Jamaluddin, PPA Lubangsa
GULUK-GULUK—Pengurus Ikhwanussubban al-Islamiyyin (ISI) mengadakan pelatihan kepenulisan yang diikuti oleh seluruh kru Buletin Paradise dan Majalah Dinding Mahkota. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari satu malam, yaitu pada hari Kamis hingga Jum’at (15-16/04) dengan peserta sebanyak 19 orang.
Pelaksanaan kegiatan ini dimulai pada pukul 14.00 WIB yang diawali dengan acara pembukaan yang dihadiri oleh seluruh peserta dan dewan penasehat ISI yaitu A. Rafi.
“Saya selaku ketua ISI mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh teman-teman pengurus yang telah dengan sekuat tenaga mensukseskan acara ini dan kepada fasilitator, Syauqie El-Rajie, yang sudi menjadi guru kita dalam kegiatan ini,” tutur Jauhari B selaku ketua ISI periode 2009-2010.
Seluruh peserta sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini, mereka benar-benar ingin belajar tentang dunia kepenulisan dan keredaksian. “Saya sangat merasa beruntung bisa mengikuti kegiatan ini, karena organisasi ISI dalam bulan ini menargetkan akan menerbitkan Buletin Paradise edisi pertama,” ungkap Yusron Hidayatullah, salah satu peserta dari kegiatan tersebut.
Setelah acara pembukaan selesai, maka masuk pada sesi penyajian materi yang difasilitatori oleh Syauqie El-Rajie, salah satu mantan kru majalah Fajar (STIK Annuqayah) dan majalah Muara (Lubangsa Putra). Materi pertama yang disampaikan adalah teknik wawancara.
Syauqie berharap seluruh peserta yang mengikuti pelatihan kepenulisan yang diadakan oleh ISI bisa serius selama pelaksanaan berlangsung. Dia juga berharap setelah pelatihan seluruh peserta bisa mempraktikkan ilmu yang telah didapat selama dua hari itu.
Dalam pelatihan ini seluruh peserta dibagi menjadi tiga kelompok dengan nama yang bernuansa jurnalistik. Kelompok pertama “features”, kelompok kedua “berita” dan kelompok ketiga “investigasi”.
Pelatihan ini adalah sebagai pembekalan untuk seluruh kru Buletin Paradise dan Mading Mahkota. Keduanya adalah media pengembangan diri dalam dunia tulis-menulis yang dimiliki oleh ISI dan kedua media tersebut berada di bawah naungan seksi Pers dan Informasi.
Sesi pertama berakhir pada pukul 16.00 WIB dan dilanjutkan pada sesi kedua yaitu pada pukul 19.30 WIB. Pada sesi kedua, materi yang disampaikan adalah teknik menulis berita. Syauqie mengajak kepada seluruh peserta agar mampu menjadi wartawan yang profesional dan proporsional, yaitu dengan tidak melacurkan diri kepada nara sumber yang mencoba untuk menyuap wartawan agar berita tentang dirinya tidak ditulis.
Para peserta diajak untuk melihat langsung berita yang ada di koran untuk melihat cara penulisan berita yang baik dan para peserta satu persatu dipersilakan untuk memberikan penilaian atas berita yang dibacanya. Sebelum acara pada malam Jum’at diakhiri, para peserta diberi tugas untuk menulis berita tentang apa pun.
Esok harinya, pada hari Jum’at (16/04), kegiatan pelatihan dimulai kembali pada pukul 07.30 WIB dengan materi menyusun outline. Syauqie mengatakan bahwa outline adalah panduan dalam sebuah penerbitan.
Acara pelatihan ini berakhir pada pukul 11.15 WIB dan seluruh peserta sepakat akan bertemu kembali pada pukul 20.00 WIB untuk membahas tentang penerbitan Buletin Paradise edisi pertama.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
wah.. ternyata ISI masih bertahan ya sampai sekarang.. ck ck ck..
Btw mon tak kaleroah itu syauqi tang kaom ngara?
Syauqi pinjam buku saya belum dikembalikan! Lebih dari DUA TAHUN!!
mohon tilik kembali, struktur frasa ISI, Ikhwan al-Syubban al-Islamiyyin, sepertinya kurang akurat secara gramatikal. ketimbang sebagai tarkib idhafi, hemat saya struktur tersebut lebih tepat berupa tarkib washfi.
wallah a'lam.
terima kasih perhatiannya.
Posting Komentar