Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa
Guluk-Guluk—Organisasi daerah Persatuan Santri
Lenteng (Persal) melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kepenulisan. Acara itu digelar
selama tiga hari, terhitung sejak Kamis sore sampai Sabtu pagi, tanggal 19-21 Januari 2012.
Diklat tersebut bertempat di MI
Annuqayah, salah satu lembaga pendidikan di Pondok Pesantren Tuhfatul Mubtadiin,
Bilapora Timur Ganding, sebagai bentuk kerjasama Persal dengan pesantren yang
diasuh oleh Drs. K. Jamaluddin Rowi tersebut.
Pukul 15.00 WIB, Studium General mengawali
pembukaan diklat. Abdul Warits Ilham, mantan pengurus LPM Instika periode 2009-2010, didaulat
sebagai pembicara tunggal. Tema yang diusung adalah “Rekonstruksi Ghirah
Kreativitas Santri”. Studium General diharapkan menjadi penyemangat awal
para peserta untuk mengikuti serangkaian materi.
Ada dua materi dalam acara itu, yaitu
materi fiksi yang meliputi puisi dan cerpen dan materi non-fiksi atau karya
tulis ilmiah. Materi fiksi dijadwal pada Kamis malam selesai shalat isya’. Panitia
mengundang Fandrik Ahmad, salah satu santri PPA Lubangsa untuk mengisi materi
fiksi.
Materi non-fiksi atau karya tulis ilmiah
di Jumat pagi (20/01). Pembicaranya adalah Paisun, ketua LPM Instika tahun
2011-2012 M. Selesai shalat Jumat, diklat dilanjutkan
dengan diskusi panel. General Review menjadi penutup dari serangkaian acara
diklat kepenulisan itu.
“Penutupan acaranya kami letakkan pada Sabtu
pagi (21/01) sekaligus ramah tamah dengan tuan rumah,” pungkas Soejibto,
sekretaris panitia.
Ruslan, ketua Persal, mengungkapkan bahwa organisasi yang dipimpinnya saat ini memunyai 99
anggota. Namun, yang diikutsertakan dalam diklat itu hanya 20 orang, ditambah
15 orang santri PP Tuhfatul Mubtadiin. Jadi, semua peserta diklat sebanyak 35
peserta.
“Panitia hanya mengikutsertakan anggota Persal
dari tingkat MA dan perguruan tinggi. Demi keefektifan acara, tidak mungkin panitia
mengikutsertakan semua. Sedangkan santri di
sini ada yang MTs dan MA,” ungkapnya.
Tak ada kendala yang berarti dalam
pelaksanaan acara. Panitia telah menyiapkan dengan matang
dari awal sampai akhir acara. Bahkan, panitia juga telah membentuk kelompok
menulis sebagai agenda tindak lanjut dari diklat kepenulisan itu.
“Ini juga
berkat kemurahan hati tuan rumah (PP Tuhfatul Mubtadiin) berupa konsumsi
panitia dan peserta selama acara berlangsung, sehingga kami hanya fokus pada
acaranya saja,” ungkap Ruslan tersipu-sipu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar