Jumat, Mei 01, 2009

Kegiatan KCN Kembali Diaktifkan

Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa

GULUK-GULUK—Setelah berhasil menerbitkan kumpulan antologi cerpen yang kelima dengan judul Lembaran yang Hilang, Komunitas Cinta Nulis (KCN) Annuqayah Sabtu malam (25/4) kemarin mengaktifkan kembali acara rutin bedah cerpen bersama.
Pada malam pertamanya, keceriaan dan rasa gembira sangat tampak dari wajah-wajah anggota lama maupun anggota baru. Mereka merasa bahagia karena pada malam itu bisa kembali berkumpul lagi dengan suasana yang berbeda.
Rutinitas bedah cerpen bersama itu dimulai dengan membedah cepen anggota baru, Moh. Jazuli, yang berjudul "2 Menit 22 Detik Bersama Bidadari" dan Djunaedi yang berjudul "Ketika Rindu Mencekam". Suasana kembali meriah dengan kehadiran anggota baru itu. Maklum, mereka menghiasi anggota lama yang hanya bersisa empat orang.
“Alhamdulillah, setelah lama vakum, kini diaktifkan kembali. Semoga saja para laskar cerpenis yang baru ini tetap intens menulis dan tetap dalam pendiriannya,” ungkap Badrus Syamsi, ketua komunitas itu.
Banyak kesan yang menarik dari para anggota baru, terlebih pada Moh Jazuli dan Djunaedi, angota baru yang mendapat tugas pertama mempresentasikan cerpennya dan membedah bersama-sama.
“Saya sampai berkeringat ketika mempresentasikan cerpen saya. Maklum pengalaman pertama. Banyak hal baru yang saya dapatkan dari mereka mengenai apa yang membangun karya sastra, khususnya cerpen. Judulnya saja punya saya dikritik habis-habisan,” kata Djunaedi ketika menceritakan pengalamannya.
Komunitas yang dibangun pada tahun 2006 itu dimulai dengan ikrar bersama untuk tetap komitmen dalam menulis cerpen dan memperjuangkan kesusastraan tanah air. Sebagaimana yang diungkapkan Badrus, ia sangat optimis dengan komitmen mereka, meski hanya beranggota tujuh orang.
“Komunitas kami tidak memerlukan bayak anggota. Yang penting tetap intens dalam menulis itu sudah modal lebih. Dari awal berdirinya, memang kami menargetkan anggota paling banyak sepuluh orang,” ungkapnya lagi.
“Saya kembali bergairah dengan hadirnya anggota baru itu. Seakan memori saat-saat berdirinya KCN terlahir kembali. Saat masih ada pengasuh kita (Zaiturrahiem RB),” ungkap Mohammad Rifqi, salah satu anggota lama KCN.

2 komentar:

partelon mengatakan...

Selamat!
Btw, al-qolam ahadul lisaanayn...

M. Faizi mengatakan...

Setuju sama pak Partelon: léting kiri, parkir! ngETTém dulu, ah!!