Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa
GULUK-GULUK—Madaris 3 Annuqayah memperkenalkan sebuah komunitas baru di lingkungannya, yaitu klub astronomi. Klub Astronomi ini diluncurkan pada Ahad malam (28/6) kemarin. Lahirnya klub tersebut diharapkan bisa memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada para siswi Madaris 3 Annuqayah mengenai alam semesta dan juga bisa melengkapi kegiatan Duta Lingkungan di SMA 3 Annuqayah pada khususnya, dan bermanfaat untuk Annuqayah pada umumnya.
“Jika sekarang Madaris 3 sudah mempunyai klub pencinta alam yang orientasinya pada lingkungan, kali ini kami meluncurkan klub yang akan menjelajah langit (Klub Astronomi),” ungkap M Mushthafa, guru SMA 3 Annuqayah saat mengantarkan acara pada malam itu.
Soft-launching Klub Astronomi tersebut ditempatkan di aula Madaris 3 Annuqayah yang diikuti oleh sekitar 60 lebih undangan, antara lain guru Madaris 3 Annuqayah, perwakilan guru Madrasah Annuqayah yang lain dari MI sampai SLTA, dan madrasah-madrasah sekitar Annuqayah (Guluk-Guluk, Ganding, Pragaan).
Sebagai penyaji pada kesempatan itu adalah Hendro Setyanto, Direktur Mobile Observatory Indonesia yang juga aktif di Observatorium Bosscha Bandung. Kehadiran Mas Hendro—begitu sapaan akrabnya—di Annuqayah adalah yang kedua kalinya.
“Saya dari Lamongan langsung ke sini. Maunya sampai di Surabaya saya akan lewat di jembatan Suramadu, tapi jalannya ditutup, terpaksa naik kapal dan itu menyita waktu yang banyak. Makanya saya datang terlambat,” jelasnya ketika acara baru dimulai pada pukul 20.38 WIB.
Pada kesempatan itu, Mas Hendro mengajak para undangan yang hadir bersama-sama mengelilingi jagad raya dengan menggunakan simulasi video yang ditampilkan melalui LCD proyektor. Ia menjelaskan banyak hal tentang astronomi, seperti tentang proses perbedaan pergantian siang dan malam di berbagai belahan bumi.
“Kita enak berada di garis khatulistiwa. Perbedaan siang dan malam relatif sama. Coba bandingkan di negara yang lebih dekat dengan daerah kutub; siang bisa lebih lama dari pada malam. Kalau kita berpuasa di sana, berbuka puasa itu sekaligus makan sahur, malamnya lebih sedikit,” tuturnya.
“Seperti yang diungkapkan oleh K.H. Hasyim Muzadi ketika beliau berada di Rusia, fiqih khatulistiwa tidak bisa diterapkan di sana. Waktu di sana tidak sama dengan yang ada di Indonesia. Nah! Bagaimana jika menentukan waktu shalat kalau mengacu pada fiqih khatulistiwa?” ungkapnya lagi.
Kemudian Mas Hendro lebih jauh lagi mengenalkan beberapa bagian dari astronomi, seperti astronomi dan astrologi, meteor dan mitos pengkabulan doa, serta komponen-kompunen yang membentuk antariksa secara umum dengan merujuk kepada ayat al-Qur’an, yang kesemuanya menimbulkan decak kagum atas kebesaran dan keagungan Sang Maha Pencipta. “Tata surya kita ini adalah sebagian kecil dari tata surya lain yang ada di angkasa,” tandasnya.
Setelah penyajian dan dialog selesai pada sekitar pukul 22.00 WIB, para undangan diajak langsung melihat bintang yang bertaburan di langit dengan menggunakan teropong Sky Watcher milik Klub Astronomi Madaris 3 Annuqayah. Di halaman SMA 3 Annuqayah itu, para undangan diajak bergantian melihat bintang-bintang di angkasa, berbagai rasi, termasuk planet Jupiter, sambil dijelaskan oleh Mas Hendro.
Meski Klub Astronomi itu sudah dibentuk, menurut K M Faizi, M.Hum, klub tersebut masih belum punya nama, dan penanggung jawab serta keanggotaannya juga masih belum jelas.
”Namanya masih belum resmi, ini hanya soft-launching saja dan penanggung jawabnya masih belum definitif, tapi kami sudah mengantongi pilihan nama klub ini, yaitu Andromeda. Penanggung jawabnya sudah diusulkan juga. Ada Bapak Naufan (MTs 3 Annuqayah), Bapak Saiful Bahri, Bapak Mahmudi, dan Ibu Bekti Utami (SMA 3 Annuqayah),” ungkap Direktur Madaris 3 Annuqayah itu. Menurut Kiai Faizi, peluncuran resminya mungkin akan dilaksanakan di awal tahun pelajaran nanti.
GULUK-GULUK—Madaris 3 Annuqayah memperkenalkan sebuah komunitas baru di lingkungannya, yaitu klub astronomi. Klub Astronomi ini diluncurkan pada Ahad malam (28/6) kemarin. Lahirnya klub tersebut diharapkan bisa memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada para siswi Madaris 3 Annuqayah mengenai alam semesta dan juga bisa melengkapi kegiatan Duta Lingkungan di SMA 3 Annuqayah pada khususnya, dan bermanfaat untuk Annuqayah pada umumnya.
“Jika sekarang Madaris 3 sudah mempunyai klub pencinta alam yang orientasinya pada lingkungan, kali ini kami meluncurkan klub yang akan menjelajah langit (Klub Astronomi),” ungkap M Mushthafa, guru SMA 3 Annuqayah saat mengantarkan acara pada malam itu.
Soft-launching Klub Astronomi tersebut ditempatkan di aula Madaris 3 Annuqayah yang diikuti oleh sekitar 60 lebih undangan, antara lain guru Madaris 3 Annuqayah, perwakilan guru Madrasah Annuqayah yang lain dari MI sampai SLTA, dan madrasah-madrasah sekitar Annuqayah (Guluk-Guluk, Ganding, Pragaan).
Sebagai penyaji pada kesempatan itu adalah Hendro Setyanto, Direktur Mobile Observatory Indonesia yang juga aktif di Observatorium Bosscha Bandung. Kehadiran Mas Hendro—begitu sapaan akrabnya—di Annuqayah adalah yang kedua kalinya.
“Saya dari Lamongan langsung ke sini. Maunya sampai di Surabaya saya akan lewat di jembatan Suramadu, tapi jalannya ditutup, terpaksa naik kapal dan itu menyita waktu yang banyak. Makanya saya datang terlambat,” jelasnya ketika acara baru dimulai pada pukul 20.38 WIB.
Pada kesempatan itu, Mas Hendro mengajak para undangan yang hadir bersama-sama mengelilingi jagad raya dengan menggunakan simulasi video yang ditampilkan melalui LCD proyektor. Ia menjelaskan banyak hal tentang astronomi, seperti tentang proses perbedaan pergantian siang dan malam di berbagai belahan bumi.
“Kita enak berada di garis khatulistiwa. Perbedaan siang dan malam relatif sama. Coba bandingkan di negara yang lebih dekat dengan daerah kutub; siang bisa lebih lama dari pada malam. Kalau kita berpuasa di sana, berbuka puasa itu sekaligus makan sahur, malamnya lebih sedikit,” tuturnya.
“Seperti yang diungkapkan oleh K.H. Hasyim Muzadi ketika beliau berada di Rusia, fiqih khatulistiwa tidak bisa diterapkan di sana. Waktu di sana tidak sama dengan yang ada di Indonesia. Nah! Bagaimana jika menentukan waktu shalat kalau mengacu pada fiqih khatulistiwa?” ungkapnya lagi.
Kemudian Mas Hendro lebih jauh lagi mengenalkan beberapa bagian dari astronomi, seperti astronomi dan astrologi, meteor dan mitos pengkabulan doa, serta komponen-kompunen yang membentuk antariksa secara umum dengan merujuk kepada ayat al-Qur’an, yang kesemuanya menimbulkan decak kagum atas kebesaran dan keagungan Sang Maha Pencipta. “Tata surya kita ini adalah sebagian kecil dari tata surya lain yang ada di angkasa,” tandasnya.
Setelah penyajian dan dialog selesai pada sekitar pukul 22.00 WIB, para undangan diajak langsung melihat bintang yang bertaburan di langit dengan menggunakan teropong Sky Watcher milik Klub Astronomi Madaris 3 Annuqayah. Di halaman SMA 3 Annuqayah itu, para undangan diajak bergantian melihat bintang-bintang di angkasa, berbagai rasi, termasuk planet Jupiter, sambil dijelaskan oleh Mas Hendro.
Meski Klub Astronomi itu sudah dibentuk, menurut K M Faizi, M.Hum, klub tersebut masih belum punya nama, dan penanggung jawab serta keanggotaannya juga masih belum jelas.
”Namanya masih belum resmi, ini hanya soft-launching saja dan penanggung jawabnya masih belum definitif, tapi kami sudah mengantongi pilihan nama klub ini, yaitu Andromeda. Penanggung jawabnya sudah diusulkan juga. Ada Bapak Naufan (MTs 3 Annuqayah), Bapak Saiful Bahri, Bapak Mahmudi, dan Ibu Bekti Utami (SMA 3 Annuqayah),” ungkap Direktur Madaris 3 Annuqayah itu. Menurut Kiai Faizi, peluncuran resminya mungkin akan dilaksanakan di awal tahun pelajaran nanti.
2 komentar:
top....boleh nih
boleh nih diikutin
Posting Komentar