Sabtu, Juni 26, 2010

Batu Bata Berserakan, Santri Beraksi


Hairul Anam al-Yumna, PPA Latee

Guluk-Guluk—Selama ini, halaman rayon al-Ghazali kurang enak dipandang karena terdapat banyak batu bata yang tidak ditangani secara baik peletakannya. Batu bata tersebut tepat berada di bawah pohon sawo kecik yang merindangi halaman rayon al-Ghazali. Sayangnya, rindangnya pohon itu tidak menambah keasrian halaman rayon al-Ghazali karena banyaknya batu yang ada di bawahnya.

Akan tetapi, persoalan tersebut terselesaikan juga berkat kepedulian santri Latee. Dengan dikomando pengurus, Jum’at pagi (25/6), mereka berbondong-bondong memindahkan batu itu ke sebelah timur PPA Latee I (putri). Dari informasi yang diperoleh, batu bata tersebut merupakan bahan bangunan milik KH Abdul Basith AS, pengasuh PPA Latee I, untuk pembangunan kediaman beliau yang pondasinya sudah selesai di belakang kediaman Drs. KH Abdul Wadud, salah satu dewan pengasuh PPA Latee.

“Awalnya, kami berencana akan memanfaatkan santri yang melanggar (peraturan pesantren) agar memindahkan batu tersebut. Tapi setelah dipertimbangkan bersama teman-teman pengurus Keamanan, kami sepakat untuk mengajak semua santri Latee,” kata Izzul Muttaqin, salah satu pengurus Keamanan Latee.

Bila dicermati, tampak keceriaan di wajah para santri. Meskipun bolak-balik memindahkan batu, tak terlihat sedikit pun rasa lelah dalam diri mereka. Sambil mengangkat dan membawa batu, tak jarang mereka masih sempat berguyon dengan menyenggolkan badannya saat berpapasan.

“Saya sangat senang. Biasanya pagi-pagi saya masih terlelap tidur, kini sudah bugar. Ini adalah olahraga yang berpahala,” kata Moh. Farhan sambil ketawa.

“Andaikata ini dilakukan tiap pagi, siapa takut?!” tantang Zainur Ridha, santri kelas 2 MTs 1 Annuqayah yang juga semangat memindahkan batu.

Hebatnya, ust. Athwi Busthami tidak hanya menyuruh santri untuk bekerja. Ketua Pengurus itu tidak kalah saing dengan santri. Bersama salah satu pengurus Rayon, dia ikut memindahkan batu memakai sarung yang sudah tidak layak pakai. Bahkan, meskipun santri sudah selesai memindahkan batu dan beristirahat, dia masih menyempatkan diri memungut sampah-sampah di sekitar pohon sawo kecik.

“Saya kagum dengan pemimpin kami yang baru. Beliau tidak hanya memimpin dengan lisan, melainkan dengan tindakan,” tutur Ahmad Faruqi, mantan pengurus Diniyah yang kini dipercaya sebagai Sekretaris II masa bakti 2010/2011.

Hanya dengan hitungan jam, batu-batu bata yang mulai ditumbuhi lumut itu sudah tak terlihat lagi di depan halaman rayon al-Ghazali.

Tidak ada komentar: