M Mushthafa, Sekretariat PPA
Kamis (12/3) sore kemarin, Annuqayah kedatangan tiga orang tamu dari Putra Sampoerna Foundation Jakarta. Mereka adalah Elan Merdy (Chief Operating Officer), Sapto H Sakti (Direktur Komunikasi), dan Amir Ma’ruf (Program Officer MQIP). Kedatangan mereka adalah untuk melihat perkembangan kerja sama antara Putra Sampoerna Foundation, yang semula bernama Sampoerna Foundation atau disingkat SF, dan Pondok Pesantren Annuqayah dalam program pengembangan mutu madrasah yang sudah memasuki tahun ketiga.
Rombongan dari SF tiba sekitar pukul 16.30 WIB dan diterima di Kantor Sekretariat Bersama Pondok Pesantren Annuqayah oleh jajaran pengurus Pondok Pesantren Annuqayah dan Yayasan Annuqayah serta dari Madrasah Induk yang secara khusus terlibat dalam program tersebut. Dalam kesempatan tersebut, hadir K.H. A. Hanif Hasan, K. Alawi Thaha, K. Muhammad Ali Fikri, H. A. Panji Taufiq, M. Mushthafa. Hadir pula Toni Driyantono, konsultan MQIP, yang tiba di Annuqayah dua hari sebelumnya.
Pertemuan berlangsung secara informal dan hangat. Silaturahim Kamis sore tersebut secara tidak langsung juga menjadi semacam forum evaluasi untuk perbaikan kerja sama ini ke depan.
Ketua Yayasan Annuqayah, H. A. Panji Taufiq, menggarisbawahi perlunya komunikasi yang baik antara kedua belah pihak sehingga model kerja sama ini bisa semakin baik dan bisa menorehkan manfaat yang bertahan lama. Panji menuturkan bahwa dahulu, di tahun 1974, saat Annuqayah bekerja sama dengan LP3ES di bidang pengembangan masyarakat, keduanya baru “benar-benar kawin” setelah kerja sama berjalan tiga tahun. “Tapi ya itu, 30 tahun kemudian, kerja sama itu telah membuahkan banyak hal. Di antaranya lahirlah lembaga Biro Pengabdian Masyarakat PP Annuqayah yang saat ini cukup disegani di kalangan LSM tingkat nasional,” lanjutnya.
Elan Merdy menekankan bahwa dalam kerja sama ini SF juga akan banyak belajar dari Pesantren. “Di antaranya dalam hal mengelola pola pikir antara perencanaan yang ketat dan pasrah atau bertawakkal,” kata Elan, yang sebelumnya telah berkunjung ke Annuqayah di awal program kerja sama ini dua tahun yang lalu.
Kiai Hanif menyampaikan pentingnya perhatian pada program penguatan nilai-nilai kepesantrenan yang saat ini dipandang telah tergerus. “Dulu orang ke pesantren untuk mondok. Sekarang, lebih banyak hanya untuk bersekolah. Padahal, pesantren memberikan perhatian yang lebih pada pembentukan karakter moral yang kuat, sedangkan terkadang sekolah terkesan sering terjebak pada formalitas,” terangnya.
Selain itu, Kiai Hanif juga memberikan penekanan pada pentingnya pendidikan kewirausahaan. "Sekarang ini banyak santri yang mikirnya jika lulus nanti mau jadi PNS. Ini kemudian cenderung memperkuat kecenderungan santri untuk berorientasi pada formalitas belaka. Pendidikan kewirausahaan di pesantren perlu dikuatkan agar dapat memberi modal dan orientasi hidup yang lebih mandiri," tuturnya.
Perbincangan tentang program MQIP berlangsung cukup santai, penuh guyonan ala pesantren, tapi cukup bermuatan dan memberikan banyak catatan penting. Silaturahim berakhir pada saat azan maghrib bergema, dan rombongan SF kemudian berjamaah di Mushalla Latee, dan kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah di kediaman K.H. Ahmad Basyir AS. Setelah Isya’, rombongan SF meninggalkan Annuqayah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar