Minggu, Mei 10, 2009

Diniyah Lubangsa Selatan Krisis Pemimpin

Fahrur Rozi, PPA Lubangsa Selatan

GULUK-GULUK—Pasca hengkangnya Abd. Khalish Munif dari Lubangsa Selatan 3 Mei 2009 lalu, internal Madrasah Diniyah Lubangsa Selatan (Madinah LS) dihadapkan pada masalah baru: krisis kepemimpinan. Sampai saat ini, posisi ketua, yang dulu ditempati Khalish, sapaannya, masih kosong melompong. Itu karena kader-kader yang dianggap mumpuni dan digadang-gadang menjadi pucuk pimpinan masih menempati posisi strategis dalam struktur kepengurusan Madinah LS saat ini.
Hal ini diakui Hariyadi, salah satu karyawan Tata Usaha (TU) Madinah LS bagian Administrasi, Selasa malam (5/5). Hariyadi menyebutkan bahwa kepergian Khalish memang terbilang sangat mendadak. Kejadian ini sulit untuk dielak karena pemanggilan Khalish juga sangat dadakan. Akibatnya, pengurus Madinah LS belum sempat memperbincangkan lebih jauh, sebelum Khalish benar-benar pergi dari Lubangsa Selatan, tentang nasib Madinah LS ke depan.
Abd. Khalish Munif meninggalkan Lubangsa Selatan Ahad siang, 3 Mei 2009, untuk menempuh pendidikan jejang S2 dan bekerja di sebuah percetakan di Sidoarjo yang menawarkan pekerjaan untuk posisi sekretaris. Sebelum mengambil keputusan untuk bekerja di sana, Khalish sempat ditawarkan sebuah pekerjaan di lingkungan Annuqayah sendiri. Namun, sampai beberapa minggu berselang, lembaga tersebut belum juga memperjelas kontraknya sehingga keputusannya untuk hengkang dari PPA Lubangsa Selatan terkatung-katung. Sementara itu, ia terus didesak oleh pemanggilan dari pihak percetakan di Sidoarjo tersebut dan diberi tenggat waktu untuk memutuskan pilihannya hingga 31 April 2009. Mendapati pemanggilan dari lembaga di Annuqayah yang belum jua ia terima, akhirnya Khalish memutuskan melenggang ke luar kota.
Dengan keputusan yang mendadak itu, Khalish dirasa pergi dalam kondisi yang kurang tepat. Itu disebabkan oleh poisisinya yang sangat setrategis di struktur kepengurusan. Selain itu, Madinah LS dihadapkan pada banyaknya program yang akan dilaksanakan dalam beberapa bulan terakhir karena sudah menginjak akhir tahun. Di antara program itu adalah Ujian Semester Genap dan Haflah Dirasah Diniyah Lubangsa Selatan (HADI LS) 2009.
Kenapa tidak langsung memilih kepala baru? Hariyadi menjelaskan bahwa, internal Madrasah Diniyah miskin kader. Meskipun ada, mereka sekarang masih menempati posisi yang sangat menentukan dalam struktur yang ada saat ini. Sehingga, menurutnya, kurang tepat kalau langsung memilih kepala baru, yang artinya meningglkan posisi lain dengan tugas-tugas yang belum selesai. Selain itu, proses pemilihan kepala Madinah LS tidak bisa langsung tunjuk-menunjuk figur. Harus melalui persiapan yang matang dan membutuhkan waktu yang panjang. Sementara kepengurusan yang ada saat ini masih disibukkan oleh realisasi program akhir tahun yang banyak memakan waktu dan tenaga.
Jadi, menurut Hariyadi, alangkah lebih baiknya bilamana masalah ini diselesaikan sampai berakhir masa jabatan Khalish yang hanya tinggal tidak lebih dari satu bulan setengah saja. Hal ini juga untuk menjaga konsentrasi pengurus Madinah LS agar tidak terpecah, sehingga beberapa acara yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat bisa berlangsung secara maksimal.
Sampai saat ini, tugas-tugas yang menjadi wewenang Kepala Madrasah dilimpahkan kepada TU, karena posisi kepala dalam gerbong kepemimpinan Khalish tidak memiliki wakil kepala. Seandainya ada wakil kepala, maka secara struktural posisi kepala dan tugas-tugasnya akan dilimpahkan kepadanya.
Ditanya siapa saja yang akan menjadi kandidat dalam menggantikan Abd. Khalish Munif, Hariyadi belum bisa memastikan. “Hal tersebut bergantung pada musyawarah pada tahun ajaran baru yang akan datang,” katanya. Namun, menurutnya, ada dua nama yang sudah dimunculkan oleh pengurus Madinah LS, yaitu Abdul Aziz dan Hariyadi sendiri. Akan tetapi, Hariyadi memastikan dirinya tidak akan bersedia dipilih karena ia juga mewarisi posisi Khalish sebagai direktur di percetakan LS Creative. Sementara itu, Abdul Aziz sebenarnya juga tidak mau menempati posisi tersebut karena kurang pantas, katanya. Namun, Hariyadi mencoba melobi dengan berbagai pertimbangan, sehingga Aziz, sapaannya, bisa mengerti dan dipastikan masuk dalam daftar calon kepala Madinah LS. Hariyadi tidak memungkiri jika nanti juga ada usulan untuk mengambil kandidat dari luar Madinah LS. “Hal itu dimungkinkan kalau dalam kepengurusan saat ini dirasa belum bisa memimpin perjalanan kepengurusan untuk masa yang akan datang. Tentu saja sang kandidat itu harus memang betul-betul mumpuni di bidangnya,” lanjut lelaki kelahiran Mingsoy, Bragung ini.
Kepemimpinan Abd. Khalish Munif juga terbilang singkat. Ia memimpin hanya kira-kira empat bulanan saja. Ia menggantikan A. Zubairi Ismail yang berhenti di tengah jalan kira-kira Oktober 2009 lalu. Sebelumnya, Khalish menempati posisi sebagai wakil kepala. Selepas Zubairi, sapaan akrabnya, berhenti, secara aklamasi posisi pucuk pimpinan dipegang oleh Abd. Khalish Munif.

Tidak ada komentar: