Kamis, Maret 22, 2012

Lagi, Annuqayah Sabet 3 Piala

Anam Al-Yumna, PPA Latee

Guluk-Guluk—Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep seakan selalu haus prestasi. Belum genap seperempat perjalanan di tahun 2012, pesantren yang berdiri pada 1887 ini telah memperoleh banyak piala yang disumbangkan oleh para santri yang menimba ilmu di dalamnya.

Baru-baru ini, Annuqayah kembali menuai prestasi. Ia menyabet 3 piala dalam Olimpiade Sains & Seni Pesantren 2012. Ajang bergengsi tersebut digelar oleh CCSMoRA Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dari 17 sampai 18 Maret 2012, diikuti 360-an santri dari berbagai pesantren di Jawa Timur.

“Di antaranya adalah Pesantren Mamba’us Sholihin Gersik, Al-Amien Prenduan Sumenep, Mamba’ul Ulum Jember, dan masih banyak lagi. Alhamdulillah, Annuqayah membawa pulang 3 piala,” tutur pembina lomba dalam bidang pidato bahasa Arab Annuqayah, Ibnu Hajar, saat dihubungi Rabu (21/3) pagi.

Tiga piala tersebut berhasil diraih oleh Moh Ainur Ridha (juara 2 Khitobah Arabiyah), Abdurrahman Junaidi (harapan 1 Tilawatil Qur’an), dan Mohammad Farid (harapan 2 Tilawatil Qur’an). Kesemuanya adalah santri Annuqayah daerah Latee.

Selain Ibnu Hajar, yang juga menjadi pembina lomba Annuqayah adalah Hikmatun (bahasa Arab), M Lutfi (bahasa Inggris) serta Harun Adiyanto dan Shofwatul Husna (MTQ).

Adapun jenis lomba yang digelar meliputi MTQ (Tartilul Qur’an, Tilawatil Qur’an, Tahfidhul Qur’an, Khattil Qur’an), Khitobah Arabiyah, Khitobah Injiliziyah, Sains (Fisika & Matematika). Delapan belas santri mewakili Annuqayah untuk berkompetisi dalam MTQ, Khitobah Arabiyah, dan Khitobah Injiliziyah.

“Semoga prestasi ini bisa menjadi penyemangat bagi para santri Annuqayah untuk menuai prestasi lebih banyak lagi pada lomba-lomba berikutnya,” ujar Ibnu Hajar penuh pengharapan.

Penuh Kendala

Harun Adiyanto mengungkapkan, untuk meraih prestasi tersebut tidak semudah mengedipkan mata. Banyak kendala yang merintanginya.

Menurut ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Annuqayah itu, di samping pesaing lomba yang tergolong para santri hebat dari ragam pesantren se-Jawa Timur, setidaknya terdapat 3 kendala: dana, peserta, dan tempat.

“Dana yang kami keluarkan nyaris 3 juta. Awalnya kami mengira dana tersebut sepenuhnya akan disokong oleh pesantren. Tapi ternyata, Annuqayah hanya memberi suntikan dana sebesar Rp 600 ribu,” ujar Harun Adiyanto.

Kekurangan dana tersebut tidak menyebabkan para santri yang ingin ikut lomba patah semangat. Mereka rela menyisihkan uang pribadinya demi mengharumkan nama Annuqayah.

“Sayangnya, dari 21 santri yang akan ikut, 3 orang mengundurkan diri. Padahal sudah didaftarkan. Kami pun rugi. Ini yang saya maksud kendala peserta. Tapi saya memaklumi karena mereka memang tidak punya uang untuk biaya transportasi dan makan selama 2 hari 3 malam di Surabaya,” ungkap Harun.

Padahal, tambahnya, ketiga santri tersebut dipandang sangat potensial untuk bisa juara. Kendati demikian, Harun dan para pendamping lomba lainnya memaklumi kondisi keuangan Annuqayah saat ini.

“Kas Annuqayah sekarang sedang tutup tahun. Dan saldo pesantren sedang mengalami defisit,” kata ketua pengurus Annuqayah, KH A Hanif Hasan.

Kiai Hanif menambahkan, pesantren tetap menanggung biaya pendaftaran demi menjaga nama baik Annuqayah. Di samping pula tentu agar santri tambah semangat mengembangkan kemampuan dirinya.

Berkenaan dengan kendala tempat, Harun menyatakan belum sama sekali ke ITS Surabaya. Akibatnya, para peserta lomba yang berangkat sehari sebelum acara kebingunan mencari tempat lomba. Banyak waktu terkuras habis percuma. Untungnya, mereka bertemu dengan salah satu alumnus Pustakawan Annuqayah Latee yang kuliah di ITS Surabaya, Taufiq. Taufiq-lah yang kemudian membantu santri Annuqayah tersebut sehingga bisa tiba di tempat lomba dengan selamat.

Lebih lanjut Harun memerinci pembiayaan dari keikutsertaan lomba di atas: pendaftaran Rp 735 ribu, transportasi Rp 2.250.000, dan makan Rp 700 ribuan. Sekali lagi, kata Harun, kekurangan dana dari pesantren ditanggung sepenuhnya oleh peserta lomba.

“Bahkan, kedua juara (Abdurrahman Junaidi dan Mohammad Farid) menggunakan uang sendiri untuk mendaftar,” bebernya.

Meski begitu, Harun tetap merasa bangga dengan perhatian pesantren yang sedari awal tetap tinggi. Sekalipun harus diakui perlu peningkatan dalam mendukung santri yang punya semangat tinggi mengharumkan nama Annuqayah dalam pentas lomba-lomba bergengsi.

Kesan Berharga

Selaku pendamping utama dalam lomba Khitobah Arabiyah dan MTQ, Hajar dan Harun menyatakan sangat berkesan mendampingi para santri menggapai prestasi.

“Secara pribadi, saya sangat bersyukur dan tentu bangga karena Annuqayah hingga kini masih mampu mempertahankan prestasi dalam bidang bahasa Arab,” ujar Hajar yang di paruh 2011 kemarin didaulat sebagai juara 1 Debat Bahasa Arab Internasional tingkat mahasiswa di UIN Maliki Malang.

Harun tak kalah bangganya. Dia tidak menyangka 2 santri yang diutus atas nama LPTQ Annuqayah bisa menyabet piala.

“LPTQ baru berdiri 1 Muharram 1433 H. Alhamdulillah, kedua santri tersebut yang baru menjadi anggota LPTQ dan baru sekarang pengalaman ikut lomba bisa membuahkan hasil yang membanggakan,” tegasnya.

Atas semua itu, Harun dan Hajar melakukan evaluasi dari pengalaman lomba di ITS Surabaya. Para santri yang juara maupun yang belum dapat mengetahui apa saja kekurangan yang mesti mereka benahi.

“Menjaga semangat mereka adalah segalanya bagi kami,” tagas Hajar dengan senyuman khasnya.

Rabu, Maret 21, 2012

Libur UAM, Lubangsa Putri Isi dengan Beragam Kegiatan

Nur Faizah, PPA Lubangsa Putri

Guluk-Guluk—Sejak Rabu, 14 Maret 2012 yang lalu, siswa kelas XII MA 1 Annuqayah Putri mengikuti Ujian Akhir Madrasah (UAM). Ujian ini berakhir pada hari Kamis 22 Maret 2012. Dalam rangka menyukseskan dan membuat suasana ujian terasa tenang dan kondusif, MA 1 Annuqayah Putri meliburkan siswa-siswa kelas X dan XI.

Sejak libur ini, pengurus PPA Lubangsa Putri Seksi Pendidikan dan Pengembangan Wawasan Keilmuan (P2WK) mengadakan beragam kegiatan untuk mengisi kekosongan liburan. Kegiatan yang diadakan oleh seksi P2WK ini bersifat edukatif, religius dan ada pula yang bersifat rekreatif. Kegiatan tersebut antara lain Istighosah bersama, pembacaan Burdah, membaca dan diskusi, presentasi hasil bacaan dan hasil diskusi, serta lomba masak memasak.

Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari secara bergantian sejak pukul 08.00-10.00 WIB. Namun kadang waktu pelaksanaan molor dari rencana. Hal ini dikeluhkan oleh Uswatun Hasanah anggota seksi P2WK.

Yah, lebih sering molor daripada tepat waktu, inginnya teman-teman pengurus P2WK dimulai pukul 08.00 tapi banyak siswa yang masih beraktivitas seperti mandi, makan dan lain-lain,” ungkapnya di sela-sela aktivitasnya di perpustakaan PPA Lubangsa Putri.

Menurut Fauziyah, koordinator seksi P2WK, biasanya kegiatan yang dilaksanakan oleh seksi P2WK untuk mengisi liburan sekolah baik libur UAM maupun UN siswa MTs dan MA diadakan pengajian kitab kuning yang disambung secara paralel dengan putra. Santri putra bertempat di masjid dan santri putri di lokasi Lubangsa Putri dengan menggunakan pengeras suara. Namun karena santri putra saat ini diminta tenaganya untuk membantu pembangunan aula PPA Lubangsa, akhirnya pengajian tidak bisa dilaksanakan.

Sementara Ny. Shafiyah A.Win selaku pengasuh muda menginginkan agar siswa yang libur sekolah tetap memiliki aktivitas dan tidak keluar dari lokasi PPA Lubangsa Putri sampai pukul 10.00 WIB. Akhirnya pengurus seksi P2WK berinisiatif untuk melaksanakan beragam kegiatan agar tak terkesan monoton dan menjemukan.

Ketika disinggung tentang teknis pelaksanaan kegiatan, Fauziyah mengatakan setiap kegiatan dilaksanakan dua kali secara selang-seling. Istighosah dua kali, pembacaan Burdah dua kali, membaca dan berdiskusi dua kali, presentasi dua kali dan yang terakhir adalah lomba memasak satu kali.

Namun, tambah Fauziyah, untuk Istighosah hanya dilaksanakan satu kali karena waktu untuk Istighosah digunakan untuk presentasi bagi kelompok yang belum selesai. Ia juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini tak selancar yang dibayangkan, ada saja hal-hal yang menghambat kelancaran kegiatan.

“Naskah bacaannya kan harus diketik ulang, pengennya difotokopi langsung tapi kami tidak berani soalnya buku bacaan itu kami pinjam dari salah satu pengasuh muda Annuqayah,” tutur santri yang juga merangkap sebagai Waka Kurikulum Madrasah Diniyah Lubangsa Putri ini dengan senyum khasnya.

Sementara pembagian kelompok untuk diskusi dan presentasi dibagi berdasarkan kelas. Siswa kelas X IPS-1 berkelompok dengan sesama siswa kelas X IPS-1; kelas XI IPA pun begitu; demikian pula dengan siswa kelas XI IPS dan kelas X serta XI PK. Pembagian kelompok ini tidak hanya untuk diskusi dan presentasi tapi juga untuk lomba memasak. Pembagian kelompok semacam ini dimaksudkan untuk menjaga agar diskusi dan presentasi berjalan tenang dan kondusif serta untuk membangkitkan semangat dan jiwa kompetitif dalam diri siswa.

Selasa, Maret 20, 2012

Nobar Untuk Harlah Ikstida

Muthmainnah Ja’far, PPA Lubangsa Putri

Guluk-Guluk—Sabtu malam, 10 Maret 2012, pengurus Ikstida mengadakan harlah yang ke- 28. Dalam rangka merayakan hari ulang tahun tersebut, pengurus Ikstida masa bakti 2011-2012 mengadakan acara nonton bareng (nobar) dengan melibatkan seluruh anggota Ikstida yang kurang lebih berjumlah 300 anggota.

Perayaan tersebut dimulai sekitar pukul 21.00 WIB setelah jam belajar dan bertempat di lokasi pembangunan baru PPA Lubangsa Purti dengan format acara yang cukup sederhana. Untuk melengkapi acara tersebut, ada penampilan baca puisi dari komunitas alif Ikstida dan menyanyikan mars Ikstida oleh seluruh pengurus. Juga ada pengumuman pemenang lomba memasak yang diselenggarakan oleh Divisi II dan lomba cantik (catatan anak-anak Ikstida) diselenggarakan oleh Divisi III Ikstida.

Berbeda dengan sebelumnya, perayaan harlah kali ini tidak dirayakan dalam format yang begitu meriah, cukup dengan acara nobar bersama. “Harlah Ikstida sekarang memang tidak terlalu meriah. Pada periode sebelumnya, biasanya harlah diadakan di luar daerah Annuqayah bersama alumni dan masyarakat, seperti di Batu Putih, Batang-Batang, Gapura dan daerah-daerah yang termasuk dalam cakupan organisasi Ikstida,” tutur Nurul Alfiah Kurniawati, ketua umum Ikstida masa bakti 2011-2012.

Dia juga menambahkan bahwa acara harlah  tersebut bukan hanya semata-mata untuk mengenang hari lahirnya Ikstida, akan tetapi juga berbagi semangat kepada para pejuang Ikstida baik pengurus maupun anggota. 

Dalam acara tersebut, Ikstida, yang berada di bawah bimbingan pengurus PPA Lubangsa Putri seksi Pembinaan dan Pengembangan Organisasi (P2O), juga mengundang pengurus harian PPA Lubangsa Putri, pengurus P2O dan seluruh ketua organisasi daerah yang ada di Lubangsa Putri. Hal ini dilakukan untuk membangun relasi positif antarpengurus pesantren dan pengurus ORDA, selain juga untuk berbagi semangat.  

Perayaan harlah dengan nobar film Taare Zameen Par (Bintang Kecil di Bumi),  dipilih untuk memberi dukungan kepada para anggota Ikstida. Sebenarnya, film yang direncanakan adalah Surat Kecil untuk Tuhan. Akan tetapi ada beberapa kendala sehingga film tersebut tidak bisa diputar. Meski demikian, film pengganti tersebut banyak mengandung nilai pembelajaran dan motivasi.

Marihatun Nauri, Wakil Sekretaris Ikstida mengatakan, film yang diputar ini sarat nilai-nilai edukatif terutama bagi kita yang merasa minder dalam prestasi (kemampuan) .

Senin, Maret 12, 2012

LPM Dinamika Jelajah Pers ke Malang

Husnul Khatimah Arief, PPA Latee II

Guluk-Guluk—Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Dinamika Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) melakukan kunjungan pers (jelajah pers) ke dua kampus di kota Malang, yakni Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki), Kamis lalu (2/3). Perjalanan yang memakan waktu relatif singkat itu cukup memuaskan bagi para srikandi LPM Dinamika. Paling tidak, mereka sudah mengantongi banyak pengalaman dan pengetahuan yang didapat dari dua kampus tersebut.

Jelajah pers adalah salah satu program kerja pengurus harian LPM Dinamika. Pada awalnya, pengurus harian mencanangkan tiga kampus di Malang untuk dijadikan objek Jelajah Pers, yaitu UB, UIN Maliki dan UM (Universitas Muhammadiyah). Setelah melakukan negosiasi dengan Purek III, Muhammad Husnan A. Nafi’, S. Ag., rencana untuk mendatangi tiga kampus sekaligus direkomendasikan oleh beliau.

Namun, dengan melalui berbagai pertimbangan panitia Jelajah Pers, salah satunya karena keterbatasan waktu, akhirnya panitia memutuskan hanya akan mendatangi dua kampus, yaitu UIN Maliki dan UB. Hal ini disampaikan oleh Muthmainnah Ja’far, ketua panitia Jelajah Pers, saat selesai melaksanakan rapat.

Dengan ditemani satu orang dosen dan staf di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Instika, yakni Fathurrahman Utsman, M. Pd. dan Warits Ilham, S. Pd. I, rombongan LPM Dinamika berangkat pada Rabu malam (1/3) ke kota Malang. Sekitar pukul 03.30 WIB, rombongan melepas lelah sejenak di masjid Sabilillah, Malang, sebelum berangkat ke dua kampus yang dituju.

Berbekal semangat dan ghirah kuat untuk menimba pengalaman dan pengetahuan di dua kampus ternama tersebut, rombongan mempersiapkan terlebih dahulu beragam pertanyaan yang akan ditanyakan terkait penerbitan & informasi, pelatihan & kaderisasi dan penelitian & pengembangan (Litbang).

Saat sinar mentari menyirami bumi, sekitar pukul 07.00 WIB, rombongan meneruskan perjalanan hingga tiba di kampus UB pada pukul 08.00 WIB. Rombongan sempat agak kebingungan ketika sampai di kampus yang luasnya berhektar-hektar tersebut. Namun akhirnya, rombongan sampai di kediaman aktivis LPM Kavling 10 setelah sebelumnya mencari tahu dimana tempat mereka berdiam. 

Senyum hangat dari aktivis LPM Kavling 10 menyambut kedatangan rombongan Instika. Walaupun penyambutannya tampak sederhana, namun itu tidak mengurangi kekhidmatan berlangsungnya sharing. Berbagai program dan kegiatan yang dicanangkan aktivis LPM Kavling, baik yang terealisasi atau belum, mereka perkenalkan. Demikian juga dengan program LPM Dinamika, Siti Khairiyah, ketua LPM Dinamika, dengan rasa percaya diri mengenalkan beberapa program dan beberapa hal terkait LPM Dinamika selama masa kepemimpinannya.

Setelah take and give pengalaman dan wawasan memakan waktu sekitar 2 jam, rombongan LPM Dinamika melakukan observasi langsung ke tempat yang menjadi area kerja LPM Kavling 10. Kantor yang berukuran sekitar 3 x 3 m itu adalah tempat mereka menulis, berjuang dan merasakan suka-duka bersama. Dua komputer, white board, dan satu rak buku memenuhi ruangan yang relatif sempit itu. Aktivis LPM Dinamika yang berjumlah 14 orang mesti lapang dada duduk dalam keadaan berdesak-desakan.

Selain bertujuan untuk memperkaya wawasan tentang lembaga pers, Jelajah Pers ini dimaksudkan untuk membangun relasi dan network yang lebih luas. Mengingat, selama ini relasi LPM Dinamika terkesan masih sempit. Apalagi, hal ini sangat berpengaruh terhadap dinamisasi suatu lembaga. Target membangun jaringan ini akhirnya terjawab ketika Ali, ketua LPM Kafling 10, menyampaikan perihal PPMI (Persatuan Pers Mahasiswa Indonesia). Ia memberi jalan bagaimana cara bergabung dengan organisasi nasional itu.

Perjalanan selanjutnya adalah menuju kampus UIN Maliki yang jaraknya tak jauh dari kampus UB. Sekitar 15 menit dari UB, rombongan sudah sampai di kampus yang mahasiswanya berjumlah sekitar 7.000 orang lebih itu. Tak jauh beda dengan sambutan aktivis LPM Kavling 10, aktivis LKP2M juga menyambut hangat kedatangan kami. Setelah melakukan proses perkenalan terlebih dahulu, Luthfi, Direktur LKP2M, mengenalkan beberapa program kerja lembaga yang saat ini dikelolanya. Tak banyak yang ia sampaikan terkait itu. Ia lebih memberi suplai semangat agar tim LPM Dinamika menunjukkan bahwa aktivis lembaga pers memang orang-orang pilihan yang bisa menulis. Sekali memasuki lembaga pers, maka konsekuensinya harus menulis.  

Di UIN Maliki rombongan berdiam cukup lama. Setelah melakukan sharing dengan aktivis LKP2M, rombongan masih sempat “reuni-an” dengan beberapa alumni Annuqayah yang kuliah di sana.

Saat adzan Maghrib berkumandang, rombongan bersiap mengakhiri kegiatan dan segera meninggalkan kota Malang.

Minggu, Maret 11, 2012

Taqdim al-Maharat Resmi Ditutup

Nur Faizah, PPA Lubangsa Putri

Guluk-Guluk—Mulai hari Sabtu 25 Februari yang lalu, pengurus Syu’bah al-Lughah al-‘Arabiyah (SLA) PPA Lubangsa Putri untuk yang kesekian kali menyelenggarakan lomba yang bertajuk “Musabaqah Taqdim al-Maharat Syu’bah al-Lughah al-‘Arabiyah”. Lomba ini dilaksanakan sampai 4 Maret 2012. Lomba ini melibatkan sebagian anggota Syu’bah al-Lughah al-‘Arabiyah. Bahkan seluruh anggota baru diwajibkan mengikuti lomba ini.

Penutupan dan pembagian hadiah dilaksanakan pada Ahad malam, 4 Maret 2012, di lapangan PPA Lubangsa Putri dimulai pada pukul 21.30 WIB dan berakhir pada 23.45 WIB.  Pada kesempatan ini, Azizah, ketua panitia acara ini, mengucapkan selamat kepada seluruh pemenang lomba.

Ia juga berharap ajang Musabaqah Taqdim al-Maharat ini bisa dijadikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Arab para anggota SLA. Mariatul Qibtiyah menambahkan agar para anggota yang belum berhasil menjadi pemenang tidak berputus asa karena waktu akan terus berjalan guna melanjutkan proses.

Acara ini secara resmi ditutup oleh ketua pengurus PPA Lubangsa Putri. Pada kesempatan yang sama, Kurratun Aini, S.Pd.I selaku ketua pengurus PPA Lubangsa Putri memberikan motivasi kepada seluruh anggota SLA untuk tak pernah bosan mempelajari bahasa, terutama bahasa Arab. Hal ini disebabkan bahasa merupakan alat untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu. Maka bahasa adalah dasar bagi kesuksesan seseorang. Begitulah harapan yang disampaikan oleh mantan anggota SLA ini.

Pada ajang lomba ini, banyak macam lomba yang diadakan, dari lomba yang bersifat edukatif maupun yang bersifat rekreatif. Di antaranya adalah khitabah (pidato), insya’ (mengarang), mujadalah (debat), ittisishal al-kalimat (menyambung kalimat), qiraat al-akhbar (baca berita), hifdzul mufradat (menghafalkan kosa kata), dufufus sharfiyah (menasrif), ta’birul qishshsah (ekpresi cerita), hutaf (yel-yel), i’lan tijari (iklan), dan tamstil (drama).

Penutupan lomba ini juga dimeriahkan oleh Idmaju al-Ashwaat (paduan suara) Syu’bah al-Lughah al-‘Arabiyah serta beberapa penampilan oleh anggota Syu’bah al-Lughah al-‘Arabiyah.