Fitriya Hasanah, PPA Latee II
Guluk-Guluk—Selasa (17/01) yang lalu, Istana FLP terdengar
riuh dengan suara-suara para anggota. Malam itu, di beranda depan, FLP menggelar
rujak party sebagai pelepas penat setelah empat hari melaksanakan ujian
semester gasal Madrasah Diniyah Annuqayah Latee II.
Ujian semester gasal kali ini
memang cukup menyita pikiran sekaligus tenaga, khususnya bagi mahasiswa.
Bagaimana tidak? Sehari sebelum ujian diniyah berlangsung, mahasiswa masih baru
saja menyelesaikan ujian akhir semester (UAS) di Instika. Ditambah lagi, pembukaan
class meeting OSIS MA 1 A Pi yang dilaksanakan di tengah-tengah ujian membuat
peserta ujian merasa terganggu karena suara-suara riuh sound system ataupun suara password
masing-masing kelas.
Namun, ujian diniyah
benar-benar berakhir sukses sekaligus
menyisakan kelegaan tersendiri bagi peserta ujian. Bagi siswa MA kelegaan itu
tidak sepenuhnya memberikan ketenangan, karena masih ada satu event lagi yang cukup
serius harus mereka hadapi. Hal ini diutarakan oleh Nur Jamilah Baisuni, salah
satu siswa MA sekaligus siswa Madrasah diniyah Annuqayah Latee II.
“Lega sih satu babak
terlewati, tapi masih pusing mikirin Class Meeting nich,” ungkapnya di
tengah-tengah rujak partynya.
Rujak Party yang dilaksanakan
anggota FLP merupakan momen menyenangkan sebagai bentuk refreshing sekaligus
tanda kebersamaan anggota FLP. Momen menyenangkan itu terlihat dari raut wajah
yang memerah karena kepedasan. Tawa pun tak luput menghiasi acara rujakan itu. Meskipun
sebelumnya ada kasak-kusuk saling melempar tugas untuk menyiapkan perlengkapan
rujak.
Salah satu tugas yang
dianggap paling berat bagi mereka adalah jika kebagian mengambil air. Kenapa
begitu? Istana FLP yang terletak di lantai tiga paling selatan itu, merupakan
lokasi terjauh dari tempat pengambilan air (pet). Bahkan, kadang muncul
celetukan-celetukan nakal para anggota yang mengandaikan sesuatu yang
sepertinya tidak mungkin terpenuhi. Misalnya saja celetukan yang diutarakan
oleh Kamaliatus Zahroh, salah satu anggota FLP. “Coba ke lantai tiga pake’
eskalator, senang sekali,” ungkapnya
disambut tawa teman-temannya. Tapi tidak jarang ungkapan seperti ini mendapat
bantahan dari teman-teman yang lain yang berasumsi bahwa hidup di pondok memang
butuh perjuangan.
Sekitar pukul 22.00 WIB,
acara rujak party diakhiri dengan ber ‘hu-ha’ ria menghilangkan sisa rasa pedas.
Dan tentunya menyisakan kelezatan tersendiri di setiap lidah peserta rujak
party.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar