Ummul Karimah, PPA Karang Jati Putri
Guluk-Guluk––Pengurus Pondok
Pesantren Annuqayah daerah Karang Jati Assaudah putri seksi pendidikan
melaksanakan ujian yang perdana untuk program pengajiannya, Senin (02/01),
kemarin. Ujian ini akan dilangsungkan selama tiga hari.
Meski tidak berstatus sebagai
sekolah diniyah, Nurul Qamariyah, selaku koordinator pendidikan, menimbang
bahwa kegiatan evaluasi memang perlu dilakukan. Hal itu dimaksudkan agar ada pengukuran
sekaligus peningkatan mutu pendidikan bagi santri Karang Jati.
“Jika para wali santri Karang
Jati selalu mempertanyakan kualitas pendidikan tambahan untuk putrinya, maka
sekaranglah anak mereka akan menjawab,” ungkap Nurul penuh percaya diri.
Seluruh siswa yang berjumlah 112
itu terbagi mejadi empat kelas. Kelas satu terdiri dari tingkat MI dan kelas I
MTs berjumlah 17 orang, kelas dua terdiri dari kelas II sampai III MTs
berjumlah 21 orang, kelas tiga terdiri dari kelas X dan XI SMA berjumlah 41
orang, dan kelas empat terdiri dari kelas XII SMA sampai perguruan tinggi
berjumlah 33 orang. Kesemuanya masuk dengan jadwal yang sama yaitu, pada pukul
14.00-15.00 WIB jam pertama, dan 15.30-16.30 WIB jam kedua. Adapun
materinya masing-masing kelas mendapatkan 5 mata pelajaran yaitu,
Nahwu/Sharraf, Tajwid, Akhlak, Khat/Imla’, dan Fiqih. Tetapi untuk kelas 4
hanya 4 materi yaitu, Hadist, Nahwu/Sharraf, Dalilun Nisa’, dan Qurratul ‘Uyun.
Suasana ujian tersebut cukup
khidmat. Siswa yang berada dalam ruangan
kelas MTs 3 Annuqayah itu tampak disiplin mengikuti prosedur ujian pengajian. “Serius
tapi santai,” kata Maya Sukriati Ningsih, siswa kelas 3.
Program pengajian yang
dicanangkan oleh pengurus seksi pendidikan ini sudah berjalan sejak dua periode
sebelumnya, yakni tahun 2009-2010. Tetapi baru kali ini pengurus seksi
pendidikan bisa melaksanakan ujian. Tentu ini merupakan terobosan baru yang
memerlukan kerja keras. “Meski jumlah pengurus semakin berkurang karena
beberapa diantaranya berhenti, tetapi pada periode ini kelihatannya teman-teman
pengurus semakin kompak. Jadi dengan jumlah yang sedikit lebih baik dari pada
banyak tetapi tidak bekerja,” papar Khofiyatul Jannah, ketua panitia dalam
pelaksanaan ujian pengajian tersebut.
Menurut Atul, sapaan akrab dari Khofiyatul
Jannah, pelaksanaan ujian tersebut cukup sederhana. Karena perencanaannya hanya
berjarak dua minggu dari hari H. Tetapi pada akhirnya, melalui pertimbangan
pengasuh dan seluruh pengurus, ujian tersebut bisa terlaksana. “Alhamdulillah
untuk hari pertama lancar. Semoga dua hari berikutnya juga demikian,”
tambahnya.
Kendati pun berjalan sederhana,
tetapi bukan berarti dilaksanakan secara asal-asalan. Pelaksanaan ujian
tersebut cukup serius dan ketat. “Salut! Dan jelas tak bisa disepelekan,”
komentar Yuliatin, salah satu siswa kelas 4.
Hal serupa juga diungkapkan oleh
Muawwanah yang juga merupakan panita dalam pelaksanaan ujian pengajian
tersebut. Dia mengaku santri Karang Jati kali ini benar-benar serius dalam
menjalani ujian. Itu terbukti dengan kegigihan mereka dalam belajar demi
mempersiapkannya. Mereka menambah jam belajar di waktu malam. “Saya jadi iri
dan ingin bersaing dengan mereka,” candanya, bangga.
Lebih jauh, Nurul Qamariyah
menanggapi respons positif mereka. Jika tahun ini pengurus bisa
melaksanakan ujian pengajian, ia berharap tahun depan bisa lebih serius dan
meresmikan sekolah diniyah dengan format yang lebih sistematis. Ia juga
memaparkan rencananya untuk memperketat
penyaringan dalam membagi siswa menjadi empat kelas. Memang tahun ini langsung
dibagi menurut tingkat pendidikan kelas formal. Tetapi ia menegaskan jika tahun
depan benar-benar resmi menjadi sekolah diniyah, maka penyaringan akan dilakukan.
“Apabila kelas I MTs bisa
berkompetisi dan kemampuannya menyaingi mahasiswa, maka bisa saja ia masuk di
kelas empat. Begitu pun sebaliknya. Harapan ini tentu perlu usaha. Dan usaha ini
tak lain hanya demi pengembangan keilmuan santri Karang Jati dan agar Karang
Jati juga mampu bersaing dengan komplek-komplek lain di Annuqayah,” tandasnya
penuh harap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar