Hairul Anam Al-Yumna, PPA Latee
Guluk-Guluk—Sebagai bahasa agama, Bahasa Arab mesti melekat dalam keseharian umat Islam. Ia tak layak diabaikan keberadaannya. Sayang, hal itu masih belum tecermin pada kehidupan bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Penyebab utamanya ialah karena penggunaan Bahasa Arab sampai kini tak juga membumi di negeri ini.
Begitulah pernyataan ketua Markaz Bahasa Arab PP Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Ibnu Hajar saat diwawancarai di kantornya, Selasa (13/9) pagi. Santri yang beberapa minggu lalu didaulat sebagai juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Bahasa Arab se-Madura itu, menyatakan miris menyaksikan kenyataan betapa penguasaan Bahasa Arab di dunia Islam masih jauh panggang dari api.
“Dari itulah, upaya membumikan Bahasa Arab dalam kehidupan umat Islam amat mendesak untuk dilaksanakan,” tegasnya meyakinkan.
Pembumian tersebut di Indonesia bisa dimulai dari dunia pesantren, karena pesantren merupakan dunia yang sangat efektif meleburkan Bahasa Arab dengan ragam aktivitas di dalamnya.
“Tentu harus dimulai dari para kiainya. Kiai dituntut menjadi uswah bagi para santri dengan mempraktikkan Bahasa Arab secara berkesinambungan,” katanya.
Dalam batas tertentu, tambahnya, Pondok Pesantren Annuqayah masih belum bisa dikatakan telah melakukan pembumian terhadap Bahasa Arab. Hal tersebut terlihat dari minimnya penggunaan Bahasa Arab sebagai bahasa keseharian santri.
“Sekalipun Annuqayah jarang absen sebagai juara di bidang Bahasa Arab, baik dalam skala lokal, regional, maupun nasional, ini tak dapat dijadikan tolok ukur utama untuk menyatakan bahwa Bahasa Arab telah membumi di pesantren tertua tersebut di Madura ini. Sebab, Bahasa Arab belum dijadikan alat komunikasi utama setiap harinya,” tandasnya detail.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
"Santri yang beberapa minggu lalu didaulat sebagai juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Bahasa Arab se-Madura itu..."
-di mana?
-siapa penyelenggaranya?
Posting Komentar