Ach. Fannani Fudlaly R, PPA Lubangsa
Pengurus Seksi pendidikan, pengajaran dan pengembangan keilmuan PP Annuqayah Daerah Lubangsa Sabtu (20/6) kemarin telah selesai merealisasikan salah satu kegiatan tambahannya, yaitu pengajian kitab al-Kasyfu wa al-Tabyin yang membahas tentang ilmu tasawuf yang dibimbing langsung oleh Ustadz Muhammad Ali, S.Pd.I. Pengajian ini dilaksanakan dalam rangka mengisi waktu kosong setelah usainya kegiatan belajar mengajar (KBM) baik Madrasah Diniyah Baramij al-Tarbiyah wa al-Ta’lim yang ada di Lubangsa maupun sekolah formal lainnya. Pengajian ini dilaksanakan setiap selesai shalat Isya’ (jam belajar) bertempat di Masjid Jamik Annuqayah.
“Saya senang sekali dengan adanya pengajian ini, karena selain menambah ilmu dan wawasan dalam bidang tasawuf, juga bisa mengkhatamkan kitab kuning. Apalagi sekarang waktu kosong. Jadi tidak ada salahnya jika digunakan untuk mengaji. Toh santri pada jam belajar tidak akan belajar juga, kan sudah selesai ujian,” tutur wildan, salah satu santri Lubangsa. Selain itu, dalam waktu dekat Ustadz Muhammad Ali, S.Pd.I akan mengakhiri pengabdiannya (berhenti) dari PPA Lubangsa. Jadi beliau menyelesaikan tugasnya sebagai pembimbing kitab al-Kasyfu wa al-Tabyin.
Komentar lainnya disampaikan oleh Bapak Imam Ar., salah satu pengurus pesantren yang juga memberi respons positif akan terlaksananya pengajian tersebut. “Saya sangat setuju sekali dengan adanya pengajian ini karena dapat mengisi waktu kosong santri yang sebentar lagi akan menghadapi tahun ajaran baru, setelah beberapa waktu lalu menghadapi ujian semester genap,” jelasnya.
Beliau juga menilai dengan adanya pengajian tersebut santri akan bertambah wawasannya dari segi ilmu tasawuf dan dalam menjalin hubungan dengan Sang Khaliq. Apalagi saat sekarang orang (santri) mulai enggan untuk mempelajari kitab-kitab tasawuf yang itu sangat penting baginya. “Yang namanya pengajian kitab kuning di pesantren adalah hal yang wajar. Tapi ketika santri sudah mengkhatamkan kitab, apalagi yang membahas tentang tasawuf, maka mau tidak mau santri akan bertambah wawasannya dalam bidang tersebut,” tambahnya sambil tersenyum.
Dan selain itu, diharapkan ilmu yang didapat bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari dengan sesama santri di pesantren maupun di tengah-tengah masyarakat nantinya setelah berhenti dari pesantren.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar