AMC, sapaan akrab Astronom Madaris Club menggelar acara Teropong Bulan dan Taman Sains Kamis malam (03/03) kemarin. Sebenarnya acara ini merupakan acara pelantikan pengurus AMC periode 2010-2011. Namun untuk lebih memeriahkan acara tersebut, panitia merancang acara spesial untuk seluruh warga Madaris 3 Annuayah. “Anak-anak maksa minta taman sains. Saya biarkan mereka berkreasi,” kata Syaiful Bahri, salah satu guru pembimbing AMC.

Acara ini memang telah menarik perhatian siswa dan para guru Madaris 3 Annuayah saat pamfletnya dipampang di MARAK (Mading Raksasa Madaris 3 Annuqayah) dua hari sebelumnya. Sebenarnya panitia mengakui bahwa mereka merasa was-was akan cuaca yang sering mendung dan persiapan yang hanya seminggu. Hal ini diungkapkan oleh Munir, sapaan akrab Siti Muniratul Himmah, ketua panitia acara tersebut. “Persiapan kami hanya seminggu. Kami juga takut hujan dan bulan tak muncul,” ungkapnya dengan nada resah.

Pada akhirnya, acara yang digelar di halaman Madaris 3 Annuqayah itu berlangsung cukup lancar dan canggih.

Usai pelantikan, seluruh siswa dan para guru yang hadir bertepuk tangan saat pertunjukan pertama, yaitu sumber bunyi, dibawakan oleh siswa kelas XII IPA SMA 3 Annuqayah. Mereka tampil maksimal dengan beberapa kentungan tradisional yang dibuat oleh mereka sendiri. Lagu-lagu yang dibawakan bernuansa shalawat sehingga pera guru tersenyum-senyum menyaksikannya. Hal ini berlangsung hingga acara presentasi mengenai teori penciptaan bumi dan galaksi bimasakti oleh anggota AMC menggantikan suara-suara kentongan itu.

Seluruh mata para peserta yang hadir menjadi tercengang saat 3 roket air produk AMC diluncurkan. Tepuk tangan yang kedua mengiringi lajunya roket yang menyemburkan air itu. Sesaat suara-suara menjadi hening. “Syukurlah, ternyata anak-anak bisa,” tambah Pak Syaiful.

Selanjutnya, anggota AMC tampak apik dalam memeragakan alat-alat sains yang mereka rancang. Dari motor listrik, permainan cermin datar, gaya Laurent, permainan hukum Archimedes, lampu ajaib, dan permainan menebak tanggal lahir. Hal ini membuat Milyani, salah satu siswa, mengakui bahwa ternyata siswa SMA 3 Annuqayah banyak yang berbakat dalam bidang elektro dan informatika. “Semoga saya bisa menjadi generasi yang lebih canggih,” ungkapnya berharap.

Selain itu siswa juga diajak berjalan-jalan mengelilingi dunia secara virtual dengan menggunakan program Starry Night Backyard. “Ke manapun siswa mau berjalan-jalan, kami siap mengantarkan,” ujar Bekti Utami, yang juga merupakan salah satu guru pembimbing AMC.

Sementara itu, sebelum sesi teropong bulan dimulai, M. Mushthafa, salah satu guru SMA 3 Annuqayah yang kini melanjutkan studi di Norwegia, juga hadir di lapangan Madaris 3 untuk sharing seputar sains dengan menggunakan layanan video call SKYPE. Beberapa guru dan anggota AMC sempat berdialog.

Acara ini berakhir sekitar pukul 23.00 WIB.

Berita ini dikutip dari Blog Madaris 3 Annuqayah.

Selasa, Maret 02, 2010

Tak Ada Liburan, Rayakan Maulid Nabi di Pondok

Sumarwi, PPA Nirmala

GULUK-GULUK—Salah satu daerah di Annuqayah yang tidak memperbolehkan santrinya untuk pulang liburan adalah Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Nirmala Putri. Kurang lebih 200 santriwatinya tidak diperbolehkan pulang untuk merayakan maulid Nabi Muhammad SAW di rumahnya.

Banyak santri yang mengeluh dan bahkan ada yang menangis agar diperbolehkan pulang. Namun, meski demikian mereka tetap saja tidak diprolehkan pulang oleh pengasuh. Baru pada hari Jum'at (26/02), santri yang dijemput oleh ortunya boleh dibawa pulang.

Sabtu (27/02) kemarin, Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Nirmala Putri rayakan Maulid dengan membaca shalawat barzanji bertempat di Mushalla lantai II secara bersama-sama. Acara dimulai pada pukul 07.30 WIB. Acara ini diikuti seluruh santri dan juga pengurus.

Shalawat barzanji dibacakan oleh Uyaynah, Mamluatul Aimmah, dan Uswatun Hasanah. Mereka bertiga didampingi langsung oleh K.H. A. Muhajir Bahruddin, pengasuh Lembaga Tahfidhul Qur'an Annuqayah Nirmala (LTQAN). Mereka membaca dengan agak kaku karena ini adalah pengalaman pertama.

