Senin, April 26, 2010

KH Abdul Basith AS: Islam Adalah Agama Cinta Lingkungan

Fandrik HS Putra, PPA Lubangsa

Buah pikiran KH Abdul Basith AS ini disarikan dari hasil wawancara buletin Sidogiri menyambut Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April pekan lalu.

Kerusakan bumi kita kini semakin parah. Fenomena alam yang akhir-akhir ini sangat merugikan manusia menjadi indikasi yang sulit dibantah. Penyebab utama kerusakan itu adalah manusia sendiri.

Manusia saat ini sudah terjangkit “cinta dunia” (hubbud-dunya) dan semata-semata mengharap materi. Kekayaan alam, seperti tambang minyak, batubara, dan lain sebagainya dieksploitasi habis-habisan tanpa memperhitungkan dampak selanjutnya bagi kehidupan jangka panjang.

Manusia dengan segala ulah dan tingkah lakunya melakukan eksploitasi alam baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tujuan materi dan keuntungan yang berlipat. Tidak peduli apakah eksploitasi itu mengakibatkan kerusakan atau tidak, mereka seperti tidak mau tahu. Dan, bila orientasi utamanya adalah keuntungan, maka tidak mungkin mereka akan berpikir panjang ke depan.

Islam adalah agama cinta lingkungan; Islam agama peduli lingkungan. Itulah Islam yang sebenarnya. Inti dari syariat adalah mencegah kerusakan dan menarik kemanfaatan. Kalau dikerucutkan, semua syariat yang ada dalam Islam mengarah kepada inti tersebut. Sederhananya, dalam Islam manusia dilarang melakukan tindakan-tindakan yang menimbulkan kerusakan bahkan membahayakan.

Karena itu, bila dikaitkan dengan permasalahan pemanfaatan dan eksploitasi alam yang membabi buta, jelas Islam melarang tindakan-tindakan itu karena menyebabkan rusaknya alam. Sekali lagi Allah dengan tegas melarang manusia melakukan pengrusakan di muka bumi. Allah SWT memerintahkan kita untuk memanfaatkan semua yang ada di muka bumi ini dengan sebaik-baiknya dan dengan bijak.

Hanya kesadaran pemerintah dan masyarakat untuk mengeksploitasi alam secara tidak berlebihan dapat mencegah kerusakan alam. Sebab, bagaimanapun kerusakan itu adalah akibat dari ulah manusia sendiri. Dari sinilah pentingnya moralitas yang baik. Intinya adalah, lingkungan hidup akan tetap bagus dan terjaga selama semua tindakan dan kebijakan kita mendahulukan tujuan akhirat. Tetapi bila orientasi materi dan dunia yang didahulukan pasti lah kerusakan akan terus terjadi.

1 komentar:

M. Faizi mengatakan...

Beliau adalah salah satu tokoh kunci dalam "visi hijau - visi lingkungan" di Pondok Pesantren Annuqayah.
Ya....
Semoga beliau masih diberikan umur yang panjang dan barokah, sehat jasmani, dan kecukupan rezeki, dari Allah swt.