Siti Marhamah, PPA
Latee II
Guluk-Guluk—Rabu (04/01) yang lalu, pukul
20.30 WIB, Jam’iyah Qiraatul Kutub (JQK) PP Annuqayah Latee II menggelar Munaqasyah
Asghar fi Marhalati ‘Imrithi bertempat di Mushalla ar-Rahmah
Latee II. Munaqasyah ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil hafalan ‘imrithi
anggota Jam’iyah Qiraatul Kutub selama setengah periode, yaitu dari muqaddimah
hingga bab zhanna wa akhawatuha. Selain itu, acara ini bertujuan untuk mengevaluasi dan memotivasi para anggota JQK agar
lebih meningkatkan semangat untuk mempelajari kitab-kitab turats.
Demikian diungkapkan
oleh I’thaul Khairah, sekretaris JQK sekaligus ketua panitia, dalam sambutannya di malam itu. Dia mengungkapkan bahwa
setelah munaqasyah ashghar ini akan ada munaqasyah akbar di akhir periode untuk
mengevaluasi seluruh hafalan ‘Imrithi dari bab pertama sampai terakhir.
Munaqasyah ini tidak dihadiri oleh seluruh
santri Latee II, namun hanya dihadiri oleh ketua empat lembaga di Latee II
(Forum Lingkar Pena, Aphrodite English Club, Jam’iyyah Tahfidhul Qur’an dan
Raudlatul Lughah al-Arabiyyah), anggota cabang JQK, sebagian anggota empat
lembaga dan sebagian pengurus Latee II. Meski
demikian, hal itu tidak lantas menyurutkan semangat anggota JQK untuk
dimunaqasyah. Apalagi hadirnya Dewan Pertimbangan Pengurus (DPP), Nasyriyah
Busadin, semakin memacu semangat mereka. Pasalnya, beliau seringkali
berhalangan menghadiri acara Latee II karena kesibukan yang diembannya. Namun, kali
ini beliau bersedia hadir dan memberi sambutan.
Menurut penuturannya, anggota yang sudah
diterima di lembaga ini diharapkan lebih bersemangat mendalami kitab turats. Hal ini karena Latee II sudah
cukup dikenal dengan prestasi kitabiyahnya. Terbukti dengan beberapa santri
yang banyak memenangkan lomba di tingkat provinsi dan nasional. Lebih dari itu,
harapan terbesar pengasuh adalah bahwa santri Latee II bisa membaca dan mengamalkan isi kitab turats.
Untuk mengefektifkan pemahaman kitabnya,
beliau menyarankan agar di lembaga ini lebih menekankan pada aspek praktikal,
bukan hanya konseptual. Bahkan kalau bisa anggota dan
pengurus JQK bisa menerapkan bahasa Arab dalam percakapan sehari-hari.
“Syukur-syukur kalau setiap hari bisa berkomunikasi menggunakan Bahasa Arab,”
ungkapnya dengan penuh pengharapan.
Acara ini diikuti oleh 25 anggota dan diuji
oleh dua penguji, yaitu kinanah, mantan ketua JQK periode 2010-2011 dan
Musyayyadah, S.Pd.I, ketua pengurus pondok pesantren Annuqayah Latee II. Awalnya sebagian anggota tampak tegang mengikuti munaqasyah ini.
Namun setelah berlangsung sekitar 10 menit ketegangan itu tampak surut. Mereka
terlihat antusias mengikuti munaqasyah ini. “Alhamdulillah sebagian peserta
bisa menjawab semua pertanyaan penguji dengan baik dan lancar,” tutur salah
satu penguji, Kinanah.
Acara ini berlangsung cukup sederhana, namun
meriah. Hal itu karena St. Aisyah, pembawa
acara, bisa menghidupkan suasana, sehingga
sontak terdengar tepuk tangan dari penonton untuk menyemangati para anggota JQK
yang akan dimunaqasyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar