Jumat, November 21, 2008

Hujan 4 Jam, Santri Mandi Banjir


Subaidi, PPA Nirmala

GULUK-GULUK–Hujan yang mengguyur bumi Annuqayah menjelang shalat Jum’at (21/11) selama kurang lebih 4 jam membuat komplek Bahasa Arab Annuqayah Nirmala terendam banjir. Bukannya gentar dengan air bah yang menerjang, santri Annuqayah Nirmala malah menyambutnya dengan penuh sukacita seraya mandi dan mengobok-obok air yang berwarna coklat bercampur sampah-sampah yang ikut hanyut.
Santri yang kebanyakan santri yunior itu turun ke areal persawahan yang bersebelahan dengan got yang tidak lagi mampu menampung deras dan banyaknya air hingga meluber ke areal persawahan dan mengenangi bangunan semi permanen asrama santri. Beruntung air yang sampai setinggi lutut itu tidak membahayakan gubuk yang terbuat dari kayu kombinasi bambu itu, sebab kontruksi bangunannya mirip dengan rumah panggung yang mempunyai kaki-kaki. Di areal persawahan inilah santri mandi dan bermain air. Bahkan Imam Puyup, salah seorang santri yang bernyali main hanyut-hanyutan di sekitaran got. Ketika ditanya soal bahaya air bah yang bisa saja menyeretnya, santri kelas tiga SMA ini hanya senyam-senyum sambil kembali meloncat ke dalam air.
Ancaman penyakit yang bisa saja dibawa air kotor itu pun tampaknya tidak dihiraukan oleh santri-santri. Seperti tersihir dengan asyiknya permainan hanyut-hanyutan di air banjir yang jarang terjadi itu, santri tidak sadar bahwa di dalam air itu terdapat ratusan penyakit yang bisa saja menyerang. Seperti diare, gatal-gatal dan lain sebagainya. “Kalau habis main (main air banjir, red) ini langsung mandi dengan air bersih, penyakit-penyakit tidak mungkin datang!” papar Iklil berapi-api. Santri kelas tiga MTs ini menambahkan agar tidak terjadi apa setelah mandi air kotor itu. Menurutnya, ketika sedang main di air kotor, kita harus menutup mulut rapat-rapat agar tidak kemasukan air, dan dengan begitu pasti aman.
Lain halnya dengan Naufil yang memilih tidak ikut bermain namun cukup asyik dengan menjadi penonton saja. Alasan dia tidak ikut berpartisipasi karena dia tidak mau sakit yang ia derita seminggu yang lalu kambuh kembali. Ketika ditanya sakit apa, dia menjawab singkat, “Sakit koreng”.
Tidak hanya itu, keasyikan mandir air banjir ini ternyata juga menarik perhatian para orang tua santri yang saat itu sedang mengunjungi anak-anaknya. Bukan hanya para wali yang ikut menonton keasyikan santri-santri putra ini mandi air banjir, tapi sebagian santri putri juga ikut menonton dari balik tembok seraya berkomentar ala santri putri ketemu santri putra. Ada yang mengolok ada juga yang melihat keasyikannya ingin ikut serta, namun hal itu mustahil karena tatib pesantren. Rofida, salah seorang pengurus PPA Nirmala Putri tanpa enggan juga ikut menonton. Katanya ini sangat hebat dan jarang sekali ada tontonan asyik gratis seperti ini.

Tidak ada komentar: