Husnul
Khatimah Arief, PPA Latee II
Guluk-Guluk—Acara Class Meeting MA 1 Annuqayah Putri telah ditutup, Kamis (26/1) kemarin. Rabu (25/1) yang lalu adalah kali terakhir siswa MA 1 Annuqayah Putri berpartisipasi dalam ajang rangkaian lomba bergengsi itu. Lomba yang berlangsung kala itu hanya
satu lomba, yaitu Ranking 1. Lomba inilah yang sejak awal dinanti-nanti oleh
siswa, karena Ranking 1 adalah lomba inti dari Class Meeting MA 1 Annuqayah Putri.
Lomba yang bisa dikatakan sama dengan
salah satu acara televisi yang ditayangkan setiap Senin-Kamis di Trans TV ini, mengundang penonton yang relatif banyak. Siswa MA 1
tampak agresif menonton lomba yang paling bergengsi itu. Mereka datang untuk mendukung teman-temannya yang tengah berlomba. Bahkan tidak hanya
siswa, Ranking 1 juga berhasil mengambil perhatian mahasiswa.
Penamaan lomba Ranking 1 ini memang
menyadur dari acara TV di Trans TV tersebut. Peserta dalam lomba ini
benar-benar diuji daya kognitifnya dan sejauh mana wawasannya, karena Ranking 1
tidak jauh berbeda dengan ujian yang kerap dihadapi siswa. Di dalamnya, peserta
akan ditanyakan beberapa soal yang terkait dengan materi umum, materi agama,
wawasan dunia, simbol olah raga, dan musik (tebak judul lagu).
Mekanisme lomba ini sama dengan kurikulum
pendidikan di sekolah pada umumnya, peserta akan dihadapkan dengan berbagai
tahapan ujian, yakni semester ganjil, semester genap, UAN dan yang terakhir
adalah UAS. Pada tahapan awal, semester
1, pertanyaan yang diberikan oleh panitia cukup mudah dan bisa dijangkau oleh
semua peserta. Namun, ketika sampai pada tahap akhir, UAN, pertanyaan yang
disuguhkan panitia agak rumit dan butuh waktu lama untuk menemukan jawabannya.
44 peserta delegasi dari 22 kelas duduk
berjejer rapi di halaman sekolah dengan beralaskan koran. Sedangkan panitia
yang memberikan soal duduk di hadapan mereka, tepatnya di podium. Peserta
diberi ikat kepala yang bertuliskan nomor peserta dan kertas lilin sebagai
kertas jawaban. Setelah soal dibacakan, peserta akan diberi waktu satu menit
untuk menjawab. Setelah jawaban selesai ditulis, ada instruksi dari panitia
untuk mengangkat kertas jawaban.
Wajah-wajah peserta tampak tegang
mendengar soal yang dibacakan oleh panitia. Ada perasaan kecewa dan bahagia
ketika jawaban mereka diketahui benar atau salah. Peserta yang salah menjawab
akan dikeluarkan dari arena lomba. Demikian pula seterusnya hingga tersisa satu
peserta bertahan yang belakangan akan ditetapkan sebagai peserta Ranking 1.
Sistem seperti ini dikenal dengan sistem eliminasi.
Beberapa jam berlalu, tepuk tangan dan
sorak sorai dari penonton terdengar semakin
meriah ketika Malikatul Hasanah, siswa XII MA jurusan IPA, ditetapkan sebagai
Ranking 1. Tanpa menunggu aba-aba, teman sekelas Malika—panggilan akrab Malikatul hasanah—spontan berlari menuju Malika
untuk memeluk dan mengucapkan kata “selamat” padanya. Rasa bangga terpancar
dari wajah Malika ketika semua pasang mata telah menyaksikan dan mendengar sendiri
bahwa ia dinobatkan sebagai Ranking 1.
“Pada awalnya saya tak percaya, tapi
teman-teman langsung berlari menuju saya, memeluk dan mengucapkan selamat. Saya
sungguh terharu. Terharu sekali. Ini nikmat Allah yang tanpa saya duga
sebelumnya. Padahal, tak pernah terbersit di benak saya untuk menjadi pemenang
pada lomba yang bergengsi dan memang ditunggu-tunggu ini. Yah, saya yakin inilah
kejutan Allah untuk saya,” ujar Malika dengan bangga setelah ditanyakan
perasannya usai lomba.
Siapa mengira perempuan yang bertubuh
jangkung ini akan menjadi pemenang, sementara rival-rivalnya adalah siswa yang memang
dikenal dengan kecerdasannya. Mereka yang berpartisipasi umumnya adalah siswa
yang berpengetahuan luas dan kerap mendapat ranking kelas.
“Jujur, sebelum berlomba saya tidak
optimis. Lawan-lawan saya memang luar biasa. Mereka sudah biasa mendapatkan
ranking kelas. Sedangkan saya tidak pernah sama sekali. Ajaib kan?
Sekali lagi, ini memang rencana Allah yang membuat saya bahagia,” lanjutnya sambil
sesekali menyeka air mata yang sempat keluar dari kelopak matanya.
Setelah ditanya tentang persiapannya
sebelum berlomba, siswa sekaligus santri PPA Latee II ini menjawab bahwa persiapan
yang selama ini ia lakukan adalah membaca dan membaca. Membaca apa saja, baik
koran atau buku. Satu hal yang membedakan ia dengan peserta yang lain dan ini ditengarai
sebagai jembatan yang berhasil menjadikannya lolos sebagai Ranking 1 adalah kegemarannya
membaca RPUL (rangkuman pengetahuan umum lengkap). Di dalamnya, memang terdapat
banyak pengetahuan tentang dunia, sehingga ia tidak merasa kesulitan menjawab
semua soal yang diberikan panitia.
Pantas sekali bila pemenang Ranking 1
ini bangga, karena sepanjang perjalanan Class Meeting MA 1 Annuqayah Putri, menurut penuturan Alvin Maghfirah yang menjabat sebagai
ketua panitia dalam acara ini, Ranking 1 adalah lomba
yang baru ada. Class Meeting sebelumnya belum pernah menggelar lomba bergengsi semacam
ini.
1 komentar:
Selamat kepada sang ranking...
Bukanlah berarti teman-temannya yang lain lepas dari barisan, banyak bidang prestasi tentunya dapat diboyong oleh yang lain... jadi yang lain silakan lebih agresif...
Posting Komentar