Djamaluddin M. Haz, PPA Lubangsa
GULUK-GULUK—Kamis (19/3) kemarin, Sanggar Padi PPA Lubangsa Selatan mengadakan kegiatan Workshop Keaktoran dan Pentas Seni. Acara ini dimulai pada jam 13.30 WIB dan dibuka oleh pembimbing Sanggar Padi, Molyono El-Maduri. Dalam pembukaan, Molyono berharap agar seluruh peserta Workshop bisa menggunakan kesempatan tersebut untuk mengasah kemampuan mereka dalam dunia keteateran.
Setelah pembukaan, diadakan penyajian tentang dasar-dasar keaktoran dan keteateran yang di isi oleh Mahendra dan Fauzi, pegiat seni teater dari Sumenep. Sekitar pukul 17.00 WIB acara penyajian pun usai.
Pada malam harinya, acara Workshop ini diisi dengan penampilan puisi dan drama. Pembacaan puisi dilakukan secara bergantian. Puisi yang pertama dibacakan oleh VJ Anang dari Sanggar Padi dan pembacaan puisi kedua menampilkan Lukman Hakim dari Sanggar Andalas, dengan judul puisi “Rasa itu”. Pada akhirnya, tibalah saatnya undangan dari Sumenep membacakan puisi, yaitu Fauzi dengan judul “Historiografi Laut”. Penampilan puisi yang dibacakan oleh Fauzi ini sangat menarik perhatian para peserta Workshop, karena gaya pembacaan yang penuh humor sehingga peserta terbahak-bahak. Setelah Fauzi, kemudian Mahendra tampil dengan puisi “Kota para Lelaki”.
Setelah pembacaan puisi selesai, acara dilanjutkan dengan pementasan drama. Drama yang pertama ditampilkan oleh Sanggar Padi dengan judul “Memoar Duka Kaum Purba”. Penulis naskah ini adalah Molyono El-Maduri yang mengadaptasi cerpen K. Turmudzi Jaka yang berjudul “Dham”. Setelah penampilan dari Sanggar Padi selesai, Sanggar Andalas tampil dengan judul “Indonesia Raya”. Naskah drama yang ditampilkan ini ditulis bersama para aktor dari Sanggar Andalas sendiri.
Sekitar pukul 24.00 WIB acara pementasan ini selesai dan dilanjutkan dengan apresiasi dan saling mengkritik penampilan masing-masing. Di sesi apresiasi ini Fauzi memberikan saran kepada seluruh peserta workshop dan untuk para sutradara agar supaya sebelum menampilkan naskah ke drama di atas panggung, perlu adanya bedah naskah. “Sebelum mementaskan naskah ke atas panggung, perlu adanya bedah naskah bersama para aktor, agar para aktor bisa memahami perannya di atas panggung,” tutur Fauzi.
Jum’at pagi tadi, seluruh anggota Sanggar Padi digembleng dengan latihan olah tubuh dan olah vokal. Peserta yang terdiri dari 13 anggota baru dan 7 anggota lama Sanggar Padi itu dilatih untuk menjadi aktor yang menawan di atas pentas.
Sekitar pukul 10.30 WIB latihan selesai dan para pesarta pulang ke pondoknya masing-masing dan bersiap-siap untuk menunaikan shalat Jum’at.
Antusiasme peserta yang mengikuti rangkaian kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini sudah diperkirakan oleh panitia. “Kegiatan dua hari ini memang kegiatan yang biasa dilaksanakan oleh Sanggar Padi setiap tahun dan kegiatan ini memang sudah sangat dinanti-nantikan oleh seluruh anggota Sanggar Padi,” ungkap Sa’id, ketua panitia kegiatan ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar