Supriyadi, PPA Lubangsa
Guluk-Guluk—Selasa (11/11/08) pukul 13.30 WIB. Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa panik. Satu buah kompor yang ada di dapur belakang asrama santri putra (blok F) meledak. Tidak ada korban dalam peristiwa tersebut. Hanya sebagian atap pojok dapur dimakan si jago merah.
Hammam yang berada di dapur ketika peristiwa terjadi mengatakan bahwa kompor milik Moh. Ali itu nyalanya sudah tidak normal, banyak mengeluarkan asap. Tapi dia lihat Ali tidak menghiraukannya, kompor tersebut dibiarkan saja dan dipakai untuk menanak dan dia langsung meninggalkannya begitu saja. Kira-kira 15 menit kemudian kompor tersebut meledak secara tiba-tiba. Ali dan tiga temannya yang berada di dapur tersebut kaget melihat percikan api itu sampai di atap dapur. Melihat api semakin membesar, mereka segera mengambil air dari kamar mandi terdekat. Tapi, karena api terlalu besar, mereka tidak mampu memadamkannya.
Menurut Sofyan, dia melihat dari halaman asrama blok F tersebut asap dari dapur sudah mengepul hitam. Dan dia langsung berteriak kebakaran pada santri yang ada di sekitar asrama tersebut dan segera membantu Ali dan kawan-kawan yang sibuk melumpuhkan si jago merah.
Dilihat dari puing-puing kompor yang ada, penyebab meledaknya diperkirakan karena sumbunya yang tidak lengkap. Sehingga api tersebut mengalir ke bawah dan mengenai minyak tanah yang ada di dalam kompor tersebut. Moh. Ali mengakui kompornya yang sering digunakan untuk masak sehari-hari itu hampir setengah tahun tidak diperbaikinya. Kejadian itu sama sekali tidak terlintas dalam benaknya. Karena kompor tersebut biasa-biasa saja dipakai setiap memasak.
Hasyim, selaku koordinator PSP (pengadaan sarana dan prasarana) PPA Lubangsa menyatakan kerugian pesantren untuk perbaikan dapur diperkirakan mencapai Rp 200.000,- mengingat kayu atap dapur yang berukuran 3x9 meter itu hampir separuh yang hangus. Dan pihaknya tidak hanya akan menggunakan uang kas dari pesanren, tapi akan melibatkan Moh Ali sebagai pemilik kompor. Karena kejadian tersebut disebabkan kelalaiannya, untuk menjaga dan merawat kompornya sendiri. "Karena dapur ini merupakan fasilitas umum pesantren, maka kami secepat mungkin akan segera memperbaiki kerusakannya," pungkasnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar