Fandrik HS Putra, PPA Lubangsa
GULUK-GULUK—Organisasi daerah (orda) Ikatan Santri Annuqayah Jawa (IKSAJ), salah satu dari 10 orda yang ada di PP Annuqayah Lubangsa kemarin mengadakan acara praktik mengurus jenazah yang ditempatkan di ruang kelas VIII-A MTs 1 Annuqayah Putra. Acara itu dimulai pada pukul 19.00 WIB dan diikuti oleh 27 angguta IKSAJ.
Pada kesempatan itu, organisasi yang berada di bawah naungan pengurus PP Annuqayah Lubangsa seksi Penerangan dan Pembinaan Organisasi (P2O) tersebut mengundang Mitsqala Karim, seorang ustadz senior, sebagai pembimbing untuk mempraktikkan tata cara mengurus jenazah dari memandikan sampai menguburkan.
Luthfi Afif Azzaenuri, ketua umum IKSAJ, mengaku puas atas pemaparan Mitsqala Karim. Ketika mengadakan evaluasi bersama setelah acara usai, sebagian besar anggota IKSAJ sudah bisa mempraktikkan tatacara pengurusan jenazah yang dipraktikkan oleh pembimbing.
“Banyak pengalaman yang kami peroleh dari praktik tersebut. Di antaranya mengenai perbedaan tradisi cara mengurus jenazah yang telah mengakar kuat di desa kami dengan apa yang dipaparkan Mitsqala,” ungkapnya.
Salah satu perbedaan yang ia paparkan adalah mengenai ketika si mayyit masuk liang kubur. Menurut tradisi di desanya, saat mayyit masuk liang kubur masih dikumandangkan adzan pada si mayyit. Namun apa yang dipaparkan Mitsqala tidak demikian. Meskipun tidak diadzankan tidak apa-apa.
“Tapi beliau (Mitsqala) menganjurkan kepada kami untuk menuruti tradisi di tempat kami sendiri selama tidak bertentangan dengan syariat Islam. Tujuannya agar tidak terjadi fitnah dan saling menyalahkan. Hal itu bisa terjadi karena orang-orang desa kebanyakan masih awam,” tambahnya lagi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar