Ahmad Al Matin, PPA Latee
GULUK-GULUK—Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) kurang dari satu bulan lagi. Para siswa baik tingkat SLTP atau SMA dan sederajat mulai mempersiapkan diri menghadapi ujian yang menjadi “momok” bagi kalangan siswa di seluruh Indonesia itu dengan mengikuti Bimbingan Khusus (Bimsus) atau Les Private yang diadakan oleh sekolah ataupun oleh siswa itu sendiri. Tapi kesibukan mengikuti BIMSUS tersebut seakan tak terjadi di PP Annuqayah. Bahkan tidak sedikit dari siswa kelas akhir baik tingkat MTs ataupun MA sederajat yang kurang semangat mengikuti Bimsus.
Bagi para siswa di Annuqayah Bimsus seakan bukan program wajib yang harus mereka kerjakan menghadapi UN. Yang mereka pikir lebih penting untuk dilakukan sebagai persiapan menghadapi UN adalah Istighasah atau Gerbat (Gerakan Batin) di asta-asta para masyayikh Annuqayah.
Hasan Basri, misalnya, siswa kelas XII IPS SMA Annuqayah ini sudah melakukan gerbat sejak setengah bulan yang lalu bersama teman-teman sekelasnya. “Gerbat juga merupakan salah satu usaha yang harus kami lakukan dalam menghadapi UN. Mungkin saja dengan gerbat, berdoa tiap malam, Allah bisa memberikan keajaiban,” ujarnya. Dia juga mengatakan yang dia lakukan sebagai persiapan UN bukan hanya itu saja tapi dia juga mengikuti Bimsus. “Bimsus kan tidak harus setiap hari. Bimsus bisa dilaksanakan waktu jam sekolah kan?” lanjutnya.
Begitu juga Ahmad Faruqi, siswa Kelas XII MA Tahfidh Annuqayah ini juga telah mengadakan gerbat bersama teman-teman sekelasnya sejak satu minggu yang lalu. Dia merasa jika persiapan UN difokuskan pada Bimsus saja kurang mantap. Apalagi materi yang diujikan di UN merupakan materi yang sangat jarang bisa dikuasai oleh para siswa khususnya di pesantren. “Kayak Matematika kan sedikit para siswa yang bisa menguasainya. Mungkin saja dengan adanya gerbat ini Allah bisa memberikan bantuan yang tak disangka oleh akal,” kata Faruqi.
Hal didukung oleh sebagian guru. Abd Basith Mansur misalnya, guru MA Tahfidh Annuqayah, mengatakan gerbat memang perlu dilaksanakan sebagai penyucian hati. “Ketika hati sudah suci ilmu yang kita pelajari akan cepat masuk ke otak dan akan menempel,” paparnya.
Tapi ada juga siswa yang merasa Bimsus itu perlu diadakan. Romaiki Hefni misalnya, siswa MA 1 Annuqayah Putra mengatakan Bimsus harus diadakan karena merupakan salah satu usaha untuk bisa menjawab soal-soal UN. “Mestinya, berdoa itu dibarengi dengan usaha," ungkap Romaiki.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Matin ternyata suka mengutip si Romaiki ini ya.. Di berita Bahtsul Masail OMIM Latee juga si Romaiki yang dikutip. Masa ga ada santri lain di Latee???
Posting Komentar