Jumat, Juni 25, 2010

Ingatkan Santri Serius Menuntut Ilmu


Hairul Anam al-Yumna, PPA Latee

Guluk-Guluk—Di akhir zaman kini, tidak sedikit manusia yang menuntut ilmu karena panggilan nafsu, bukan sebagai upaya menghilangkan kebodohan yang mendera dirinya. Mereka cenderung mencari ilmu untuk mendapatkan pangkat, kehormatan, dan sebagainya. Bila ini melekat dalam diri santri, memperbaiki niat mulai sekarang merupakan suatu kemestian yang tidak boleh dibantah lagi.

Pernyataan di atas disampaikan oleh pengasuh PPA Latee, KH Ahmad Basyir AS, saat sambutannya dalam acara Haflatul Imtihan (Hamdala) Madrasah Diniyah Latee Rabu malam (23/6) kemarin di depan halaman kampus STIK Annuqayah.

Acara tahunan itu dihadiri oleh para dewan pengasuh, asatidz, seluruh pengurus pusat dan rayon, serta seluruh santri Latee. Selain itu, hadir pula santri Latee II putri beserta pengurus-pengurusnya yang ditempatkan di area parkir STIK Annuqayah.

Dalam kesempatan tersebut, K Basyir juga menegaskan agar santri lebih serius lagi dalam menuntut ilmu. Dalam pandangan beliau, ghirah santri sekarang dalam belajar masih kalah jauh dengan santri pada masa dulu.

“Saya masih ingat bagaimana semangat santri dulu. Malam harinya, mereka berkelompok-kelompok mengadakan kajian kitab. Saat ini, santri mulai tidak peduli lagi terhadap hal-hal semacam itu. Maka saya sangat mengharap para santri untuk lebih serius dalam belajar,” imbaunya.

Lebih jauh K Basyir juga mengharap agar santri berhati-hati terhadap perubahan zaman. Terutama berkenaan dengan keimanan. “Lingkungan sangat mempengaruhi diri kita, maka kukuhkanlah iman kalian dan hati-hatilah menjaga diri dari perubahan zaman,” tegasnya.

Selain K Basyir, K Musthafa, L.c. juga menyampaikan sambutannya. Tidak jauh beda dengan K Basyir, salah satu dewan pengasuh itu juga membicarakan hal-hal tentang keilmuan kepada para santri. Beliau mengingatkan para santri supaya tidak mengabaikan ilmu-ilmu yang bernafaskan Islam.

Di samping itu, beliau juga menegaskan bahwa acara Hamdala itu bukanlah bermakna bahwa santri selesai proses belajarnya setelah menempuh ujian semester genap.

“Ujian itu untuk belajar, bukan sebaliknya. Manakala santri berpandangan bahwa belajar itu untuk ujian, ketika ujiannya selesai maka proses belajarnya pun dianggap selesai pula. Padahal semestinya tidak begitu; bukan belajar untuk ujian,” paparnya sambil senyum.

Dalam acara yang panitianya terdiri dari pengurus Diniyah Latee ini, juga dilangsungkan penisbahan siswa teladan dari dua tingkatan berdasarkan hasil musyawarah pengurus Diniyah dengan para wali kelas pada tanggal 18 Juni lalu.

Tingkat Isti’dadi diraih oleh Zainal Arifin. Santri yang lahir tanggal 26 September 1995 ini berhasil mengantongi akumulasi nilai 110,1 dengan rata-rata 9,2. Sedangkan tingkat Ibtida’i diraih oleh Shabri Muhammad. Santri asal Ellak Laok, Lenteng, Sumenep tersebut mengumpulkan akumulasi nilai 104.

Acara tersebut ditutup dengan pembacaan SK Pengasuh mengenai pengangkatan pengurus pusat PPA Latee masa bakti 2010/2011. Meski begitu, para santri tidak langsung pulang karena ada pembagian rapor yang ditangani langsung oleh masing-masing wali kelas.

Tidak ada komentar: