Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa
GULUK-GULUK—Ada-ada saja yang dilakukan santri yang satu ini. Gara-gara barang kiriman yang dititipkan pada Bus Damri jurusan Jember-Madura tak kunjung datang juga hingga matahari hampir terbenam, ia bernadzar akan berpuasa selama satu minggu penuh seandainya bus yang ditunggunya itu datang saat itu juga. Ternyata, selang beberapa detik saja, Bus Damri yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga dengan membawa barang kirimannya.
Nama santri itu Ali Tsabit Tarmidzi (17), salah satu santri Lubangsa sekaligus siswa SMA Annuqayah asal Randu Agung, Jember. Ia memang sering menerima titipan barang kirimannya dari Bus Damri tersebut, yang biasanya distop di pertigaan Prenduan, Sumenep.
Ia biasanya mengambil barang kirimannya selalu bersama Fafan, temannya yang juga santri asal Jember yang memang sudah terbiasa mengambil titipan barang kirimannya dari Bus Damri tersebut. Namun, kali ini ia memberanikan diri untuk tidak mengajaknya dan mengajak salah satu kaumnya (rekan sebilik) yang tidak punya pengalaman apa-apa tentang hal itu.
Menurutnya, pagi itu pukul enam, ia mendapat panggilan telepon dari ayahnya di Jember dengan pesan agar kirimannya dijemput pada hari itu juga pukul sembilan Jum’at pagi (27/2). Setelah itu ia berangkat mengajak kaumnya yang bernama Habibi ke Prenduan. Sesampainya di sana ia kebingungan. Biasanya, saat bersama Fafan, ia menjemput barang titipannya itu di sore hari. Setelah tiba pada waktunya (jam sembilan), Bus Damri yang dinanti tak kunjung datang. Akhirnya ia berkeyakinan bahwa bus itu akan datang seperti biasanya, yakni pada sore hari.
Setelah sore hari tiba, bus yang ditunggu-tunggu tak kunjung menampakkan batang spionnya. Rasa khawatir pun datang menghantui. Ia takut bus itu sudah lewat atau tidak jadi datang. Padahal ia sudah menunggu bus itu dari pagi hingga sore.
Akhirnya ia bernadzar dan meminta temannya untuk menjadi saksi atas nadzarnya: Jika bus itu datang, maka ia akan berpuasa satu hari. Namun bus itu tak kunjung datang. Ia menambahkan nadzar puasanya menjadi tiga hari, tetapi bus tak datang-datang juga. Ia pun menambahkan lagi menjadi satu minggu. Setelah nadzar itu terlontar keluar, beberapa detik kemudian bus itu datang dengan membawa barang kirimannya. “Setelah aku naikkan nadzar puasa menjadi satu minggu, eh… busnya nongol,” kata santri yang berdomisili di blok E/10 itu dengan nada agak menyesal.
Karena sudah menjadi kewajibannya, maka secepatnya ia melunasi nadzarnya itu, yakni untuk berpuasa satu minggu berturut-turut. Hingga berita ini ditulis (6/3), ia sudah berpuasa selama tiga hari. ”Masih ada sisa empat hari lagi,” ungkapnya sambil tersenyum.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Kasihan juga ni anak. Saya cuma bisa bantu memberikan nomer darurat untuk pool DAMRI Madura (Pamekasan). Siapa tahu suatu saat ada barang tertinggal, silakan hubungi 0324-321585
Posting Komentar