Selasa, Mei 19, 2009

Saat Lubangsa tanpa Pengasuh

Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa

GULUK-GULUK—Hari Kamis (14/5) yang lalu, pengasuh PP Annuqayah Lubangsa, Drs. K.H. A. Warits Ilyas, berangkat umroh. Seluruh kegiatan pesantren diamanatkan kepada pengurus. Beliau pergi menjalani umroh selama dua minggu.
Selama pengasuh berangkat, ada suasana berbeda yang dirasakan oleh beberapa santri. Selama menjalani aktivitas pesantren, Taufiqurrahman, salah satu santri PPA Lubangsa, mengungkapkan bahwa selama pengasuh berangkat ia merasa tidak bergairah menjalani aktivitas pesantren, terutama pada saat shalat berjama’ah.
“Ketika hari-hari biasa, jama’ah shalat Maghrib, Isya’, dan Subuh biasanya dipimpin oleh pengasuh. Kemudian sekarang diganti oleh pengurus seksi pendidikan. Saya jadi kurang khusyu’ menjalani shalat berjama’ah. Mungkinkah karena bukan pengasuh yang mengimami?” ungkap santri asal Besuki, Situbondo tersebut.
Beberapa santri memang masih trauma dengan tidak berkenannya pengasuh menghadiri shalat berjama’ah beberapa waktu yang lalu. Bahkan, sebelum berangkat, beliau berpesan kepada santri agar tetap menjaga ketenangan Masjid Jamik Annuqayah.
Hanya beberapa hari saja, beberapa santri sudah menyatakan sangat rindu pada pengasuh. Tanpa beliau, Lubangsa seakan berubah. “Saya rindu padanya. Dua minggu rasanya sangat lama sekali. Semoga saja dalam perjalanan sucinya beliau mendapatkan kemudahan,” tutur Ach Taufiqil Aziz, salah seorang santri yang juga mahasiswa STIK Annuqayah.
Beberapa kegiatan yang harus menghadap langsung pada pengasuh untuk sementara diamanatkan kepada ketua pengurus PPA Lubangsa, Lukman Mahbubi, seperti jika ada santri yang ingin pulang ke rumah lebih dari satu hari. Demikian juga jika ada santri atau organisasi yang akan meminta izin menyelenggarakan suatu kegiatan tertentu.
Setelah shalat Isya’ berjama’ah, rutinitas pembacaan surat al-Waqi‘ah bersama diganti dengan pembacaan surat Yasin dan pahalanya dikhususkan kepada pengasuh.

2 komentar:

M. Faizi mengatakan...

Kiai Fikri dan Ra Solah, kami menunggu! Semoga segera selesai kuliah dan diberi barakoh ilmu sehingga bisa ditularkan ke kami semua.amin.

Muhammad Qudsi mengatakan...

Semua pasti ada hikmahnya. Termasuk 'memberitahu' kita bahwa santri (alhamdulillah) masih menyimpan kebanggaan dan rasa butuh terhadap masyayikhnya.