Hairul Anam Al-Yumna, PPA Latee
Guluk-Guluk—Lazimnya, yayasan memiliki kewenangan dalam
mencetuskan kebijakan berkenaan dengan lembaga pendidikan yang dinaunginya. Ia
juga punya hak mengambil keputusan tentang proses pembangunan di dalam lembaga
pendidikan yang dipayunginya. Semua ini, tidak seutuhnya diberlakukan di Yayasan Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep. Yayasan
Annuqayah tampil berbeda dengan yayasan-yayasan pendidikan lainnya.
Kurang lebih begitulah
pernyataan ketua Yayasan Annuqayah, H Taufiqurrahman, ketika sambutan dalam acara temu wali siswa keenam dan penutupan SMA Get
Telent di halaman SMA Annuqayah, Ahad (15/1) pagi.
H Taufiq, begitu ia
disapa, lebih lanjut menjabarkan bahwa segala kebijakan Yayasan Annuqayah tidak
dapat dilepaskan dari pantauan dan konsultasi dari dan kepada para kiai,
pengendali arus utama perkembangan pesantren yang berdiri pada 1887 itu.
“Yayasan Annuqayah berdiri pada 1983,
dilatarbelakangi karena Annuqayah hendak mendirikan Perguruan Tinggi. Untuk membangun
Perguruan Tinggi, pemerintah mengharuskan Annuqayah mendirikan yayasan. Dan hal
itu diamini oleh semua pihak yang berada di lingkungan Annuqayah,” ungkap H
Taufiq dengan pandangan teduhnya.
Dalam perkembangannya
hingga kini, lanjutnya, pengurus yayasan Annuqayah tetap berpijak pada
penghormatan terhadap para kiai Annuqayah.
“Kami (pengurus yayasan Annuqayah, red.)
konsentrasi pada pembangunan infrastruktur pendidikan di Annuqayah. Sedangkan
urusan pengelolaan pendidikan ditangani oleh pengurus pesantren,” tegasnya.
Penjelasan H Taufiq tersebut didengarkan secara
khidmat oleh para wali santri yang lebih dari 300 orang.
“Kendatipun pengurus Yayasan
Annuqayah diberi keleluasaan memajukan annuqayah dari segi pembangunan fisik, sekali
lagi, kami tetap melibatkan pertimbangan para pengasuh. Termasuk hingga pada persoalan teknis seperti
arah bangunan akan dihadapkan ke mana, kami tetap menunggu dawuh dari
pengasuh,” kata H Taufiq.
Di samping itu, tambahnya, tidak ada ceritanya
pengasuh di Annuqayah yang memegang uang pesantren maupun yayasan. Semuanya
dipasrahkan penuh penanganannya kepada para pengurus.
“Bahkan, tak jarang para kiai Annuqayah
mengorbankan rezekinya demi kemajuan pembangunan di Annuqayah. Mereka sering
bersadaqah dengan menanggung sepenuhnya biaya makan para tukang bangunan setiap
hari,” paparnya detail.
Dalam hal bantuan, Yayasan Annuqayah juga menerima dari pemerintah.
“Tapi, bantuan masyarakat terhadap pembangunan
di Annuqayah masih lebih besar dan banyak ketimbang bantuan yang berasal dari
pemerintah,” tandasnya.
Sambuatan singkat berkisar sepertiga jam
tersebut mendapat respons positif
dari hadirin. Sebut saja salah satu guru senior Annuqayah, Ainul Fadhal.
“Semua yang disampaikan H Taufiq kepada para
wali siswa saya pikir penting. Saya sangat salut dengan sambutan beliau yang
cukup informatif dan dijiwai secara rendah hati,” ujarnya dengan polos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar