Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa
GULUK-GULUK—Pengurus Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa seksi Penerangan dan Pembinaan Organisasi (P2O) mengadakan acara Training of Trainer (ToT) pada hari Kamis (21/5) kemarin. Acara pelatihan yang dilangsungkan selama dua hari tersebut dibuka pada jam dua siang bertempat di ruang kelas MA 1 Annuqayah Putra. Ketua pengurus PPA Lubangsa, Lukman Mahbubi, membuka acara itu secara resmi.
Acara itu diikuti oleh beberapa peserta delegasi masing-masing Organisasi Daerah (Orda) di Lubangsa. Setiap Orda diwajibkan mendelegasikan peserta sebanyak tiga orang. Di samping diikuti oleh peserta delegasi, yang juga turut berpartisipasi adalah seluruh ketua Orda yang tergabung dalam Forum Ketua Organisasi Daerah (Forkod) dan tiga orang dari pengurus P2O sendiri. Seluruhnya berjumlah 43 peserta.
Pada acara ini, Syamsy Arief, ketua Orda Ikstida (Ikatan Santri Timur Daya), terpilih menjadi ketua panitia. Dalam sambutannya ia menyebutkan bahwa tujuan diadakan acara pelatihan ini adalah untuk mencetak kader yang mampu menjadi fasilitator. “Sebagaimana arti ‘trainer’ itu sendiri. Kami bertujuan untuk mecetak kader yang mampu menjadi fasilitator yang baik,” ungkap santri yang berdomisili di blok A/12 itu.
Dalam sambutannya, ketua seksi P2O mengatakan bahwa acara pelatihan tersebut adalah salah satu agenda pegurus P2O tahun ini. Ia juga menuturkan bahwa sangat perlu sekali kiranya pengurus mengadakan acara itu—yang tahun sebelumnya tudak dilaksanakan—mengingat di Lubangsa sangat minim sekali santri atau pengurus yang bisa menjadi fasilitator.
“Ada hal yang ganjil di Lubangsa kita ini. Lubangsa adalah salah satu pesantren daerah di Annuqayah yang terkenal aktivitas organisasinya di kalangan daerah Annuqayah lain, seperti Latee, Lubangsa Selatan, dan Nirmala, maupun yang sudah menjadi alumni. Namun ketika salah satu organisasi di Lubangsa mengadakan acara, fasilitatornya masih mengambil dari luar, seperti dari Latee, dan sebagainya. Jadi sangat ironis sekali. Kaya akan organisasi tapi minim yang bisa menjadi fasilitator,” ungkapnya ketika membeikan sambutan.
Selama dua hari, acara itu diisi oleh dua fasilitator, yaitu Fathorrahman Utsman, alumni Annuqayah asal Pamekasan dan Zawawi Mayang, asal Gapura Sumenep. Dalam menentukan penyaji, pengurus P2O sedikit mendapat kesulitan mengingat beberapa penyaji yang diundang berhalangan.
“Awalnya kami memilih penyaji pak O’ong—sebutan Fathorrahman—dan Muhri Zain. Namun, Muhri berhalangan. Terpaksa kami memilih yang lain yaitu As’ady Khos asal lenteng, tapi ia juga berhalangan. Jadi, solusi akhir kami jatuh pada Zawawi Mayang dan beliau setuju,” ungkap Ahmad Noval, sekretaris P2O.
Minggu, Mei 24, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar