Hairul Anam al-Yumna, PPA Latee
Guluk-Guluk—Sabtu malam (1/5) kemarin, perpustakaan Latee menyelenggarakan pelatihan analisa yang melibatkan sebagian besar kru Hijrah dan santri Latee. Acara ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan antara Ketua Pengurus dengan Koordinator Departemen Publikasi dan Organisasi (DPO) Latee yang mengikuti karantina menulis jilid III yang diselenggarakan The Pencil Connection Madura beberapa minggu sebelumnya. Sebagai konsekuensinya, koordinator DPO-lah yang menjadi penyaji.
Setelah jam Diniyah, M. Khalil Zaen, pustakawan Latee, memberi pengumuman melalui loudspeaker di kantor pesantren terkait dengan pelatihan tersebut. Tidak lama kemudian, santri berbondong-bondong mendatangi perpustakaan.
Tepat pukul 21.00 WIB, acara pun dimulai. Lebih dari 40 santri yang mau ikut. Hanya saja karena ruangan perpustakaan terbatas, akhirnya peserta dibatasi tidak lebih dari 30 orang.
“Kami terpaksa membatasi peserta, mengingat ruangan perpustakaan tidak begitu luas. Santri yang datang lebih akhir tidak kebagian mengikuti acara ini,” kata Hidayatullah, pustakawan Latee yang menjabat sebagai Koordinator Pelayanan masa bakti 2009/2010.
Menurut Anam, Koordinator DPO, pelatihan analisa ini sangat besar manfaatnya. Di samping sebagai tambahan ilmu bagi santri dalam hal menulis, ia juga dapat digunakan sebagai alat analisis terhadap tulisan atau pun peristiwa yang terjadi.
“Pelatihan ini mengarah pada upaya melihat atau menyikapi sesuatu tidak sebatas pada penampakan lahiriahnya saja. Kita juga dituntut agar tidak mudah percaya terhadap apa yang kita baca/lihat, karena semuanya ‘tidak bebas nilai’,” ujar mahasiswa asal kota Gerbang Salam Pamekasan ini.
Apresiasi dari para peserta pun cukup tinggi. “Saya sangat puas dengan penjelasan penyaji. Saya jadi sadar bahwa dalam menulis itu sangat dibutuhkan analisa yang tajam sehingga kualitasnya sangat baik,” kata Bairullah, siswa kelas dua MA Tahfidh Annuqayah.
Pernyataan Bairullah di atas selaras dengan apa yang dikatakan Abd. Majid, reporter buletin Hijrah PPA Latee. “Setelah mengikuti pelatihan ini, saya semakin semangat untuk menulis. Sebab, selain memaparkan materi, penyaji juga memompa semangat kami untuk selalu menulis,” pungkasnya ketika dimintai komentar seusai pelatihan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar