Hairul Anam al-Yumna, PPA Latee
Maunya ditertibkan, tapi nyatanya berantakan. Kalimat tersebut setidaknya menjadi gambaran mengenai kondisi Rayon al-Farisi PP Annuqayah Latee saat ini. Rayon yang didiami 132 santri MTs ini melahirkan banyak problem, seperti tidak ada kejelasan program, santri kehilangan uang, dan kebersihan yang tak terurus secara serius.
Lokalisasi santri Latee yang digagas oleh Abdul Mu’iz, S.HI, Mumdarin, S.Pd. I, dan Faishol, S.Pd.I pada tahun 2006 ini melahirkan kegelisahan tersendiri bagi santri. Apalagi tak jarang santri dari luar rayon ‘mengganggu’ ketenangan santri yang niatnya memang ingin menimba ilmu di pesantren.
“Uang saya sering hilang. Jadinya saya sering menangis. Untungnya saya punya kakak di Lubangsa, sehingga saya bisa makan dengannya,” kata Abrori dengan nada polos, salah satu santri al-Farisi yang menjadi korban.
Keluhan senada juga disampaikan AR (nama samaran), mantan santri al-Farisi. Dia menyatakan sama sekali tidak betah selama tinggal di Rayon al-Farisi. Di samping programnya tak terurus, sampah-sampah kotor yang berserakan mengganggu pemandangan.
Ahmad Faidlal, salah satu santri senior yang dipercaya menjadi pembimbing lokalisasi di al-Farisi mengungkapkan, sebenarnya baru pada kepengurusan saat ini Rayon al-Farisi tidak mempunyai program yang jelas.
“Tahun-tahun sebelumnya masih mendingan. Ada kursus Bahasa Arab dan kitab kuning. Tapi kepengurusan tahun ini sama sekali tidak peduli dengan kondisi al-Farisi,” keluh santri asal Lenteng, Sumenep itu.
Abu Sairi, ketua pengurus PPA Latee, ketika dikonfirmasi tidak mengelak mengenai permasalahan di atas. Dia mengamini kondisi Rayon al-Farisi yang kini memilukan. “Tidak usah ada program yang muluk-muluk. Yang penting santri bisa betah dulu di pesantren ini. Persoalan program ekstra, belakangan,” tandasnya.
Namun demikian, Usmuni, Koordinator Rayon al-Farisi, bersama dua santri pengurus rayon lainnya sudah berkomitmen untuk mengadakan program khusus di Rayon al-Farisi.
“Kami sangat kasihan dengan adik-adik santri. Makanya Rabu (14/04) mendatang, insya Allah kami akan mengadakan kursus Bahasa Arab dan Tartilul Qur’an. Untuk selanjutnya kami akan susul dengan kursus kitab kuning,” tegasnya ketika ditemui di kantor Pesantren tadi pagi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar