Minggu, Juni 20, 2010

Fathur Rozi Santri Teladan Darul Lughah Latee


Hairul Anam al-Yumna, PPA Latee

Guluk-Guluk—Kamis malam (17/6) kemarin, pengurus Darul Lughah (DL) PPA Latee menyelenggarakan acara akhir sanah 2009/2010. Acara yang diselenggarakan di depan gedung Darul Lughah ini sekaligus menutup semua rangkaian program kerja Darul Lughah yang realisasinya mencapai 96 %.

Acara yang berlangsung pukul 20.00 WIB ini dihadiri oleh pengurus Harian Latee, pengurus Diniyah, pengurus Keamanan, dan guru pengajar di Darul Lughah.

Tahun-tahun sebelumnya, biasanya acara akhir sanah ini diwarnai dengan semarak lomba yang khusus diikuti oleh santri yang bermukim di Darul Lughah. “Sayangnya untuk tahun ini tidak memungkinkan,” tambah Holis sambil lalu menjelaskan bahwa waktulah yang menjadi kendala utamanya.

“Bayangkan saja, waktu yang digunakan panitia untuk mempersiapkan acara ini hanya satu minggu. Padahal mereka masih juga bertugas mengevaluasi prestasi santri Darul Lughah, selain tugas-tugas lainnya,” papar pemuda yang lahir tanggal 4 November 1989 itu saat dijumpai di kantor Darul Lughah usai shalat jama’ah Ashar (18/6).

Oleh pengurus Darul Lughah, format acara direncanakan tidak akan jauh beda dengan tahun sebelumnya, yaitu ada ceramah agama yang diisi oleh Drs. KH. Abd. Wadud Munir dengan menggunakan bahasa Arab.

Sayang sekali, ketika dikonfirmasi oleh pengurus harian Darul Lughah, Drs. KH Abd. Wadud Munir tidak sanggup hadir karena kondisi fisiknya yang kurang sehat. Akibatnya, acara akhir sanah tersebut tidak diisi dengan ceramah agama.

Dalam kesempatan tersebut, Fathur Rozi dinobatkan sebagai santri teladan Darul Lughah masa bakti 2009/2010. Santri kelas 3 MTs asal Blaza, Talango, Sumenep ini dinilai pantas menyandang predikat santri teladan karena keseriusannya dalam mematuhi peraturan Darul Lughah dan kompeten dalam pengembangan bahasa Arab.

Acara yang berlangsung dua jam ini ditutup dengan pemberian hadiah kepada penulis terbaik Mading “Mufakkiratuna”, Mading Darul Lughah, yang terbit setiap bulan sekali.

1 komentar:

RUDI DOANK mengatakan...

teruslah berkibar bendera islam di tanah suci annuqayah....
jadikan annuqayah sebagai pesantren yang bisa mencetak manusia yang berakhlakul karimah... dan berilmu