Jamaluddin M Haz, PPA Lubangsa
Guluk-Guluk—Saat ini Dewan Asatidz PPA Lubangsa sedang sibuk menggarap perbaikan Kurikulum Madrasah Diniyah. Pasalnya, setelah sekian tahun berjalan, Madrasah Diniyah di Lubangsa merasa kurang berhasil dalam mencetak santri yang mumpuni di bidang pengetahuan keagamaan (kitab kuning), sehingga mulai tahun ini Dewan Asatidz mencoba mencermati dan merevisi kurikulum yang selama ini dirasa kurang berhasil.
Saat ditemui kemarin (10/11/2008), Mudir Madrasah Diniyah, Bapak Aufal Marom, mengatakan ada beberapa hal yang membuat perancangan kurikulum ini selama ini terhambat, yaitu disebabkan karena keterbatasan dana dari Madrasah Diniyah, karena sumber dana yang didapatkan hanya berasal dari siswa. Kedua, keterbatasan dan kurangnya pengalaman guru Madrasah Diniyah dalam hal pengembangan kurikulum, sehingga Dewan Asatidz merasa kewalahan dalam pengembangan kurikulum ini.
Saat ini program pengembangan kurikulum baru itu masih selesai 75 persen dan kurikulum yang baru ini dilaksanakan sambil menyelesaikan sisanya. Madrasah Diniyah berharap dengan adanya kurikulum yang baru ini santri bisa lebih mudah menguasai pelajaran keagamaan yang menjadi ciri khas pesantren.
Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa, Drs. K.H. A. Warits Ilyas pasrah penuh kepada Dewan Asatidz Diniyah dan beliau menekankan bahwa pelajaran yang perlu menjadi prioritas pengembangan adalah al-Qur'an, khot dan imla', serta nahwu-sharraf.
Mudir Madrasah Diniyah berharap agar seluruh siswa Diniyah bisa berpartisipasi dalam rampungnya program pengembangan kurikulum yang baru ini dengan memberikan usulan sesuai kebutuhan siswa, sehingga nanti bisa dimusyawarahkan di kalangan asatidz.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar