Senin, Desember 05, 2011

LPM Instika Cetak Penulis Andal


Hairul Anam Al-Yumna, PPA Latee

Terhitung dari akhir bulan November sampai 6 Desember tahun ini, Pengurus Lembaga Pers Mahasiswa Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (LPM Instika) melaksanakan Karantina Menulis. Setelah melalui seleksi ketat, terjaringlah 13 mahasiswa di dalamnya. Selama seminggu, mereka akan selalu berkutat dengan kepenulisan.

Sebagaimana namanya, Karantina Menulis ini menitiktekankan pada kepenulisan. Para peserta di dalamnya diinapkan di Aula Syarqawi. Mereka tidak boleh melakukan kegiatan selain yang telah diformat dalam Karantina Menulis. Sebab, oleh LPM Instika, mereka akan dicetak menjadi penulis andal sebagaimana yang telah dibuktikan oleh para senior mereka sebelum-sebelumnya.

Mengacu pada jadwal yang dibuat panitia, kegiatan tersebut terbilang padat. Siang dan malam selalu diwarnai oleh teknik-teknik kepenulisan. Ditambah lagi belajar melakukan observasi tiap pagi, menghafal kosa kata Indonesia, mempresentasikan hasil tulisan, dan membuat serta menganalisis permasalahan.

“Semua itu dimaksudkan untuk menyemai generasi penulis,” ungkap ketua LPM Instika 2011-2012, Paisun yang dituangkan dalam bentuk Artikel dalam buletin Fajar News edisi 1 Desember 2011.

Menariknya, kegiatan yang membutuhkan tenaga ekstra tersebut juga dibalut dengan keseriusan dalam menjalankan perintah agama. Sebut saja misalnya shalat Tahajjud dan Dhuha. Bahkan, pelaksanaan shalat sunnah yang berpahala tinggi tersebut masuk ke dalam jadwal Karantina Menulis.

Tidak hanya itu, para penulis dan peneliti profesional diberi waktu khusus untuk membakar semangat para peserta Karantina Menulis. Pada kesempatan itu, hadir M Mushthafa (penulis sekaligus peraih beasiswa Erasmus Mundus Uni Eropa), Fathol Haliq (peneliti yang tak pernah absen diundang dalam Annual Conference on Islamic Studies), Ach. Maimun Syamsuddin (penulis sekaligus penerjemah banyak buku), dan masih banyak lagi yang lainnya.

Mengenai seleksi peserta, sebagaimana dituturkan oleh ketua panitia, Ubaidullah Muayyad menyatakan bahwa seminggu sebelum kegiatan pengurus LPM Instika memberi peluang kepada seluruh mahasiswa Instika yang bermina untuk mengikuti tes seleksi peserta. Tes tersebut berupa penyetoran tulisan setiap hari selama seminggu. Para mahasiswa yang bertahan dalam menjalankan proses itu selanjutnya dijaring ke dalam Karantina Menulis.

Dalam perkembangannya, 13 peserta yang telah terjaring itu ternyata mampu bertahan menjalankan sistem yang diberlakukan dalam Karantina Menulis. Hal itu tidak terlepas dari motif yang melatarbelakangi mereka ikut Karantina Menulis.

“Saya ikut Karantina Menulis karena ingin menjadi penulis. Dan kesan yang saya rasakan selama mengikuti rangkaian kegiatan di dalamnya, sungguh luar biasa!” kata salah satu peserta jurusan Pendidikan Agama Islam, M Syaiful Bahri.

Mahasiswa semester satu yang juga sedang menjabat sebagai ketua perpustakaan PP Annuqayah Latee itu terlihat cukup bersemangat menjalankan segala aturan main yang ditetapkan penitia dalam Karantina Menulis.

Tidak ada komentar: