Minggu, Desember 04, 2011

Menulis Bukan Hal yang Sepele


Ali Hisyam, LPM Instika

 “Dengan  menulis berarti kita belajar, sebab orang akan bisa menulis kalau bahan telah ada dan tentu bahan tersebut diperoleh dengan belajar, yaitu membaca,” demikian disampaikan oleh K. Ach. Maimun  Syamsuddin, M.Ag., saat berbagi pengalaman seputar proses menulis bersama peserta Karantina Menulis di Aula As-syarqawi, lantai dua bagian timur, Sabtu (03/12) Malam.

Lebih lanjut, beliau menuturkan bahwa menulis bukan merupakan hal yang sepele, tapi butuh banyak data yang harus dipelajari sebelumnya. “Untuk memenuhi kebutuahan ini, ya, harus banyak baca; baca  buku, koran atau bahan bacaan lainnya. Gus Dur pun ketika sakit, menjelang operasi, masih menyempatkan diri untuk membaca,” ujar penulis yang menjadi salah-satu founding father  majalah Fajar itu.

Pada sesi Temu Tokoh 4 tersebut, beliau juga menceritakan kesemangatannya dalam menulis dan membaca. Menurutnya, semenjak belajar menulis beliau banyak membaca buku. Maka tak heran, ketika Fajar diterbitkan untuk pertama kalinya, tahun 1996, beliau mampu menulis tentang “Hubungan Antar Beragama” dengan baik. Suatu hal yang sangat jarang ditemukan pada masa itu.

Pada sesi tanya jawab, ketika ditanya tentang motivasi yang membuatnya selalu gigih untuk belajar, beliau menjawab bahwa beliau terinspirasi oleh pesan Ibu beliau. ”Awalnya saya terinspirasi oleh kata-kata Ibu dulu, bhe’en benni ana’an kyaeh, benni ana’an reng kaya, daddi mon terro eyabeseh oreng, ajhar pabajeng ma’ penter ban alem (kamu bukan anak seorang kiai dan juga bukan anak orang kaya. Jadi kalau mau dilihat oleh orang lain, maka belajar yang rajin agar menjadi orang pintar dan alim, red ).  Saya pun beruntung punya Bapak miskin, sehingga saya harus belajar dan belajar hingga menjadi orang yang diperhitungkan orang,” tutur dosen sekaligus Dekan Fakultas Ushuluddin Instika tersebut.

Di akhir pertemuan, beliau menganjurkan kepada seluruh peserta Karantina Menulis untuk membentuk komunitas diskusi. Sebab, menurut beliau, melalui komunitas tersebut seseorang bisa mendapatkan ilmu dari banyak ilmu. “Sebab dengan komunitas itulah, beberapa ilmu dari banyak ilmu yang tak bisa kalian dapatkan dalam waktu singkat menjadi bisa, meski hanya sedikit,” pungkasnya.
                  
Berita ini dikutip dari Fajar News.
   

Tidak ada komentar: