Minggu, Mei 03, 2009

Cerita di Balik SMS Berantai Shalat Tahajjud di Nirmala

Sumarwi, PPA Nirmala

GULUK-GULUK—Efektifnya program baru yang ada di Pondok Pesantren Annuqayah daerah Nirmala, yaitu SMS Berantai Shalat Tahajjud oleh-oleh dari para peserta yang berkunjung ke YPI Al-Hikmah Surabaya baru berjalan sekitar seminggu. Program ini cukup berhasil untuk mendukung para pengurus Nirmala untuk melakukan Shalat Tahajjud, terlihat dari banyaknya pengurus yang bangun pada pukul 03.00 WIB dini hari.
Dari situ kemudian ada cerita-cerita menarik yang disampaikan oleh para pengurus. Keluhan, dan ide-ide gila pun juga muncul. Seperti yang dilontarkan oleh Ahmad (bukan nama sebenarnya), salah satu ide gilanya ialah melompati urutan pengiriman SMS yang diatur sebelumnya agar SMS yang dikirim oleh temannya langsung sampai ke pengasuh. “Nanti kalau saya dapat SMS dari teman yang ada di atas saya, saya akan langsung kirimkan ke kamu (teman yang ada di urutan terakhir, Red.), kemudian dari kamu langsung kirim ke pengasuh,” katanya sambil tertawa. Tapi untung rencana itu tidak kesampaian karena ternyata dia berkomitmen untuk melaksanakannya, dan itu hanya merupakan guyonan saja. Kebetulan juga teman-temannya tidak setuju dengan ide gila itu.
Ada juga yang merasa kerepotan dengan program ini. Sebut saja Fatur (bukan nama sebenarnya). Dia merasa kerepotan dengan masalah pulsa sebab katanya pemberitahuan ini harus dengan SMS. ”Wah… payah ini. Bagaimana kalau nanti saya tidak punya pulsa, SMS teman bisa nggak sampai kepada teman yang ada di bawah urutan saya,” katanya. “Itu gampang, langsung aja kamu datangi ke pondoknya. Yang penting teman yang ada di bawah urutan kita itu bisa terjaga alias melek!” celetuk salah seorang teman dalam rapat beberapa hari yang lalu.
Subaidi, salah satu peserta yang ikut kunjungan dan magang di YPI Al-Hikmah Surabaya menjelaskan kalau umpamanya teman yang ada di urutan terakhir tidak kunjung menerima sms dari teman yang ada di atasnya, maka dia harus sensitif untuk menghubungi temannya duluan. Bisa dengan miskol, SMS, atau langsung mendatangi pondoknya. “Pokoknya harus berurut. Tidak boleh ada yang ketinggalan,” ujarnya.
Salah seorang pengurus mengaku senang dengan adanya program ini, seperti yang dituturkan oleh Azhari. “Saya suka dengan program ini sebab dulu-dulunya saya biasanya bangun beberapa menit setelah adzan Subuh dikumandangkan. Alhamdulillah sekarang sudah nggak lagi, berkat adanya progam SMS berantai ini. Sekarang HP betul-betul barokah seperti yang diharapkan oleh K. Hanif dalam rapat beberapa waktu yang lalu,” katanya.

Tidak ada komentar: