Husnul Khatimah
Arief, PPA Latee II
Guluk-Guluk—Pengurus Departemen Kesehatan dan Kebugaran PPA
Latee II mengadakan program pengobatan massal di serambi Mushalla ar-Rahmah
Jumat kemarin (20/1). Program ini dilakukan setiap setengah bulan sekali. Pada
kesempatan itu, santri mendapatkan jamu instan
hasil olahan santri Latee II sendiri lengkap dengan air hangat.
Pada awal bulan, setiap blok di PPA
Latee II memang ditugaskan untuk membuat jamu instan
dari berbagai bahan, seperti laos, jahe, temulawak, kunyit, wortel dan sebagainya. Lalu pada minggu
kedua, hasil olahan tersebut dibagikan pada santri yang berkenan meminumnya.
Pembuatan jamu instan yang diolah santri ini sangat sederhana. Santri mengolah
satu bahan yang hanya dicampur dengan gula. Katakanlah temulawak dengan gula, jahe
dengan gula, atau kunyit dengan gula. Sebelum pembuatan jamu instan, setiap blok akan menerima 2 kg bahan dari pengurus bidang kesehatan dan kebugaran untuk
diolah.
Khasiat dari jamu instan yang diolah itu bermacam-macam, yaitu bisa menurunkan
panas, penambah nafsu makan, menyembuhkan penyakit mata, penangkal diare dan
mengurangi gatal-gatal.
Melalui pengobatan ini, pengurus
menginginkan santri bisa menjaga kebugaran tubuhnya agar terhindar dari
berbagai penyakit. Apalagi sekarang adalah musim hujan yang rentan menimbulkan
penyakit. Tentu saja hal ini menjadi perhatian khusus seluruh pengurus,
khususnya yang menangani bidang kesehatan. Mereka mengkhawatirkan kesehatan
santri yang tidak terjaga akan meningkatkan kuantitas santri yang sakit.
Maka untuk mengantisipasi hal itu,
pengurus berupaya mencegah potensi datangnya penyakit dengan menyediakan instan
untuk kebutuhan santri.
“Saat ini santri memang rentan sakit.
Terlebih penyakit diare. Ya mungkin karena saat ini musim hujan. Saya kira,
wajar. Makanya, kami berusaha menjaga kesehatan santri dengan cara pengobatan
massal ini,” tutur Daimah, Koordinator
Kesehatan dan Kebugaran, seraya memberi
sebungkus jamu pada salah seorang santri.
Dalam kesempatan itu, sekitar 30 santri
dari 600-an santri
yang terdapat di PPA Latee II mendatangi serambi mushalla untuk meminta jamu instan. Sedikitnya santri yang datang disebabkan oleh
minimnya jamu instan yang disediakan oleh pengurus Kesehatan dan
Kebugaran, yaitu sekitar dua toples.
Terbatasnya jamu instan yang tersedia, lanjut Daimah, juga tak lepas dari
sedikitnya produk instan yang dihasilkan santri, sementara pengobatan massal
dilakukan selama dua kali dalam sebulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar