Ahmad Al Matin, PPA Latee
GULUK-GULUK–Jum’at malam (3/4) kemarin, Pengurus Tanfidzi Darul Lughah PPA Latee mengadakan acara nonton bersama film berbahasa Arab yang berjudul Qisshatu Sindibad episode kedua. Acara yang dihadiri oleh seluruh santri dan pengurus Tanfidzi ini dimulai pada pukul 20.15 WIB dan berakhir pada 22.05 WIB.
“Salah satu tujuan diadakannya acara ini adalah untuk menambah pengetahuan para santri di bidang tata cara berbicara yang baik,” kata Umarul Faruq selaku penanggung jawab acara tersebut.
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Darul Lughah, Faishal Khair. Dia berharap setelah acara nonton bareng ini diadakan, para santri Darul Lughah bisa mempraktikkan apa yang telah mereka dapatkan dari film itu. “Baik dalam cara berbicara, susunannya, ataupun pesan yang disampaikan oleh film tersebut. Tidak hanya sekadar nonton, tapi juga belajar,” ungkap Faishal.
Acara yang diadakan di gedung Diniyah lantai dua ini disambut hangat oleh seluruh santri, sehingga ketika film diputar tak satu suara hiruk pikuk terdengar dari para penonton.
“Gimana mau ramai kalau filmnya seru. Apalagi selama saya masuk ke Darul Lughah, hanya sekarang ini diadakan nonton film bareng,” kata Faza Binal Alim, salah satu santri yang sempat berkomentar.
Film yang berdurasi 62 menit ini bercerita tentang petualangan seorang anak pemberani dari negeri Arab benama Sindibad. Ia berpetualang untuk mencari rizki Allah, berdagang dengan cara berpindah-pindah antara satu negara ke negara lain. Suatu ketika di tengah perjalanan, di sebuah gurun pasir, dia diterjang oleh angin ribut. Dia berusaha mati-matian untuk bertahan. Namun sial baginya. Setelah angin ribut itu berhenti dia terpisah dari rombongannya.
Sindibad pun meneruskan perjalanannya meski hanya ditemani dua unta dan seekor burung beo yang selalu membantunya. Di tengah gurun pasir yang gersang dia kehausan, tapi saat itu dia sangat beruntung. Di tengah gurun pasir yang panas dia menemukan sebuah oase. Di sanalah dia menghilangkan rasa hausnya. Tapi ternyata Allah masih mau mengujinya. Dia bertemu seorang perampok bernama Ali Baba. Dari situlah pertualangan Sindibad dan Ali Baba dimulai. Ali Baba yang dulunya perompok yang sangat ditakuti itu akhirnya lambat laun berubah dan bertobat.
“Kisah sangat seru. Film ini mengajak kita untuk bersabar dengan ujian yang diberikan Allah dan mengajak siapa saja untuk bertobat,” komentar Harirurrahman, santri senior Darul Lughah setelah pemutaran film.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar