Rabu, Januari 18, 2012

Moral Bangsa Indonesia Kian Terpuruk


Hairul Anam Al-Yumna, PPA Latee

Guluk-Guluk—Di Indonesia, nilai agama sering ditukar dengan uang. Para koruptor pun banyak yang tidak disentuh hukum. Para pemudanya pun tak sedikit yang merasa kecil hati kalau tidak berpacaran; berpacaran kerapkali dijadikan bagian dari gengsi sosial. Ini zaman sudah terbalik dan menjauh dari nilai-nilai keislaman.

Pernyataan tersebut disampaikan dengan penuh penghayatan oleh pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Latee, Guluk-Guluk, Sumenep, KH Ahmad Basyir AS, saat sambutan dalam acara temu wali siswa keenam dan penutupan SMA Get Telent di halaman SMA Annuqayah, Ahad (15/1) pagi.

Kiai Basyir, begitu ia disapa, juga menyinggung persoalan para ahli pidato (penceramah). Menurutnya, banyak sekali saat ini orang yang fasih dan ahli berpidato (berceramah), melebihi banyaknya manik-manik tasbih.

“Tapi sayangnya, amat sedikit dari mereka yang berjiwa ulama,” tegasnya.

Kiai Basyir menyatakan begitu karena secara nyata ia menyaksikan betapa tak sedikit perilaku dari para ahli pidato itu berbanding terbalik dengan apa yang dinyatakannya. Pidato acapkali dijadikan sebagai pelengkap saja dalam acara-acara televisi, misalnya.

Kiai Basyir juga bercerita bahwa tak sedikit para politisi dan para aktivis partai bersilaturrahmi kepadanya di kala pemilihan umum (legislatif dan eksekutif) dan atau kegiatan-kegiatan politik lainnya.

“Saya sering disodori uang, tapi saya tolak secara tegas. Saya tidak mau dikasih uang berbau politik,” katanya.

Berpangkal dari beberapa persoalan di atas, kiai Basyir berpesan beberapa hal kepada hadirin.

Pertama, jaga diri kita dan keluarga kita dari siksa api neraka. Ini memang perintah langsung dari Allah. Kita harus menjauhkan diri kita dan keluarga kita dari perbuatan-perbuatan tercela,” ujarnya serius, dengan nada ditekan.

Kedua, lanjutnya, pertajam rasa malu.

“Rasa malu itu adalah sebagian dari iman,” tambahnya, “terutama pemuda yang sudah terjerembab ke dalam tradisi berpacaran, segeralah sadar betapa nistanya perbuatan itu, bertolak belakang dengan nilai-nilai keislaman.”

Ketiga, tegasnya lagi, niatkan setiap langkah kita demi kepentingan akhirat. Niatkan bekerja tidak hanya demi dunia.

“Kalau hanya niat demi dunia, maka kita hanya dapat dunia. Akhirat tertinggal jauh di belakang kita,” tandasnya.

Di samping itu, Kiai Basyir juga menyampaikan bahwa wali murid merupakan salah satu elemen penting yang harus diperhatikan oleh lembaga pendidikan.

“Eratnya kerjasama antara sekolah dengan wali murid adalah elemen terpenting dalam dunia pendidikan,” kata Kiai Basyir, mengakhiri sambutannya yang berlangsung sekitar setengah jam lebih.

Tidak ada komentar: