Nur Hasanah, PPA Lubangsa Putri
Kamis 14 Oktober yang lalu, pengurus PPA Lubangsa Putri menggelar Pembukaan Aktivitas Santri (PAS) dan Pembukaan Aktivitas ORDA (PAO). Acara yang berlangsung sekitar pukul 21.00-24.00 WIB itu ditempatkan di area Samsara Garden, lebih tepatnya di sebelah selatan blok E.
Zahrotuttamamah, dalam sambutannya sebagai ketua panitia, mengatakan bahwa dengan diselenggarakannya PAS dan PAO, tata tertib pesantren dan kegiatan Organisasi Daerah (ORDA) secara simbilos diaktifkan kembali.
Acara tersebut terkesan amburadul. Banyak hal yang tidak sesuai dengan rencana awal, seperti molornya waktu sampai satu jam dan terlalu padatnya hiburan. Hal tersebut mengakibatkan pembacaan Surat Keputusan (SK) pengurus Organisasi Daerah (ORDA) harus dipersingkat, karena waktu sudah terlalu malam. Padalah pelantikan pengurus ORDA merupakan inti dari acara.
Kendala ini berawal dari ketidaksiapan panitia. Inayatul Qudsiyah, koordinator seksi acara, mengungkapkan bahwa koordinasi antarpanitia sangat kurang. Contohnya, ada beberapa hiburan yang akan ditampilkan di luar sepengetahuan panitia yang lain.
Sesuai dengan hasil rapat, dalam sesi penampilan hanya dua samman, satu puisi dan penampilan Sanggar Al-Zalzalah. Hiburan tambahan yang diketahui oleh koordinator seksi acara hanya pembacaan Syi’ir Madura.
Penambahan satu samman dan lagu “Reng Madhure” di luar pengetahuan koordinator seksi sebelumnya. Padahal, pada chek in terakhir, penampilan dari Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) English Club dan Syu’bah Al-Arabiyah dihapus karena dikhawatirkan waktu tidak cukup. Ternyata masih ada tambahan lagi. “Dan saya sebagai koordinator seksi tidak tahu sebelumnya,” ungkapnya di teras koperasi sebelum acara selesai.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
he he.. Gak pa-pa.. yang penting tidak mengganggu tetangga..
Posting Komentar