Jumat, Juni 18, 2010
Pimpinan Pesantren se-NTB Kunjungi Annuqayah
Ach. Fannani Fudlaly R. & Fandrik Hs Putra, Sekretariat PPA
Guluk-Guluk—Rabu (16/6) kemarin, Annuqayah kedatangan tamu istimewa. Mereka adalah pimpinan pondok pesantren se-Nusa Tenggara Barat. Rombongan terdiri dari 132 pimpinan pondok pesantren se-NTB yang tergabung dalam Forum Kerjasama Pondok Pesantren (FKSPP). FKSPP beranggotakan 515 pondok pesantren.
Di awal acara, KH A. Warits Ilyas memberikan sambutan serta menceritakan selayang pandang Annuqayah kepada para rombongan yang hadir di Aula as-Syarqawi. “Ahlan wa sahlan di Pondok Pesantren Annuqayah,” kata beliau mengawal sambutan.
“Pada mulanya, Annuqayah dikenal dengan nama Pesantren Guluk-Guluk, dan nama Annuqayah diambil dari nama kitab kecil yang di dalamnya memuat berbagai ilmu,” lanjutnya.
Dalam sambutannya, ketua FKSPP menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan ini. Selain belajar dari pondok pesantren yang dikunjungi, kunjungan juga dimaksudkan untuk mempererat tali silaturrahim di antara pondok pesantren.
“Ini merupakan asosiasi pondok pesantren se-NTB dalam mempererat tali silaturrahim yang tujuannya adalah belajar kepada pondok pesantren yang telah maju dan berkembang,” ungkap Tuan Guru H. Sofwan Hakim.
Annuqayah adalah pondok pesantren yang paling terakhir dikunjungi setelah berkeliling selama sepekan ke pondok pesantren yang ada di Pare, Cirebon, Gontor, Jepara, Bandung, Bogor dan Jakarta. “Ini kunjungan terakhir kami. Setelah ini langsung kembali ke NTB,” ungkap salah satu peserta rombongan yang tak menyebutkan namanya.
Kesan Istimewa
“Banyak kesan yang saya dapatkan di sini. Pesantren ini besar dan sudah berumur lebih seabad. Saya juga tidak menyangka kalau pesantren sebesar ini pertama kali didirikan dari kandang kuda,” ucap Ilham, salah satu rombongan setelah usai membaca sejarah berdirinya Annuqayah dari buku “Profil Pondok Pesantren Annuqayah” yang dibagikan pada acara itu.
Buku itu menggugah hatinya. Ia terketuk untuk berjalan-jalan ke beberapa daerah. Dengan handycam kecil di tangannya, bersama Pak Nurdi, salah satu rombongan lainnya, Ilham berjalan-jalan keliling Annuqayah.
Keduanya dimulai dari kampus STIK Annuqayah Putra menuju area STIK Annuqayah Putri, dilanjutkan ke MA 1 Annuqayah Putri, kemudian ke daerah Lubangsa dan Masjid Jamik Annuqayah, lalu bertolak ke aula As-Syarqawi melewati Latee.
Dalam perjalanan itu, banyak hal yang mereka dapat. Pertama, takjub terhadap pembangunan di lingkungan Annuqayah. Kedua, mereka tergugah karena Pesantren Annuqayah yang dalam pandangan mereka sudah terbilang modern masih sangat menjaga orang yang bukan muhrimnya. Mereka menyimpulkan hal itu karena melihat sekolah putra dan putri yang terpisah.
“Baru sekarang ini saya sampai ke Annuqayah. Kalau ke Madura sudah kedua kalinya. Pertama kali rombongan kami berkunjung ke sini adalah di salah satu pesantren yang terletak di Kabupaten Pamekasan. Tapi saya sudah lupa nama pesantrenya,” ungkap Tuan Guru Nurdi, pengasuh PP Riyadatul Ulum.
Sampai di depan Masjid Jamik Annuqayah, kedua rombongan yang berpisah dari peserta yang lain yang masih berada di dalam Aula as-Syarqawi itu menyatakan sudah tidak kuat berkeliling Annuqayah lagi. Alasannya, Annuqayah terlalu luas. Akhirnya perjalanan itu diakhiri hanya sampai di Masjid Jamik Annuqayah dan kembai lagi ke aula.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar