Sumarwi, PPA Nirmala
GULUK-GULUK—Rabu (18/3) siang kemarin sembilan siswa dan siswi Annuqayah berangkat ke Surabaya untuk mengikuti tes Program Beasiswa Santri Berprestasi Departemen Agama RI. Rombongan didampingi oleh Fahmi dari Sekretariat PPA dan Raudlatul Hasanah, TU MA 1 Annuqayah Putri. Rombongan berangkat pada pukul 13.00 WIB.
Tes akan dilangsungkan pada sepanjang hari Kamis (19/3) ini bertempat di Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Timur. Materi tes meliputi tes bakat skolastik, tes kemampuan akademik, tes bahasa Inggris, tes kepesantrenan, dan ditambah tes bahasa Arab untuk yang memilih kampus IAIN/UIN.
Keikutsertaan Annuqayah dalam program beasiswa santri berprestasi ini merupakan yang ketiga kalinya sejak tahun 2007. Pada seleksi tahun 2007, 1 orang siswi MA Keagamaan Putri berhasil lulus dalam program ini, diterima di IAIN Surabaya. Sedangkan pada 2008 peserta dari Annuqayah tidak ada yang lulus.
Sembilan peserta yang mengikuti tes kali ini berasal dari berbagai lembaga formal di Annuqayah yang memenuhi kualifikasi. “Sebenarnya awalnya para peserta yang mau ikut tes berjumlah 10 orang, tetapi 1 orang tidak berhak mengikuti tes karena nilai yang ia punya tidak mencapai target ketika diajukan ke panitia di Surabaya. Para peserta yang ikut tes tersebut terdiri dari 5 orang siswa yaitu, Miftahol Arifin, Mohammad Syarrafah, M. Ali Qorror, Abd. Jamil (keempatnya dari MA 1 Annuqayah Putra), dan Wildani Hefni (MA Tahfidh), dan 4 orang siswi, semuanya dari MA Putri yaitu, Faizah, Siti Imamiyah, Heni Athilaful Faizah, dan Mamlu’atus Sa’adah,” tutur Fahmi.
“Ada dua syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh para peserta yang diberangkatkan, yaitu nanti setelah lulus dan berhasil menempuh S1, mereka diharuskan mengabdi di pesantren selama 3-5 tahun, dan juga selama menempuh masa studi tidak boleh menikah. Dua poin perjanjian tersebut tertulis di atas kertas yang dilengkapi dengan materai,” tambahnya.
Wildani Hefni, salah seorang peserta dari Madrasah Aliyah Tahfidh Annuqayah menuturkan, ”Sebenarnya tidak harus saya yang akan berangkat dari MAT. Teman-teman yang lain juga bisa. Saya juga tidak menyangka kalau saya yang akan dipanggil oleh K. Alawi untuk ikut tes. Jujur saya merasa senang karena saya akan membawa nama Annuqayah melalui program santri berprestasi ini. Insya Allah saya akan membuktikan bahwa saya bisa membawa nama baik Annuqayah. Mengenai persiapan tes, insya Allah saya juga sudah siap,” kata siswa kelahiran tahun 1991 ini.
GULUK-GULUK—Rabu (18/3) siang kemarin sembilan siswa dan siswi Annuqayah berangkat ke Surabaya untuk mengikuti tes Program Beasiswa Santri Berprestasi Departemen Agama RI. Rombongan didampingi oleh Fahmi dari Sekretariat PPA dan Raudlatul Hasanah, TU MA 1 Annuqayah Putri. Rombongan berangkat pada pukul 13.00 WIB.
Tes akan dilangsungkan pada sepanjang hari Kamis (19/3) ini bertempat di Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Timur. Materi tes meliputi tes bakat skolastik, tes kemampuan akademik, tes bahasa Inggris, tes kepesantrenan, dan ditambah tes bahasa Arab untuk yang memilih kampus IAIN/UIN.
Keikutsertaan Annuqayah dalam program beasiswa santri berprestasi ini merupakan yang ketiga kalinya sejak tahun 2007. Pada seleksi tahun 2007, 1 orang siswi MA Keagamaan Putri berhasil lulus dalam program ini, diterima di IAIN Surabaya. Sedangkan pada 2008 peserta dari Annuqayah tidak ada yang lulus.
Sembilan peserta yang mengikuti tes kali ini berasal dari berbagai lembaga formal di Annuqayah yang memenuhi kualifikasi. “Sebenarnya awalnya para peserta yang mau ikut tes berjumlah 10 orang, tetapi 1 orang tidak berhak mengikuti tes karena nilai yang ia punya tidak mencapai target ketika diajukan ke panitia di Surabaya. Para peserta yang ikut tes tersebut terdiri dari 5 orang siswa yaitu, Miftahol Arifin, Mohammad Syarrafah, M. Ali Qorror, Abd. Jamil (keempatnya dari MA 1 Annuqayah Putra), dan Wildani Hefni (MA Tahfidh), dan 4 orang siswi, semuanya dari MA Putri yaitu, Faizah, Siti Imamiyah, Heni Athilaful Faizah, dan Mamlu’atus Sa’adah,” tutur Fahmi.
“Ada dua syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh para peserta yang diberangkatkan, yaitu nanti setelah lulus dan berhasil menempuh S1, mereka diharuskan mengabdi di pesantren selama 3-5 tahun, dan juga selama menempuh masa studi tidak boleh menikah. Dua poin perjanjian tersebut tertulis di atas kertas yang dilengkapi dengan materai,” tambahnya.
Wildani Hefni, salah seorang peserta dari Madrasah Aliyah Tahfidh Annuqayah menuturkan, ”Sebenarnya tidak harus saya yang akan berangkat dari MAT. Teman-teman yang lain juga bisa. Saya juga tidak menyangka kalau saya yang akan dipanggil oleh K. Alawi untuk ikut tes. Jujur saya merasa senang karena saya akan membawa nama Annuqayah melalui program santri berprestasi ini. Insya Allah saya akan membuktikan bahwa saya bisa membawa nama baik Annuqayah. Mengenai persiapan tes, insya Allah saya juga sudah siap,” kata siswa kelahiran tahun 1991 ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar