Minggu, Mei 09, 2010

Diniyah Latee Perketat Standar Kelulusan

Hairul Anam al-Yumna, PPA Latee

Guluk-Guluk—Sabtu malam (8/5), Faisol Khair, pengurus Madal (Madrasah Diniyah Annuqayah Latee), menginformasikan di mushalla Latee bahwa pengurus Madal bakal memperketat kelulusan murid kelas akhir. Dia mengimbau kepada para santri agar lebih serius lagi dalam belajar, khususnya dalam baca kitab.

Pengumuman tersebut menimbulkan kasak-kusuk di antara santri. Keluar dari mushalla, mereka masih mempertanyakan kira-kira langkah apa yang akan diambil pengurus Madal dalam memperketat kelulusan murid kelas akhir.

Pertanyaan tersebut akhirnya terjawab ketika tim Pusat Data Annuqayah menghubungi Ustadz Athwi Busthami, S.Pd.I di kamar Darul Lughah Nomor 2. Beliau memaparkan bahwa informasi tersebut berlandaskan pada musyawarah pengurus Madal beberapa hari sebelumnya untuk lebih serius dalam menangani Madal.

“Dari musyawarah tersebut dirumuskanlah ketentuan bahwa untuk tahun ajaran ini dan selanjutnya, khusus ujian kelas akhir akan kian diperketat,” katanya sambil lalu memperbaiki posisi duduknya. Kalau dulu standar kelulusannya hanya mengacu pada nilai Ujian Akhir Semester (UAS), untuk tahun ini dan selanjutnya ditambah dengan ujian khusus, yakni ujian baca kitab.

Lebih jauh Athwi menyatakan bahwa kemampuan santri Latee dalam membaca dan memahami kitab kuning kini menurun drastis. Menurutnya, yang melatarbelakangi ialah banyaknya materi pelajaran yang dikonsumsi oleh santri, dalam hal ini di pendidikan formal.

“Masuknya teknologi (internet) ke pesantren Annuqayah juga menjadi faktor mendasar. Akibatnya, santri terbiasa dengan hal-hal yang berbau instan. Ketika ada bahtsul masail, misalnya. Tidak menutup kemungkinan mereka malah memanfaatkan maktabasysyamilah untuk menelusuri referensi dari pada langsung membuka kitab. Hal tersebut juga berakibat negatif terhadap ghirah mereka dalam musyawarah kitabiyah,” papar santri asal Lampereng, Pamekasan itu dengan berapi-api.

Athwi menambahkan bahwa dengan adanya upaya memperketat pelulusan, santri nantinya akan sadar betapa pentingnya menekuni kitabiyah. Tetap menurut Athwi, murid yang lulus UAS tapi tidak lulus dalam ujian kitabiyahnya, maka dia harus berbetah diri untuk tetap belajar di kelas enam hingga tahun depan.

“Jangankan hanya nilai 9 yang diraih, angka 10 pun tidak bakal berarti bila kemampuan baca kitabnya sangat minim,” tandasnya.

Dalam pelaksanaan ujian khusus nanti, pengurus Madal sudah mencanangkan penguji yang sekaligus nantinya menentukan lulus-tidaknya murid. “Untuk sementara masih ada dua orang yang kami rencanakan, yaitu Ustadz Abdur Rasyid, S.H.I dan ustadz Ainol Fadlal, S.H.I.,” ungkap Athwi lebih lanjut.

Jumlah murid kelas akhir tahun ini meningkat pesat dari tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya hanya berjumlah 11 orang yang secara keseluruhan duduk di kelas akhir SLTA. Adapun sekarang mencapai 41 orang yang terpetakan ke dalam dua kelas “A” dan “B”. Untuk kelas A terdiri dari 19 orang: 10 orang siswa kelas akhir SLTA dan sisanya adalah mahasiswa STIK Annuqayah. Sedangkan kelas B didiami 22 orang yang kesemuanya duduk di kelas akhir SLTA.

Dari jumlah yang cukup banyak tersebut, Athwi berharap ada peningkatan kualitas dari sebelumnya. “Saya yakin, kebijakan memperketat kelulusan ini mesti berdampak positif terhadap para santri Latee yang kini duduk di kelas akhir. Insya Allah,” ucapnya sambil tersenyum.

Tidak ada komentar: