Senin, Januari 09, 2012

Mahasiswa Meriahkan Presentasi Resensi

Husnul Khatimah Arief, PPA Latee II

Guluk-Guluk—Senin (02/01) yang lalu, sepuluh nominator lomba resensi mahasiswa untuk santri PP Annuqayah Latee II mempresentasikan karya resensinya di hadapan dewan juri. Seluruh mahasiswa di kompleks PP Annuqayah Latee II yang berjumlah sekitar 100 orang tampak memadati lantai II sebelah Utara kampus Instika putri yang menjadi tempat acara. Mereka ingin mendukung temannya yang sedang presentasi.

Bahkan, tempat duduk yang tersedia tidak mencukupi kapasitas mahasiswa Latee II yang terbilang banyak. Mereka sontak akan bersorak ketika presentator berhasil menjawab pertanyaan kritis juri. Atau bahkan mereka akan berseru tatkala juri ‘membantai’ karya-karya presentator dengan kata-kata “pedas”.

Lomba resensi ini diadakan oleh pengurus Departemen Pendidikan dan Pengembangan Intelektual untuk seluruh mahasiswa di Latee II. Lomba ini dimaksudkan untuk mendorong semangat mahasiswa Latee II agar terus membaca dan menulis. Semua mahasiswa diwajibkan meresensi buku, baik fiksi ataupun non-fiksi, yang terbit pada tahun 2010 atau 2011. Imla’ul Hasanah dan Lailatul Mukarramah, pengurus Departemen Pendidikan dan Pengembangan Intelektual, mengundang Syafiqurrahman dan Moh. Waris, mantan pengurus LPM Instika, sebagai juri dalam lomba ini.

Pada 22 Desember, semua hasil resensi mahasiswa dikumpulkan oleh Ila, panggilan Lailatul Mukarramah, untuk kemudian dinilai oleh juri. Selang beberapa hari, juri memberitahukan 10 nominasi resensi terbaik dari buku fiksi dan non-fiksi yang terdiri dari 5 nominator fiksi dan 5 nominator non-fiksi.

Nominator fiksi adalah Kamilatus Shalihah, Khalisatun, Faiq Hairani Aisyah, Raudhatul Jannah dan Rabi’atut Thayyibah. Sedangkan nominator non-fiksi adalah Istiyana, Husnul Khatimah Arief, Shafwatul Husna, Fathatun Maisurah dan Qiswatin Hasanah.

Pada waktu presentasi, sebagian nominator terlihat kecewa saat juri menyatakan bahwa tulisannya belum berhasil mengundang perhatian pembaca.  Namun, sebagian yang lain malah merasa puas dengan semburan kritik konstruktif juri untuk dijadikan bekal guna perbaikan tulisan-tulisan selanjutnya.

“Untuk menjadi penulis hebat, kalian harus dikritik secara ‘hebat’ juga,” ungkap Syafiqurrahman seraya tersenyum. Secara umum, dalam pandangan juri, karya mahasiswa Latee II bisa dibilang bagus dan perlu untuk ditingkatkan. Agar tulisan yang dibuat semakin apik dan enak dibaca, lanjutnya, maka diperlukan kontinuitas dan kesabaran untuk menulis dan berproses.    

Imla’ul Hasanah, koordinator Departemen Pendidikan dan Pengembangan Intelektual, menuturkan bahwa pemenang lomba ini akan diumumkan di buletin Variez Latee II yang akan terbit beberapa hari lagi.

“Kami memang sengaja tidak mengumumkan pemenang secara lisan, karena kami ingin membuat surprise pada mereka. Biar nanti mereka baca sendiri di Variez,” ujarnya seraya tersenyum bangga.

1 komentar:

Abd. Warits Ilham mengatakan...

Koreksi:
nama juri yang tertulis (moh. warits) itu keliru. Yang betul Abd. Warits, nama saya memang seringkali di tulis keliru oleh teman-teman puteri yang mengundang saya untuk menjadi juri. padahal saya sudah seringkali "sms" ke puteri memberitahukan tulisan nama saya yang banar.
trim