Di awal pembacaan shalawat, mereka membaca shalawat dengan mengikuti langsung apa yang dibacakan Kiai Muhajir. Kemudian setelah itu mereka sendiri yang membacanya. Kiai Muhajir hanya menjawab saja mengikuti para santri putri.

Setelah membaca shalawat, Kiai Muhajir memberikan tausiyah di hadapan santri seputar Maulid. Beliau mengatakan bahwa pembacaan shalawat yang telah dibacakan barusan adalah salah satu bukti cinta kepada Nabi Muhammad SAW. “Shalawat ini kita baca sebagai salah satu bukti cinta kita kepada Rasulullah,” terang beliau.

Beliau juga menjelaskan bahwa Muhammad menjadi orang besar, pemimpin bangsa Madinah, bukan karena kekuasaan dan materi tapi karena beliau sangat dekat dengan Allah. Ada banyak orang besar karena kekuasaan dan materi saja.

Sebelum menutup tausiyahnya beliau berpesan agar setiap malam Jum’at santri putri membaca shalawat barzanji. “Setiap malam Jum’at santri putri harus membaca shalawat barzanji,” pesan beliau.

Senin, Maret 01, 2010

Libur Maulid, MI 3 Annuqayah Adakan Super Camp


Muhammad-Affan, PPA Al-Furqaan

Madrasah Ibtidaiyah 3 Annuqayah tidak ingin melewatkan moment libur Maulid Nabi sia-sia. Jauh hari setelah mendapat kabar tentang libur Maulid, tim fasilitator MI 3, Fatimatuzzahroh, Siti Mailah, Mega Eka Suciyanti, segera mengadakan rapat koordinasi untuk merancang kegiatan. Akhirnya disepakati untuk mengisi waktu libur, Madrasah Ibtidaiyah 3 Annuqayah akan melaksanakan kegiatan Super Camp 2010.

Setelah rencana tersebut disampaikan kepada pihak sekolah, seperti biasa, kepala MI 3 Annuqayah, H.M.Mahfud Manaf, menyampaikan dukungannya. Bahkan saking semangat, di tengah kesibukannya beliau berjanji akan mengupayakan untuk hadir pada pembukaan dan penutupan acara.

“Saya senang dengan rencana ini. Ini rencana bagus. Segera dianggar semua kebutuhannya. Sekolah akan menanggung biaya selama kegiatan berlangsung. Dan saya usahakan hadir pada pembukaan dan penutupan Super Camp nanti,” katanya, antusias.

Super Camp adalah kegiatan yang muatan materinya mengarah pada pengembangan mental, motivasi, dan belajar yang kesemuanya dikemas dalam bentuk ‘bermain’. Karena desain kegiatannya yang ‘game’, maka proses belajar menjadi tidak melelahkan.

“Mbak, kata teman-teman, gimana kalau Super Camp ditambah jadi lima hari. Terus, peserta nginap di sini,” ungkap Ibad, salah satu peserta Super Camp MI 3 2010. Pada awalnya, kegiatan ini dikhususkan untuk kelas empat, lima, dan kelas enam saja.

“Target utamanya adalah kelas enam. Tapi setelah kami diskusikan lagi dengan tim fasilitator, akhirnya diputuskan untuk melibatkan kelas empat dan lima juga,” kata Iffah Albatul, mantan ketua Perpustakaan Madaris 3 dan Pembina Edelweiss English Club Madaris 3 Annuqayah yang juga terlibat sebagai pemateri pada kegiatan tersebut.

Kegiatan Super Camp MI 3 Annuqayah 2010 dilaksanakan pada tanggal 25-27 Februari, diikuti oleh 20 anak terdiri dari kelas empat, lima, dan enam bertempat di Aula Stareva Sabajarin. Beberapa peserta tidak ikut karena mereka memilih berlibur di rumah. “Kami bisa memaklumi kondisi ini. Mereka mungkin ingin merayakan Maulid di rumah masing-masing. Dan pihak sekolah memang tidak mewajibkan, sekalipun memang sangat menganjurkan,” kata Siti Mailah.

Adapun materi Super Camp antara lain: cerdas cermat, diskusi, mendongeng, acak kata, menggambar, tebak lagu dan drama. “Bedanya, di sini semua kami desain game. Meski jadwalnya agak padat, mereka tetap semangat,” kata Mega Eka Syuciyanti, salah satu fasilitator MI 3 Annuqayah

Kegiatan yang dimulai hari Kamis tersebut ditutup hari Sabtu sore. Pada acara penutupan, Arika dan Icha membacakan puisi ‘Perpisahan’. Suasana menjadi begitu haru dan menyentuh. Semua menangis, tak terkecuali fasilitator. Sebelum pulang, fasilitator mengajak anak-anak untuk berbagi kesan dan pesan. Menjelang senja anak anak pulang dengan senyum penuh kebahagiaan.

Namun setelah acara penutupan selesai, tim fasilitator mengajak anak-anak bergame tebak kata. Anak-anak kembali bersorak sorai senang. anak anak pulang dengan penuh ceria dan senyum harapan mengembang.

Maju terus MI 3 Annuqayah.

Berita ini dikutip dari Blog Madaris 3 Annuqayah.