Rabu, Januari 18, 2012

Demi Menghormati Kiai, Yayasan Annuqayah Tampil Berbeda


Hairul Anam Al-Yumna, PPA Latee

Guluk-Guluk—Lazimnya, yayasan memiliki kewenangan dalam mencetuskan kebijakan berkenaan dengan lembaga pendidikan yang dinaunginya. Ia juga punya hak mengambil keputusan tentang proses pembangunan di dalam lembaga pendidikan yang dipayunginya. Semua ini, tidak seutuhnya diberlakukan di Yayasan Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep. Yayasan Annuqayah tampil berbeda dengan yayasan-yayasan pendidikan lainnya.

Kurang lebih begitulah pernyataan ketua Yayasan Annuqayah, H Taufiqurrahman, ketika sambutan dalam acara temu wali siswa keenam dan penutupan SMA Get Telent di halaman SMA Annuqayah, Ahad (15/1) pagi.

H Taufiq, begitu ia disapa, lebih lanjut menjabarkan bahwa segala kebijakan Yayasan Annuqayah tidak dapat dilepaskan dari pantauan dan konsultasi dari dan kepada para kiai, pengendali arus utama perkembangan pesantren yang berdiri pada 1887 itu.

“Yayasan Annuqayah berdiri pada 1983, dilatarbelakangi karena Annuqayah hendak mendirikan Perguruan Tinggi. Untuk membangun Perguruan Tinggi, pemerintah mengharuskan Annuqayah mendirikan yayasan. Dan hal itu diamini oleh semua pihak yang berada di lingkungan Annuqayah,” ungkap H Taufiq dengan pandangan teduhnya.

Dalam perkembangannya hingga kini, lanjutnya, pengurus yayasan Annuqayah tetap berpijak pada penghormatan terhadap para kiai Annuqayah.

“Kami (pengurus yayasan Annuqayah, red.) konsentrasi pada pembangunan infrastruktur pendidikan di Annuqayah. Sedangkan urusan pengelolaan pendidikan ditangani oleh pengurus pesantren,” tegasnya.

Penjelasan H Taufiq tersebut didengarkan secara khidmat oleh para wali santri yang lebih dari 300 orang.

“Kendatipun pengurus Yayasan Annuqayah diberi keleluasaan memajukan annuqayah dari segi pembangunan fisik, sekali lagi, kami tetap melibatkan pertimbangan para pengasuh. Termasuk hingga pada persoalan teknis seperti arah bangunan akan dihadapkan ke mana, kami tetap menunggu dawuh dari pengasuh,” kata H Taufiq.

Di samping itu, tambahnya, tidak ada ceritanya pengasuh di Annuqayah yang memegang uang pesantren maupun yayasan. Semuanya dipasrahkan penuh penanganannya kepada para pengurus.

“Bahkan, tak jarang para kiai Annuqayah mengorbankan rezekinya demi kemajuan pembangunan di Annuqayah. Mereka sering bersadaqah dengan menanggung sepenuhnya biaya makan para tukang bangunan setiap hari,” paparnya detail.

Dalam hal bantuan, Yayasan Annuqayah juga menerima dari pemerintah.

“Tapi, bantuan masyarakat terhadap pembangunan di Annuqayah masih lebih besar dan banyak ketimbang bantuan yang berasal dari pemerintah,” tandasnya.

Sambuatan singkat berkisar sepertiga jam tersebut mendapat respons positif dari hadirin. Sebut saja salah satu guru senior Annuqayah, Ainul Fadhal.

“Semua yang disampaikan H Taufiq kepada para wali siswa saya pikir penting. Saya sangat salut dengan sambutan beliau yang cukup informatif dan dijiwai secara rendah hati,” ujarnya dengan polos.

Tidak ada komentar: