Senin, Februari 27, 2012

PPL 2 Instika di SMA 3 Annuqayah Selenggarakan Lepas Pisah


Nur Faizah, PPA Lubangsa Putri

Setelah purna melaksanakan tugas Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 2 di SMA 3 Annuqayah, mahasiswa Instika yang terdiri dari Mega Eka Suciyanti, Nur Faizah, Siti Khairiyah, Fauziyah, Siti Amaniyah, Zahrotul Jannah, Munawwarah, Mairani, Habibah, dan Hannani menyelenggarakan lepas pisah dengan siswa SMA 3 Annuqayah pada hari Jumat, 24 Februari 2012.

Acara yang dilaksanakan di laboratorium IPA SMA 3 Annuqayah ini dimulai pada pukul 09.20 WIB dan usai pada pukul 11.05 WIB. Acara ini melibatkan seluruh siswa SMA 3 Annuqayah walaupun yang hadir hanya 30 orang dari 216 siswa. Selain itu, Kepala SMA 3 Annuqayah, M. Mushthafa, dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Moh. Afifi, juga turut hadir.

Menurut Mega Eka Sucianti, ketua kelompok sekaligus ketua panitia pada acara lepas pisah, acara ini sengaja tidak mengundang guru pamong karena pada awalnya peserta PPL tidak akan mengadakan acara apa pun. Namun karena permintaan dari sebagian siswa, akhirnya acara ini dilaksanakan. Selain itu keterbatasan dana juga menjadi pertimbangan sehingga tidak mengundang seluruh guru pamong.

Acara ini juga merupakan penarikan peserta PPL 2 Instika dari SMA 3 Annuqayah. Hal ini disampaikan oleh Moh. Afifi dalam sambutannya. Ia juga menambahkan bahwa selama tiga kali menjadi DPL PPL, baru kali ini ada acara lepas pisah yang melibatkan siswa dan ini merupakan hal yang membahagiakan.

Hal ini menunjukkan adanya kerja sama dan komunikasi yang baik antara siswa dengan peserta PPL, ungkapnya. Ia juga mengharapkan agar peserta PPL tetap menjaga hubungan yang baik dengan pihak sekolah sekalipun tugas PPL telah berakhir.

Pada kesempatan yang sama, M. Mushthafa selaku kepala sekolah mengungkapkan rasa senangnya ketika dia baru mendengar bahwa tahun ini akan ada peserta PPL 2 Instika yang bertugas di SMA 3 Annuqayah. Menurutnya, ini merupakan kesempatan bagi para mahasiswa untuk menerapkan teori-teori mengajar yang didapatkan di bangku kuliah selain juga mengetahui secara langsung kondisi lembaga pendidikan di lapangan. Di samping itu, dia berharap ada evaluasi dari siswa kepada mahasiswa peserta PPL.

Lepas pisah ini juga dimeriahkan oleh Paduan Suara SMA 3 Annuqayah. Mereka menyanyikan Mars Madaris 3 dan Hymne Annuqayah. Tidak hanya itu, pengurus OSIS SMA 3 Annuqayah juga menunjukkan kebolehannya dalam olah suara. Terbukti ketika mereka melantunkan shalawat di penghujung acara lepas pisah ini.

Minggu, Februari 26, 2012

Santri Annuqayah Sabet Empat Piala di Paiton

Umarul Faruq, PPA Latee

Walaupun diutus dari lembaga yang tidak sama, santri Annuqayah bisa dikatakan berjaya di tingkat Jawa Timur. Empat piala sekaligus dibawa pulang santri Annuqayah dari kegiatan Festival Bahasa (Arab-Inggris) se-Jawa Timur yang diselenggarakan Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) PP Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo. Kegiatan ini berlangsung sejak 20 Februari 2012 dan berakhir tanggal 24 Februari 2012.

Ada dua macam lomba yang diselenggarakan dalam festival ini, yaitu pidato dan debat. Lomba pidato terbagi menjadi dua tingkatan, yaitu tingkat SLTP dan SLTA. Sedangkan lomba debat hanya untuk tingkat SLTA saja. Masing-masing lomba terdiri dari dua jenis cabang, yaitu bahasa Arab dan Inggris.

Peserta berasal dari berbagai lembaga pendidikan di seluruh Jawa Timur, baik yang ada di pondok pesantren maupun yang bukan. Utusan dari Annuqayah terdiri dari 20 orang peserta dengan 7 orang ofisial. Rinciannya: 6 orang utusan MA Tahfidh Annuqayah dengan 1 ofisial, 5 orang utusan Markaz al-Lughah al-Arabiyah Annuqayah dengan 3 ofisial, 5 orang utusan MA 1 Annuqayah Putra dengan 2 ofisial, dan 4 orang utusan MTs. 1 Annuqayah dengan 1 ofisial.

Cabang lomba debat bahasa Arab dari Annuqayah dikuti oleh tiga tim, tapi hanya satu yang berhasil masuk ke babak final, yaitu tim yang diutus MA Tahfidh Annuqayah. Sementara dalam lomba pidato bahasa Arab tingkat SLTA, seluruh peserta dari Annuqayah berhasil masuk ke babak final, sehingga dari total sepuluh finalis, lima di antaranya adalah utusan Annuqayah. Sedangkan untuk lomba pidato bahasa Arab tingkat SLTP hanya satu orang yang tidak masuk final dan untuk lomba pidato bahasa Inggris, hanya satu peserta tingkat SLTA yang berhasil masuk sebagai finalis yang juga merupakan satu-satunya utusan Annuqayah di cabang lomba pidato bahasa Inggris tingkat SLTA.

Namun dari semua finalis utusan Annuqayah, hanya enam finalis yang berhasil merebut gelar juara, yaitu: Ach. Fauzi, juara 1 pidato bahasa Arab tingkat SLTA utusan MA Tahfidh Annuqayah; Moh. Ainur Ridha, juara 2 pidato bahasa Arab tingkat SLTP utusan MTs. 1 Annuqayah; Moh. Amirullah juara 3 pidato bahasa Arab utusan Markaz al-Lughah al-Arabiyah, dan satu tim utusan MA Tahfidh Annuqayah sebagai juara 2 debat bahasa Arab yang terdiri dari Moh. Lutfi, Musyfiqur Rahman, dan A. Munawwir.

“Prestasi ini patut disyukuri. Itu artinya perjuangan kita selama ini tidak sia-sia,” ujar Umarul Faruq, ofisial dari MA Tahfidh Annuqayah ketika melihat ada salah satu peserta dari Annuqayah menangis karena terharu. Dia juga menyampaikan bahwa latihan persiapan untuk lomba ini sudah lebih dari tiga minggu.

“Menariknya, walau diutus dari lembaga yang berbeda dan bakal menjadi lawan ketika lomba, mereka tetap kompak latihan bersama. Tidak tampak bahwa mereka sebenarnya rival,” katanya sambil memuji-muji kekompakan mereka. “Mungkin” lanjutnya, “hal itu karena latar belakang mereka yang sama, yaitu sama-sama santri Darul Lughah”.

Ibnu Hajar, ofisial dari Markaz al-Lughah, juga ikut mengungkapkan rasa syukurnya. “Alhamdulillah, kita tidak pulang dengan tangan kosong,” katanya saat rombongan dari Annuqayah sedang berkemas-kemas untuk pulang. Dia sendiri saat itu sedang sibuk menghubungi bus yang akan menjemput rombongan Annuqayah. Sementara itu, peserta lain yang belum berhasil meraih juara mulai berlomba-lomba menodong para juara agar selamatan.

Sabtu, Februari 25, 2012

Lubangsa Selatan Selenggarakan Pelatihan Menulis Cerpen

Fahrur Rozi, PPA Lubangsa Selatan

Guluk-Guluk—Jum’at, 24 Februari 2012, Departemen Perpustakaan dan Pengembangan Wawasan (Puspenwas) PPA Lubangsa Selatan, Guluk-Guluk, Sumenep, bekerjasama dengan Perpustakaan PPA Lubangsa Selatan mengadakan pelatihan menulis cerpen. Acara tersebut merupakan program tahunan Puspenwas dalam upaya mengembangkan kemampuan santri menulis fiksi.

Didapuk sebagai fasilitator dalam pelatihan tersebut, Suhairi Rachmad memberikan beberapa tips menulis bagi pemula. Salah satunya adalah soal bekerja keras. Menurutnya, sering kali penulis pemula disibukkan oleh alasan akan banyaknya pekerjaan yang harus mereka selesaikan. Padahal, sesibuk apapun orang, dia pasti punya waktu longgar.

Dia menganalogikakan wadah yang selalu bisa diisi oleh beragam benda. Wadah tersebut mungkin sudah terasa sesak ketika diisi batu, misalnya. Namun, wadah itu masih bisa diisi kerikil di sela-sela batu yang sudah penuh. Ketika kerikil penuh, wadah itu pun masih bisa diisi tanah. Tanah penuh, wadah itu masih juga bisa diisi air.

“Ruang yang kosong dalam wadah tersebut kita umpamakan sebagai waktu. Jadi, sebenarnya kita memiliki banyak waktu. Tapi sibuk dengan alasan-alasan yang tidak penting. Penulis harus menghilangkan kebiasaan tersebut,” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Suhairi lebih banyak memberikan motivasi ketimbang bicara tentang teori menulis. Dia menjelaskan proses kreatifnya ketika awal-awal mulai menggemari dunia literasi. Alumnus Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Bata-Bata, Pamekasan, sekaligus mantan wartawan televisi Madura Channel ini mengaku, dulu ia sangat senang bukan main ketika tulisannya untuk rubrik “Suara Pembaca” dimuat di mading pondoknya.

“Saya senang bukan main. Saya selalu datang ke mading tersebut bukan untuk membaca, tapi melihat siapa yang membaca tulisan saya,” tuturnya. Pernyataan itu sontak membuat para peserta tertawa. Memang, sepanjang acara, Suhairi kerap menyelipkan humor-humor segar sehingga suasana menjadi gayeng.

Acara yang berlangsung pada pukul 14:50-16:47 WIB.  itu diikuti oleh 23 santri yang berasal dari komunitas-komunitas menulis di PPA Lubangsa Selatan. Tidak hanya komunitas yang bergerak di bidang penulisan cerpen (Komunitas Cinta Nulis), namun mereka juga berasal dari komunitas penulis puisi (Mangsen) dan karya ilmiah (Aliansi Penulis Ilmiah). Selain itu, para pustakawan Perputakaan PPA. Lubangsa Selatan juga ikut andil menjadi peserta dalam kegiatan tersebut.

Pelatihan ini diformat dengan cukup sederhana. Waktu sepenuhnya diserahkan kepada fasilitator setelah sebelumnya diberi pengantar oleh panitia. Acara ini ditempatkan di aula Madrasah Diniyah PPA Lubangsa Selatan.

 

Jumat, Februari 24, 2012

Jama’ah Lubangsa Rayakan Maulid Nabi


Fandrik HS Putra, PPA Lubangsa

Guluk-Guluk—Senin malam kemarin (20/02), pengurus Jam’iyyah al-Thalabah li Madrasah al-Diniyyah Baramij al-Tarbiyyah wa al-Ta’lim (biasa disingkat “Jama’ah”, yakni semacam OSIS di sekolah) PPA Lubangsa merayakan peringatan maulid Nabi Muhammad saw. bertempat di ruang kelas X-5 MA 1 Annuqayah.

Acara tersebut dihadiri oleh dewan guru Madrasah Diniyah Baramij al-Tarbiyyah wa al-Ta’lim (MDBTT), pengurus maslahah (semacam DPS di sekolah), dan delegasi siswa. Dari 16 kelas yang ada baik tingkat wustho dan ‘ula, masing-masing mendelegasikan siswa sebanyak 2 orang.

Format acara terbilang sederhana: pembacaan shalawat nabi, sambutan ketua Jamaah dan ketua MDBTT, dan ceramah keagamaan. Adapun yang mengisi ceramah adalah Rofik Suja’, santri senior PPA Lubangsa Selatan yang saat ini juga menjadi salah satu dosen di Instika.

M. Ali Wafi AM, sekretaris panitia, mengatakan, ada dua hal yang menjadi landasan pelaksanaan peringatan maulid nabi ini. Pertama, sebagai umat Islam sudah selayaknya memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw. Kedua, perayaan hari-hari besar Islam, termasuk maulid nabi, sudah menjadi salah satu agenda program kegiatan Jamaah.

“Kami sangat bersyukur bisa ikut serta merayakan hari kelahiran beliau (Nabi Muhammad saw.). Apa yang telah kami lakukan semata hanya untuk memupuk rasa cinta selaku umatnya,” ungkapnya.

Bila melihat daftar undangan, seharusnya yang hadir bisa lebih dari 40 orang. Akan tetapi yang menghadiri acara tersebut hanya 27 orang.

“Mungkin karena acara ini bertepatan dengan kegiatan rutin organisasi daerah (orda). Di samping itu, di saat yang sama orda Iksaputra juga merayakan acara maulid nabi,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, orda Ikatan Santri Pantai Utara (Iksaputra), salah satu orda yang memiliki anggota terbanyak di PPA Lubangsa, juga turut merayakan maulid Nabi Muhammad saw. bertempat di desa Kebbunan, kecamatan Kota, Sumenep.

Kamis, Februari 23, 2012

Yaspimu-Iksapansa Peringati Maulid Nabi

Hairul Anam Al-Yumna, PPA Latee

Halaman SMA Islam Miftahul Ulum yang nyaris seluas lapangan sepak bola disesaki oleh ribuan orang, Kamis (16/2) malam. Di lokasi yang menyambung dengan halaman masjid Baiturrahman, Kertagena Tengah, Kadur, Pamekasan tersebut malam itu sedang berlangsung tasyakuran dan peringatan maulid nabi yang digelar oleh Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam Miftahul Ulum (Yaspimu) bersama Ikatan Santri Pamekasan-Sampang (Iksapansa) Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep.

Acara yang dimeriahkan oleh Drum Band Duta Yaspimu tersebut mendatangkan Pengasuh PP As-Syahidul Kabir, Sumber Batu, Blumbungan, K Mundzir Khalil, sebagai penceramah. Hadir pula kiai muda Annuqayah K Muhammad ‘Ali Fikri bersama ibundanya, Ny Hj Nafisah. Pengasuh Pondok Pesantren Sumber Gading, Bung Baru, Kadur, KH Alawi Fakih, juga hadir dalam acara yang disponsori oleh rokok 1001 itu.

“Di samping untuk memperingati kelahiran nabi Muhammad saw, acara ini juga merupakan tasyakuran Yaspimu yang baru saja menyelesaikan pembangunan SMA Islam Miftahul Ulum, salah satu lembaga pendidikan yang dinaungi Yaspimu. Pembangunan ini menelan biaya lebih dari Rp 400 juta,” ujar kepala SMA Islam Miftahul Ulum, Jam’an, M.Pd, dalam sambutannya mewakili ketua Yaspimu, K Ach. Suja’ie.

Acara tersebut diawali dengan penampilan lagu-lagu islami siswa Yaspimu. Setelah itu, secara beruntun tampil Samman Iksapansa Putri dan Hadrah Nurul Fata Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa. Dramatisasi Puisi Iksapansa Putra juga tak kalah semaraknya dan mampu menyedot perhatian para undangan dan pengunjung.

Kaderisasi & Pengorbanan

Menurut Jam’an, latar belakang Yaspimu menerima tawaran kerja sama Iksapansa beberapa waktu yang lalu ialah berkenaan dengan kaderisasi.

“Kaderisasi yang dimaksud ialah kemampuan para santri di Iksapansa untuk merasakan dan merenungi pengalaman di lapangan, terutama ketika berhubungan dengan masyarakat luas,” ujar ketua Iksapansa pada 1994 itu.

Selain itu, pria yang pernah menimba ilmu di Pondok Pesanren Annuqayah Lubangsa tesebut juga menyinggung pentingnya pengorbanan dalam memperjuangkan agama Islam.

“Acara ini tidak sedikit menghabiskan dana dan material lainnya. Ini bentuk lain dari pengorbanan untuk dapat ridha dari Allah SWT,” tegasnya.

Dari itulah, Jam’an berharap agar semua pihak yang terlibat dalam penyuksesan acara tersebut mengedepankan keikhlasan. Sebab keikhlasan, tambahnya, adalah ruh dari semua pekerjaan.

Al-ikhlasu ruh al-‘amal. Begitu sabda nabi kita, Muhammad saw,” katanya.

Jam’an juga menyatakan bangga dengan generasi penerusnya di Iksapansa yang tetap semangat memajukan organisasi.

Dalam kesempatan itu, K Muhammad ‘Ali Fikri diberi kesempatan memberikan sambutan sekaligus tausyiah singkat. Kepala MA 1 Annuqayah ini menegaskan agar pembangunan infrastruktur juga diimbangi dengan pembangunan manusia seutuhnya.

“Pembangunan fisik yang tidak diimbangi dengan pembangunan mental manusianya tentu hanya akan sia-sia,” tegasnya.

Di samping itu, K Muhammad ‘Ali Fikri juga berharap agar aksi Yaspimu kian diperluas.

“Saya berharap agar aksi pendidikan yang selama ini digalakkan oleh Yaspimu juga merambah pada gerakan ekonomi masyarakat,” imbuhnya.

Rabu, Februari 22, 2012

Pasra Kerja Bakti Bersihkan Asta KH Abdullah Sajjad

Moh. Azhari, PPA Lubangsa

Guluk-Guluk—Pada Ahad malam (19/2) kemarin, Persatuan Santri Gapura (Pasra) mengadakan kegiatan kerja bakti membersihkan asta K.H. Abdullah Sajjad. Kegiatan tersebut berlangsung mulai jam 21.00 WIB sampai jam 01.00 WIB dini hari.

Anggota yang hadir pada kegiatan tersebut sebanyak sebelas orang. Tujuh orang siswa dan empat lainnya mahasiswa. Kegiatan tersebut berlangsung setiap malam.

“Kegiatan ini akan berlangsung setiap malam sampai kompleks asta bersih,terang Imam Musthafa, kordinator kegiatan tersebut yang saat ini berstatus mahasiswa Instika.

Ahmawi, salah seorang peserta yang juga santri senior, menambahkan bahwa kegiatan ini dilakukan atas dasar kemauan sendiri. Tidak ada paksaan bagi anggota yang mau ikut. Dia juga berharap agar kegiatan semacam ini terus berlangsung hingga kompleks asta K.H. Abdullah Sajjad benar-benar bersih dan enak dipandang.

Di samping itu, ketua Ikatan Keluarga Santri Timur Daya (Ikstida), Ahmad Fauzi, juga berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Kegiatan ini mendapat respons positif terutama dari ketua Ikstida itu sendiri.

Alat yang digunakan untuk kegiatan ini hanyalah sapu lidi. Sedangkan untuk mencabut rumput tidak menggunakan alat sama sekali, tetapi dengan tangan, karena beberapa hari sebelumnya putra K.H. A. Hanif Hasan yang akrab dipanggil Ra Nobel melarang santri memakai cangkul untuk mencabut rumput di kompleks asta tersebut. Alasannya, jika dengan cangkul, dikhawatirkan akan merusak tanah di maqbarah.

Selasa, Februari 21, 2012

Lubangsa Putri Rayakan Maulid Nabi

Nur Faizah, PPA Lubangsa Putri

Guluk-Guluk—Jumat pagi kemarin (17/2), PPA Lubangsa Putri menyelenggarakan perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. Acara ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan oleh pengurus seksi Bimbingan dan Pengembangan Keislaman (BPK). Acara yang melibatkan seluruh santri PPA Lubangsa Putri ini dimulai pukul 05.45 WIB setelah tadarus al-Quran bersama ba’da shalat subuh dan usai pada pukul 06.25 WIB.

Bertempat di lapangan PPA Lubangsa Putri, acara ini dikemas dalam bentuk pembacaan shalawat bersama oleh klub shalawat PPA Lubangsa Putri. Santri mengikuti acara ini dengan khidmat dan khusyuk.

Menurut Saidatul Mardhiyah, koordinator pengurus seksi BPK, acara ini sengaja dilaksanakan pada hari Jumat karena hari itu adalah hari paling baik di antara hari-hari yang lain. Ia juga mengharapkan agar santri dapat mengikuti pembacaan shalawat ini dengan khusyuk.

Rencana semula, acara ini akan diisi pembacaan shalawat dan mau‘izhah hasanah tentang hikmah maulid Nabi oleh pengasuh PPA Lubangsa, Drs. KH Abdul Warits Ilyas. Namun karena beliau berhalangan akhirnya acara hanya dicukupkan dengan pembacaan shalawat. Sebagian santri merasa kecewa dengan gagalnya mau‘izhah hasanah yang akan disampaikan oleh pengasuh.

“Sayang ya, bapak kiai nggak bisa, padahal saya pengen banget dapat nasihat dan tausiyah dari beliau,” keluh Uswah, mahasiswa semester akhir, ketika salah seorang pengurus seksi BPK mengumumkan ketidakhadiran pengasuh.

Untuk melengkapi perayaan Maulid yang sederhana ini, seksi BPK mewajibkan kepada seluruh santri untuk mengumpulkan makanan ringan seharga Rp. 1000,-. Makanan ringan itu sebagian dibagikan kembali kepada santri dan sebagiannya lagi disedekahkan kepada anak-anak kecil di sekitar PPA Lubangsa Putri. Namun, sebelumnya seksi BPK meminta kesediaan dan keikhlasan para santri untuk menyedekahkan sebagian makanan ringan yang telah dikumpulkan. Sementara seluruh pengurus diwajibkan untuk mengumpulkan uang paling sedikit Rp. 1000,-. Setelah uang terkumpul, hasilnya dibelikan buah-buahan untuk dibagikan secara merata kepada seluruh santri dan pengurus.