Selasa, Januari 03, 2012

FLP Gelar Pelatihan Manajemen Pers dan Keredaksian

Husnol Khotimah Arief, PPA Latee II

Guluk-Guluk—Jumat sampai Sabtu (30-31/12) kemarin, Forum Lingkar Pena (FLP) PP. Annuqayah Latee II menggelar pelatihan Manajemen pers dan Keredaksian di Madrasah Aliyah Program Keagamaan. Kegiatan ini merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan yang ada dalam program kerja pengurus FLP. Panitia mendatangkan M. Mushthafa, salah seorang pengasuh PP. Annuqayah daerah Sabajarin yang kompeten di bidang jurnalistik dan Syafiqurrahman, alumnus Instika yang bergiat di bidang jurnalistik, sebagai fasilitator.

Pada awalnya, pelatihan ini hanya akan diisi oleh satu fasilitator, M. Mushthafa, baik di bidang jurnalistik maupun manajemen keredaksian. Namun ternyata beliau tidak bersedia hadir pada hari kedua karena dihadapkan dengan kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan. Akhirnya panitia berinisiatif untuk mencari pengganti beliau.

“Sayang sekali Ra Mushthafa tidak bisa mengisi pelatihan ini pada hari kedua. Padahal, kami sangat mengharap beliau bisa menemani kami sampai acara selesai,” kata Nur Jamilah Baisuni selaku ketua panitia. Namun panitia berhasil menghubungi Syafiqurrahman untuk menjadi penyaji kedua dan ia siap dan bersedia.

Hari pertama, Jumat, diisi oleh Ra Mushthafa, panggilan akrab M. Mushthafa. Materinya tentang dunia jurnalistik. Tepat pukul 13.30 WIB. acara dimulai.

Pelatihan ini diikuti oleh 37 orang, 24 orang merupakan anggota FLP dan selebihnya delegasi tiap blok di Latee II. Menurut Mila, panggilan akrab Nur Jamilah Baisuni, pada awalnya pelatihan ini dikhususkan untuk anggota FLP, karena ini sangat terkait dengan efektivitas belajar. Namun, karena FLP ingin membangun budaya menulis di Latee II, maka dengan berbagai pertimbangan, akhirnya panitia memutuskan untuk meminta delegasi tiap blok. 

Tujuan diadakannya pelatihan ini adalah untuk memberi bekal pada santri latee II, khususnya anggota FLP, dalam meniti karier kepenulisannya. “Melihat kemampuan anggota FLP yang bisa dibilang minim dalam teori kepenulisan, maka saya dan pengurus lain berinisiatif untuk mengadakan pelatihan ini. Yah, sebagai bekal lah ketika mereka akan menulis,” ungkap Siti Marhamah, ketua FLP Latee II. Menurutnya, ini adalah pelatihan pertama yang diadakan oleh pengurus FLP periode 2011-2012.

Semangat peserta tampak menyala untuk menulis ketika Ra Mushthafa menyampaikan bahasa provokatif sebelum menyampaikan materi inti. Ia berusaha membangunkan kembali semangat menulis santri putri yang nyaris hilang, utamanya menulis berita. Penyampaian yang luas, sistematis, sederhana namun kritis cukup menjadikan peserta puas.

Hal ini diakui oleh Helmawati, salah seorang peserta sekaligus anggota FLP. “Saya gak rugi mengikuti pelatihan ini, mbak. Cukup puas. Penyajiannya sangat detail. Terlebih, penyaji memberi contoh-contoh konkret pada materi yang disampaikan. Jadi, gak sekedar teori,” katanya setelah selesai mengikuti penyajian.

Peserta yang lainnya memberikan komentar senada. “Alhamdulillah, semangat saya kembali pulih untuk menulis. Provokasi-provasi Ra Mushthafa membuat saya kepengen nulis terus,” aku Raudhatul Jannah, panitia bagian Bendahara.

Suasana terlihat hidup ketika penyaji selesai menyampaikan materi dan moderator langsung memberi kesempatan bertanya pada peserta. Sekitar lima orang lebih ingin menyampaikan masalahnya pada fasilitator agar mendapatkan jawaban. Namun sayang, moderator hanya memberi kesempatan pada lima orang untuk bertanya, karena waktu yang sudah beranjak sore. Pertanyaan mereka beragam, mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Ada yang menanyakan tentang cara menjadi penulis produktif,  mengapa ada berita yang tidak “sehat”, apa bentuk konkret dari citizen journalism, dan yang paling sederhana apa yang mesti didahulukan di antara unsur-unsur 5W & 1H dalam berita.

Hari kedua, Sabtu, Syafiqurrahman datang pada 13.45 WIB. untuk mengisi pelatihan dengan tema manajemen keredaksian. Peserta terlihat tidak sabar menunggu, karena berdasarkan jadwal, acara akan dimulai pada 13. 30 WIB. Setelah menyampaikan sekilas pengantar, Syafiq langsung mengenalkan dunia keredaksian; apa fungsi keredaksian/media, apa saja tugas-tugas redaksi, bagaimana cara mengelola media yang baik, bagaimana cara meliput data hasil wawancara, dan lain sebagainya.

Pemaparannya memang cukup singkat, tapi peserta tidak kehilangan antusiasme untuk bertanya. Bahkan, ketika Bapak syafiq akan menutup acara, ternyata masih ada dua peserta lagi yang berambisi untuk bertanya. Akhirnya, dengan terpaksa beliau mempersilakan. Dengan penjelasan yang singkat pula, beliau menjawab.

Sebelum mengakhiri penyajian, ada satu pesan yang beliau sampaikan pada seluruh peserta “Pelatihan menulis tidak menjanjikan kalian akan menjadi penulis. Sudah sering pelatihan semacam ini dilakukan sejak dulu. Tetapi kenyataannya tidak semua peserta bisa menulis. Pada hakikatnya, semua tergantung dari kemauan, motivasi dan usaha maksimal kita, tentunya,” tegas beliau. Pesan itulah yang kemudian menjadikan peserta menyadari bahwa jalan untuk menjadi penulis bukan terletak pada seberapa sering ia mengikuti pelatihan kepenulisan, tetapi seberapa besar ia setia menjalani proses. Menulis secara kontinyu, itu kuncinya dan membaca, itulah penunjangnya.

Tidak ada komentar: